XX

2.6K 191 66
                                    

Sore ini dengan mengendarai mobil Lamborghini Urus warna ungu terlihat Shani duduk dibalik kemudi dengan Gracia yang berada di kursi penumpang sebelahnya. Menjalankan mobil mewah berjenis SUV buatan Italia itu membelah jalanan Jakarta yang tampak padat. Beberapa kali laju mobil terpaksa terhenti ketika berada di titik antrian kemacetan yang biasa dijumpai di kawasan Bandara Halim Perdanakusuma pada jam sibuk seperti ini.

Di tempat parkir apartment tadi Shani sempat mengernyit sesaat setelah melihat mobil yang akan mereka gunakan. Mendesah pelan menyadari warna ungu yang mewarnai keseluruhan body mobil tersebut.
Terlampau mencolok seandainya melaju bersama kendaraan lain di jalan raya. Ungu memang adalah warna favorit Gracia. Tidak hanya mobil bahkan desain interior apartment-pun terlihat hampir semua sisi tidak ada yang luput dari pemakaian warna itu entah sebagai warna dominan atau hanya ornamen pelengkap.

Tidak ada pilihan karena Porsche miliknya hanya ada dua seat padahal mereka akan menjemput Veranda dan Naomi di bandara. Semua koleksi Shani memang berjenis coupe jadi jangan lupa ingatkan dia untuk membeli satu lagi mobil jenis SUV hingga bisa dipakainya untuk saat-saat seperti ini.

Kemarin ketika sedang makan malam di apartment bersama Gracia, istrinya menelepon dan mengabarkan jika hari ini akan tiba di Indonesia setelah selama beberapa hari melakukan agenda perjalanan bisnis ke London bersama Naomi. Tanpa ragu Shani menawarkan diri untuk menjemput dan sekarang langsung merasa menyesal ketika menyadari reaksi yang mungkin Veranda berikan seandainya melihatnya datang berdua bersama dengan Gracia.

Pembicaraan terakhir yang mereka lakukan sebelumnya tidak bisa dikatakan baik. Dengan sangat jelas Veranda menentangnya untuk kembali bersama Gracia.

Hubungannya bersama dengan perempuan penyuka warna ungu itu juga masih sangat baru lalu bagaimana jika Veranda yang murka sehingga memutuskan berbicara kemudian berhasil meyakinkan Gracia untuk kembali meninggalkannya?

Shani benci dengan kemungkinan itu.

Baru saja berpikir telah mendapatkan cinta Gracia setelah selama bertahun-tahun menganggapnya sebagai kemustahilan. Kemudian kebahagiaan yang baru direngkuhnya terancam berantakan dengan ikut campurnya Veranda yang bisa saja menempuh segala cara untuk menjauhkan Gracia dari sisi Shani.

Tidak akan dia biarkan Veranda menghalangi atau merampas bahkan menghancurkan asanya untuk bisa bersama dengan Gracia.

"Apa yang Ci Shani pikirkan?" Shani seketika mengerjapkan mata tersadar dari pikiran yang berkecamuk saat merasakan usapan pada tangannya yang tanpa sadar menggenggam erat pada kemudi.

Lagi-lagi over thinking-nya kembali mengambil alih. Menjadi pewaris Natio sekaligus pemimpin dalam perusahaan selalu membuatnya terbiasa untuk mempunyai visi jauh ke depan. Memikirkan dan mengkhawatirkan banyak hal termasuk berbagai kemungkinan terburuk yang sebenarnya belum tentu akan terjadi.

Shani lelah dan muak dengan sifat over thinking-nya namun tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasinya.

Kenapa untuk bisa bahagia bersama kekasih hati tercinta sesulit ini?

Shani hanya mendengus kasar merasa pasrah sambil menggeleng pelan saat menengok dan melihat sorot mata Gracia yang menatapnya cemas. Segera memutus kontak untuk mengembalikan fokusnya ketika dilihat antrian mobil yang berada di depannya kembali bergerak merayap.

Mustahil akan jujur dan mengatakan alasan gelisahnya adalah membayangkan reaksi Veranda seandainya mengetahui jika selama beberapa hari ini mereka berdua menghabiskan waktu bersama.

Seolah belum cukup Shani bahkan juga sudah berbicara mengenai permintaan agar Gracia bersedia membantunya. Tidak ada paksaan karena ini bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan. Shani memang sangat egois serta arogan tapi setelah semua yang terjadi dia tidak cukup gila untuk kembali memaksakan kehendaknya pada si bungsu keluarga Tanumihardja.

Forbidden ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang