Prolog

3.4K 228 15
                                    

Daun-daun berjatuhan di sana-sini, beberapa helai daun Momiji terbang mengikuti arus angin. Sejenak kupejam mata, menikmati segala rasa hampa yang turut menemani, sunyi menghampiri.

Aku terdiam cukup larut dalam nostalgia lama yang membuatku hidup dalam penantian panjang. Menanti dirinya yang menciptakan janji di antara kami, membuat beribu rasa rindu kian menembus hati. Cinta ini semakin tumbuh setiap hari. Namun, rasa ini tak kunjung menyadarkanku dari gelimang patah hati, yang seringkali muncul kala malam menghantui.

Sasuke, pria yang sedari kecil telah meruntuhkan hatiku untuk selalu meneriaki namanya, membuatku hidup dalam cinta yang mengubah seluruh alur hidupku. Kini dia pergi lagi untuk melakukan perjalanan penebusan dosa.

Sikap dan sifat dinginnya tak pernah menggoyahkan hatiku untuk terus mengejarnya. Tak peduli setajam apa perkataannya. Aku akan tetap menunggunya.

Sasuke pernah pergi. Pergi meninggalkan kami untuk mencari kekuatan dan membalas dendam pada Kakaknya, Uchiha Itachi.

Dulu, dia pernah menjadi seseorang yang tak punya perasaan. Tak kenal hati. Yah, itu menurutku saat itu. Tapi, saat ini, sejak dia berjanji akan kembali dan akan mengajakku suatu saat nanti. Aku percaya satu hal, kalau ia masih memikirkanku.

"Sakura-chan!"

Ah, itu suara Naruto. Ia telah menarikku ke dunia nyata. Setelah beberapa saat aku memikirkan dia lagi setelah dua tahun berlalu.

Aku menoleh ke belakang, senyum lima jari milik Naruto kudapatkan saat mata hijauku memandang ke arahnya. Senyumannya selalu membawa keceriaan kepada semua orang! Aku jadi ikut tersenyum. Aku bersyukur Naruto sekarang telah menjadi kekasih Hinata, dia tidak mengejarku lagi yang bahkan tidak akan pernah berpaling dari Sasuke.

"Ayo kita ke kantor Hokage-ttebayo," kata Naruto, senyumnya tak luntur dari wajahnya.

Aku mengangguk. Yah, hari ini kami ada misi. Sebenarnya, aku sempat mendengar kalau misi ini bertujuan untuk menyambut kedatangan Sasuke. Ya, Sasuke akan pulang! Tapi, aku tidak tahu kapan dirinya pulang, lebih tepatnya, kami masih menunggu kabar darinya lagi.

"Aku sudah tidak sabar, Sasuke akan pulang, Sakura-chan!" oceh Naruto. Ia melipat tangan di belakang kepala dan terus berjalan berdampingan denganku.

"Ya. Aku juga." kataku, memandang langit dan tersenyum.

"Aku tahu, kau sangat merindukan Sasuke, kan?" Oh, Naruto mencoba menggodaku! "Kau sudah menunggu lama untuk ini, aku harap, Sasuke pulang besok,"

Tidak mungkin! Tidak mungkin Sasuke pulang besok.

"Kau percaya diri sekali," kataku.

"Eh, memangnya kenapa? Kau mau Teme pulang cepat, kan? Ah, jangan mengelak, Sakura-chan."

Kami mulai memasuki jalan berhiaskan beberapa semak-semak yang ditata rapi, menuju kantor Hokage.

Yah. Aku tidak bisa mengelak apa yang dikatakan Naruto. Karena pada kenyataannya, aku memang menunggu dan berharap Sasuke pulang.

Aku rasa, sudah cukup penantianku selama ini. Bolehkah aku berharap lebih jauh lagi?

~o0O0o~

Bersambung...

Tanggal Publikasi pertama kali:
6 Juli 2017


Tanggal Publikasi revisi:
5 Agustus 2020 {23.48 WIB}

I Am Waiting For You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang