Pagi ini selesai mempersiapkan diri sambil menenteng blazer-nya yang berwarna hitam, Shani berjalan menuju ruang makan. Di atas meja sudah terhidang breakfast set menu hasil olahan dari chef pribadi yang dipekerjakan Veranda.
Setelah menyampirkan blazer-nya di kursi sebelah bersama tas kerja, sang Natio muda langsung duduk. Seorang perempuan setengah baya berpenampilan rapi yang merupakan senior maid rumah ini menyapa dengan menganggukkan kepala penuh hormat ke arahnya. Mempersilakan dan dengan sigap langsung menyajikan makanan ke piring saat Shani memberi kode melalui tatapan mata. Pagi ini dia akan sarapan sendirian tanpa Veranda.Istrinya tidak pulang semalam. Sejak Veranda keluar tepat setelah mereka kembali dari acara bulan madu siang hari hingga Shani memejamkan mata untuk tidur Veranda sama sekali tidak meneleponnya memberi kabar. Malam berganti pagi saat Shani terbangun untuk bersiap hingga selesai mandi dan hendak memakai baju kerjanya, iPhone-nya baru berbunyi.
Panggilan dari Veranda. Mengabarkan jika siang nanti memintanya untuk datang ke kantor. Adik Veranda yang sebelumnya absen ke acara pernikahan baru datang dari Belanda dini hari tadi.
Shani memutar matanya pelan ketika ingatan negatifnya kembali melintas. Si bungsu anak haram Tanumihardja.
Veranda berencana memperkenalkan mereka sekaligus pergi keluar untuk makan siang bersama.Selesai dengan sarapan singkatnya Shani segera memakai blazer yang berwarna senada dengan rok yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Pagi ini ada meeting di kantor. Setelah memastikan penampilannya rapi dengan membawa tas kerja berjalan ke arah basement tempat garasi berada. Shani melihat Porsche 918 Spyder kuning miliknya terparkir di samping mobil Ferrari 458 Spyder Veranda yang berwarna merah.
Sebelum berangkat ke Bali untuk acara pernikahan dan bulan madu, Shani memang meminta asistennya untuk mengantarkan barang pribadinya termasuk beberapa mobil miliknya ke rumah Veranda.
Daripada menggunakan mobil Veranda yang sebenarnya juga tidak kalah mewah, Shani lebih memilih memakai mobil koleksinya sendiri. Selain karena alasan terbiasa, dalam hal selera dia dan istrinya mempunyai perbedaan. Veranda lebih menyukai mobil pabrikan Italia berlogo kuda sebagai koleksi dan tunggangan favoritnya.
Sedangkan Shani lebih menyukai merk Porsche, hampir semua mobil koleksinya dari pabrikan asal Jerman tersebut.Porsche 918 Spyder warna kuning ini salah satu mobil favorit yang sering dipacunya di jalan raya. Warna kuningnya terlihat menonjol dan sangat mencolok saat melaju di jalanan Jakarta.
Tanpa membuang waktu Shani segera mengendarai mobil kuning seharga sebelas setengah miliar lebih menuju kantornya. Pernikahan dan bulan madu membuat beberapa pekerjaan kantornya tertunda, tadi malam sudah menelepon sekretarisnya untuk mengatur jadwal meeting dengan jajaran direksi. Shani ingin menerima laporan kondisi terbaru perusahaannya.
Hampir tengah hari ketika Shani berjalan keluar meninggalkan ruang meeting. Cukup puas mendapat laporan jika perusahaannya dalam kondisi baik. Kuartal tengah tahun ditutup dengan kenaikan laba yang sangat tinggi. Bahkan harga indeks saham perusahaannya juga meningkat sangat signifikan.
Menikah dengan Veranda memang membawa kabar yang baik untuk perkembangan perusahaannya. Shani yakin tidak cuma Natio Group, Tanumihardja Corp mungkin juga mendapat keuntungan yang serupa.Baru saja hendak duduk Shani mendengar suara ketukan pada pintu ruang kerjanya. Setelah memberi ijin masuk, dia melihat Gaby sekretaris pribadinya datang menghampiri.
Mengingatkan janjinya untuk makan siang bersama Veranda dan menyerahkan satu buket mawar merah yang tadi dia pesan agar dibelikan.
Baiklah. Setidaknya di lingkungan kantor dia harus menjalankan tugas dengan baik untuk pernikahannya. Mata Shani sedikit berkedut ketika melirik dan melihat Gaby sekretarisnya tersenyum tipis sambil menyerahkan bunga mawar yang dipesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Obsession
أدب الهواةFalling for someone You know You shouldn't. Trying to fight the feelings but just couldn't. Falling deeper in each passing day, hiding it in every possible way. -Shani Indira Natio-