IX

4.2K 213 34
                                    

WARNING!!!
Konten cerita di bawah ini mengandung
rape scene yang panjang dan eksplisit!!

RATE 18++ 🔞🔞🔞
Bagi yang belum cukup umur dan tidak nyaman dengan jenis adegan tersebut harap skip!!!
⛔⛔⛔
Bagi yang nekat maka resiko tanggung sendiri.


*Masih Flashback Venesia, Tahun 2015*
"Maukah kamu menjadi kekasihku, Ge?" Gracia sangat terkejut tubuhnya membeku saat mendengar permintaan Shani tanpa sadar menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman. Refleks menundukkan wajah untuk menghindari Shani yang terus menatapnya penuh harap.

"U-ugh ma-maaf Ci, aku tidak bi-sa." Cicit Gracia dengan suara setengah berbisik, dia sangat terkejut mendengar ungkapan cinta dari perempuan di depannya. Bukannya tidak sadar jika Shani mempunyai perasaan khusus padanya, dia hanya tidak menyangka Shani akan secepat itu mengungkapkannya. Bukankah mereka baru saja mengenal selama beberapa hari. Diawali dengan pertemuan yang tidak sengaja, kemudian memutuskan untuk melakukan perjalanan bersama mengelilingi sudut kota Venesia karena sama-sama berasal dari Indonesia.

"Terima kasih karena Ci Shani sudah mempunyai perasaan istimewa untukku tapi saat ini aku hanya ingin kita berteman saja." Benarkah Gracia hanya ingin mereka berteman? Benarkah dalam lubuk hatinya yang terdalam sama sekali tidak ada perasaan istimewa yang tumbuh mengingat kebersamaan mereka yang begitu intens? Dengan sadar beberapa kali tidak menampik terpesona dengan sikap lembut Shani.

Hatinya mencelos ketika mengangkat kembali wajahnya untuk menatap Shani. Bulu kuduknya meremang saat melihat mata Shani yang berkilat. Sorot mata yang biasanya menatap dengan penuh kelembutan kini tampak kelam dan sangat dingin.

Mendapat penolakan atas pernyataan cintanya membuat Shani merasa marah. Untuk pertama kali dalam hidup menyatakan perasaan karena jatuh cinta pada perempuan di depannya tapi pertama kalinya pula menerima penolakan. Cinta pertamanya terancam hancur berantakan bahkan sebelum dimulai. Ketika semua orang disekitarnya berusaha mengambil hatinya bahkan mengemis untuk bisa bersama atau sekedar berada didekatnya, tapi Gracia malah menepis kesempatan yang diberikan padanya.

Gracia memang tidak tahu background kehidupannya yang sebenarnya sebagai pewaris tunggal Natio, tapi setelah semua sikap dan perhatian yang diberikannya seolah kebersamaan mereka beberapa waktu terakhir tidak meninggalkan kesan berarti.

"Tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang bisa menolakku!!" Shani menggeram menahan emosi tidak bisa menerima baru saja untuk pertama kali dalam hidup ditolak. Tidak diinginkan.
"Termasuk kamu, Ge!" Shani kembali melangkahkan tubuhnya ke depan berusaha mengurung perempuan bergigi gingsul di hadapannya, Gracia mengkerut merasa terintimidasi dengan sikap Shani yang begitu arogan dan dominan.

Ibarat omega yang secara alami takluk bila berhadapan dengan alpha.

Gracia melangkahkan tubuhnya mundur. Tanpa sadar mendekat ke arah ranjang. Berusaha membuat jarak walaupun dirasa mustahil.

Gracia takut dengan Shani.

"Aku selalu mendapatkan apapun yang kuinginkan, terlebih sesuatu yang sangat kusukai!!" Dengan kasar direnggutnya syal warna ungu yang melingkari leher Gracia, menariknya. Membuat Gracia tersentak maju menabrak pelan bagian depan tubuh Shani.
Seolah belum cukup, kedua matanya terbelalak saat dia merasakan kecupan pada bibirnya. Makin terbelalak saat gerakan pada bibirnya makin kasar meraup. Shani berani menciumnya di bibir. Setelah selama ini interaksi paling intim mereka berdua hanya sebatas kecupan singkat di pipi. Shani telah mengambil ciuman pertamanya.

Forbidden ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang