| Hiks

4.1K 526 135
                                        


"Oh hai Yeon, mau bicara sama siapa?" Tanya Chenle, dia masih belom tau kalo gue pacarnya Jisung.

"Jisung, bolehkan? Pinjem bentar"

"Iya silahkan, asalkan ntar balik gak ada bekas cakaran"

Gak janji.


"Tenang aja. Ayo" gue ngelirik Jisung bentar, setelah itu jalan duluan ntah kemana, yang penting jauh dulu dari Chenle sama yang lain.




"Sayang"

"Jiyeon"


"Dengerin dulu!"

"Hei, kenapa?!" Tanyanya dengan suara agak meninggi, dia juga nahan tangan gue biar gak lanjut jalan.

"Di mobil gue ya? Gue mau bicara" ucap gue terus lanjut jalan. Jisung gak bicara apapun lagi, dia jalan ngebuntutin gue dari belakang.

Tahan, jangan nangis sekarang.

...



Sekitar 5 menit kita sama sama diem, ga ada yang berani buka suara.


"Kenapa gak ditembak aja?" Tanya gue ke Jisung tanpa berniat buat ngeliat dia.

"Bicara apa sih? Nembak siapa?"

"Lami, bukannya kalian udah saling suka?"

Gue bicara kayak gini sambil nahan air mata, sesakit itu coy.

Gaada jawaban dari dia. Bener kan?

"Gakpapa kok, aku paham. Selama ini yang selalu ada di samping kamu kan Lami bukan aku"

"Dia cantik, baik, ceria, anggun dan yang terpenting udah bisa bikin seorang park Jisung nyaman. Ya kan?"

"Ini salah aku yang terlalu fokus belajar sampe bikin kamu ngerasa dibuang. Maaf ya? Aku salah"

Air mata gue udah lepas landas membasahi pipi.

"Enggak, aku yang salah. Seharusnya aku gak terlalu deket sama Lami" kata Jisung, dia meluk gue erat banget.

"Jadi yang Chenle bilang tadi itu bener?" Tanya gue dan dia ngangguk.

"Maaf" ucapnya dengan sedikit isakan.

Gue mainin rambutnya untuk yang terakhir kalinya, mungkin bakal kangen sama rambut tebel ini hahaha.

Bukan ini yang gue mau, tapi kayaknya emang jalannya.






"Kita putus ya?"

Jisung ngelepasin pelukannya, dia gelengin kepala sambil terus nangis. Hati gue makin sakit ngeliatnya.

"Kamu gak seharusnya maksain perasaan kamu buat aku. Kamu sama Lami, kalian saling suka"

"Aku gak mau jadi penghalang diantara kalian berdua"

"Makasih buat semuanya, satu yang perlu kamu tau kalo aku sayang sama kamu"


"Jiyeon, aku juga sayang sama kamu"

Gue senyum saat dia bilang gitu.

"Tapi disisi lain kamu juga sayang sama Lami"

Dia diem, yah dia cuma bisa diem.

"Satu lagi, besok jam 9.30 bandara internasional Soekarno-Hatta"

Dia bingung, tapi sebelum nanya lebih lanjut dia udah gue suruh keluar dari mobil.




Udah, cerita cinta gue sudah berakhir detik ini.

Gue pulang dengan perasaan campur aduk. Sedih, Kecewa, marah semuanya jadi satu.

Tapi gue gak boleh kayak gini, sia sia dong perjuangan gue selama ini untuk ngeraih impian gue?





Lo gak boleh gini Hwang Jiyeon!


.







.









.



Jum'at, 09.15 WIB

Goblok, kenapa gue berharap Jisung dateng?

15 menit lagi pesawat gue lepas landas dan gak ada tanda tanda seseorang dateng.

Lagian sekarang bukan weekend jadi gak mungkin banget Jisung ataupun anak anak CrazyRich dateng kesini buat ngucapin salam perpisahan ke gue.

Heran, kenapa hidup gue drama banget? Miris.


"Ayok sayang" ajak mama.

"Iyah ma" gue jalan di belakang mama. 



Jadi ini akhir kisah gue di Jakarta? :)
Semoga aja nggak, gue harap gue bisa balik lagi kesini setelah gue sukses nanti.









Selamat tinggal Indonesia. Semoga kita bertemu lagi secepatnya!

_________________________________________

End atau lanjut?

Chapter ini pendek gak kayak biasanya, maap yak.

Jangan lupa vote dan komen gaess 🤸

Jangan lupa vote dan komen gaess 🤸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jisung, jawab jujur ya. Lebih suka aku atau Anna?"
"Udah jelas jawabannya"

"Iya siapa?"

"Ya pasti Anna lah"

"Pacaran aja tuh sana sama Anna!"

"HUAAA AMPUN,
BECANDA SAYANG!!!"

ANEH • Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang