XIV

3.3K 212 29
                                    

WARNING!!!
Konten cerita di bawah ini mengandung
adegan dewasa yang eksplisit!!

RATE 18++ 🔞🔞🔞
Bagi yang belum cukup umur harap skip!!!
⛔⛔⛔
Bagi yang nekat maka resiko tanggung sendiri.




Hari ini Shani memutuskan pulang lebih awal dari kantornya. Tidak seperti biasanya saat hari masih sore dengan mengendarai Porsche Boxter warna merah sudah tiba di garasinya. Mood-nya memburuk dengan emosi tidak terkendali frustasi menahan rindu karena Gracia masih tetap menghindarinya.

Hendak menaiki tangga Shani melihat Gracia sedang berenang. Berpikir cuma sendirian karena yakin Shani masih ada di kantor maka dengan berani Gracia berenang sambil mengenakan bikini. Sama sekali tidak menyangka jika hari ini Shani pulang lebih cepat dan sudah berada di rumah saat hari masih sore.
Badan Shani langsung kaku dengan nafas tercekat ketika disuguhi pemandangan yang membuat tubuhnya menjadi panas. Mata elangnya melihat dengan jelas tubuh basah Gracia dengan kulit yang sangat putih dan halus berbalut bikini two piece berwarna ungunya. Bahkan terpaan sinar matahari sore menyorot dan membuat tubuh Gracia yang basah menjadi berkilau.

Sial. Dalam hati Shani mengumpat. Niat pulang sore karena ingin menyalurkan tenaganya dengan melakukan beberapa exercise di dalam private gym tapi justru mendapatkan pemandangan yang membuat tubuhnya menjadi semakin panas seperti terbakar.

Sempat merasa bimbang antara ingin menghampiri Gracia atau tetap pada rencana awal bersiap untuk pergi ke private gym yang disediakan Veranda di lantai tiga rumah mereka.
Sang konglomerat Natio menggelengkan kepalanya berulang kali berusaha mengusir pikiran jahat yang terus menghasutnya agar menghampiri Gracia. Sebelum logikanya dikalahkan oleh nafsu Shani berjalan cepat setengah berlari menaiki tangga menuju ruangan pribadinya yang ada di lantai dua.

Tatapan Gracia tanpa sengaja terarah kepada Shani saat perempuan itu dengan tergesa berlari menaiki tangga. Merasa kaget dan heran karena tidak biasanya saat hari masih sore tapi istri kakaknya sudah berada di rumah. Makin aneh lagi Shani berlari cepat dengan terburu-buru seperti itu sehingga hanya memerlukan beberapa detik saja untuk membuat tubuhnya menghilang dari pandangan.
Gracia hanya menaikkan bahunya bingung dengan tingkah aneh Shani.

Sekitar setengah jam kemudian Gracia menyudahi kegiatan berenangnya. Memutuskan keluar kolam dan mengambil handuk putih yang tersampir pada kursi santai yang terletak di samping kolam.  Menggunakannya untuk menutupi tubuhnya yang basah dan mulai menggigil.
Gracia berjalan cepat setengah berlari ke arah kamarnya ingin segera membersihkan diri.

Saat tiba di lantai dua Gracia mengedarkan pandangan mencari keberadaan Shani yang tidak terlihat. Mulai berpikir antara salah melihat atau memang seperti biasa Shani sedang berada di dalam ruangan pribadinya. Tidak terlihat perbedaan sebenarnya karena saat ada maupun ketika pergi, pintu ruangan pribadi Shani selalu tertutup rapat.

Tidak ingin membuat tubuhnya makin menggigil Gracia kembali meneruskan langkah cepatnya memasuki kamar ingin segera mandi dengan shower air hangat.
Gerakan tangannya tiba-tiba ragu ketika meraih handle pintu seperti déjà vu. Mulai berprasangka dan khawatir akan keberadaan Shani yang mungkin saja diam-diam sudah memasuki dan menunggunya di dalam kamar bersiap menyergapnya saat lengah.

Saat pintu baru terbuka sebagian Gracia menjulurkan kepalanya ke dalam kamar terlebih dahulu sebelum membawa seluruh tubuhnya masuk. Dengan memicingkan mata untuk membiasakan melihat dalam kegelapan memeriksa seksama kondisi kamarnya. Gracia menghela nafas lega ketika tidak mendapati siapapun mungkin dia terlalu berlebihan karena menganggap Shani akan kembali berbuat tidak senonoh jika lengah sedikit saja.

Forbidden ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang