10. Reuni

1K 138 30
                                    

"Aku memang bodoh!"

"Bodoh!"

"Sangat bodoh!"

Sasuke berseru selama hampir lima jam sejak siang hingga menjelang malam.

Yang ia ucapkan sedari tadi hanyalah hal yang menjerumus kepada kebodohannya. Entah itu soal perasaan, ucapan, atau pemikirannya tentang Haruno Sakura.

"Aku bodoh!" katanya lagi.

"Ya. Kau memang bodoh."

Tunggu. Siapa itu? Sasuke menoleh cepat. Tepat di balkon apartemennya, Kakashi duduk bersandar di pagar. Tatapannya sibuk mengamati. Bukan. Membaca sederetan huruf-huruf yang tertera dalam buku mengerikan dan tidak jelas—menurut Sasuke—dalam genggamannya.

"Kakashi!"

"Oi oi, aku pikir setelah diriku menjadi Hokage, kau akan lebih sopan padaku." sarkas Kakashi, menutup buku icha-ichanya.

Sasuke mendengus malas. "Apa yang kaulakukan di sini?"

"Ya... Hanya berjalan-jalan. Aku butuh refreshing dari pekerjaanku. Kebetulan, di kantor ada Shizune dan Shikamaru. Pekerjaanku sedikit terbantu oleh mereka."

Sasuke hanya diam. Ia malas, tentu saja.

"Omong-omong, soal gerutuanmu tadi, kau memang bodoh, kan?" Oh, Kakashi sepertinya tengah memancing Sasuke. "Ya, kau benar. Antara dirimu, Naruto dan Sakura... Sakuralah yang paling pintar. Lalu dilanjutkan oleh Naruto lalu kau."

Sasuke mengangkat sebelah alis. Ia mengakui hal itu, Sakura memang gadis pintar sejak akademi. Prestasinya selalu nomor satu setelah Shikamaru dulu. Tapi, Naruto? Hei, pria kyuubi itu bahkan lebih bodoh! Tidak! Sasuke juga bodoh, ya... Kakashi benar. Untuk kali ini, Sasuke menyetujui ungkapan Kakashi.

"Hei, hei... Apa yang kaupikirkan?" tanya Kakashi kala dirasa Sasuke hanya diam dengan raut kurang menyenangkan.

"Oh soal Sakura, ya?" Tebak Kakashi. "aku pikir, dia terlalu banyak makan hati karena ulahmu."

Sasuke menoleh cepat, mendesis dan sedikit meringis. "Cih." decihnya.

Kakashi terkekeh pelan. "Aku tahu apa yang kau rencanakan."

"Dan aku ke sini bukan tanpa alasan." lanjut Kakashi.

"Apa maumu?" Ucapan Sasuke terdengar tajam, cukup membuat orang lain barangkali akan merasa ingin menjauh dari sang Uchiha terakhir itu. Namun, Kakashi hanya memandangnya dengan raut biasa saja.

"Malam ini, kita akan berkumpul. Aku sudah mengajak Naruto dan Sakura, kita akan berpesta di sini."

"Di sini?"

"Ya."

Sasuke merasa malas. Bukannya tidak mau, hanya saja, ia agak kurang enak pada Sakura. Perkataan gadis itu tadi siang cukup membuat dirinya selama berjam-jam ini merasa tak berguna. Dan yang lebih buruk, Naruto pasti akan berbicara yang tidak-tidak.

"Kenapa di sini?"

"Sakura yang memberi usulan. Tapi, jika kau tidak mengizinkan, dia bilang kita bisa di rumah Naruto."

Sakura yang bilang, ya. Pikir Sasuke. Jika sudah seperti ini, ia pasti menyetujui perkataan gadisnya. Dan, pada kenyataannya, Kakashi berbohong. Sakura tak pernah berkata kalau apartemen Sasuke cukup bagus untuk tempat reuni. Sasuke percaya saja.

"Baiklah."

"Dasar bodoh." batin Kakashi.

"Ya, baiklah kalau begitu. Nanti malam, kami akan datang. Sampai jumpa." Kakashi menghilang diikuti kepulan asap yang memenuhi sekitaran balkon apartemen Sasuke seiring kepergian Hokage tersebut.

I Am Waiting For You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang