Sebutir salju jatuh untuk pertama kali di tahun ini. Ya, musim dingin telah tiba. Hawa dingin menusuk lebih dalam hingga ke tulang ketika angin berembus bersamaan dengan turunnya salju lebih banyak.
Hinata menarik mantelnya agar lebih melekat ke tubuh sambil memeluk diri sendiri. Ia menatap eksistensi Sakura yang tengah terdiam di tengah jalan. Berdiri di depan sebuah bangku yang konon penuh kenangan itu.
"Sakura-chan?" Hinata berjalan menghampiri, "apa yang kaulakukan di sini?" tanyanya.
Sakura menoleh, tidak terkejut sama sekali seolah ia sudah tahu keberadaan Hinata sejak tadi.
"Ah, Hinata... Aku baru saja dari rumah sakit," jawab Sakura, tersenyum kemudian kembali menatap langit yang dipenuhi rintik-rintik putih.
"Kau sendiri?" Sakura duduk di bangku tersebut. Hinata ikut dan menempatkan diri di samping Sakura.
"Aku pikir, aku mau pulang dan menemukanmu di sini,"
"Sebenarnya aku juga baru saja akan pulang, tapi sebutir salju jatuh dan aku malah jadi melamun di sini." kata Sakura terkekeh.
Hinata tersenyum untuk menanggapi Sakura. Helaan napas keduanya menciptakan uap dingin yang keluar dari lubang hidung mereka. Saling terdiam cukup lama, Hinata mencari topik untuk mencairkan suasana.
Sakura menunduk ke bawah, memperhatikan sepatu boot-nya. Pikirannya berkeliaran ke mana-mana. Ia bahkan hampir lupa bahwa di sisinya ada sesosok gadis cantik yang turut menemaninya di malam musim dingin pertama itu.
"Sakura-chan,"
"Hm? Kenapa Hinata?" Sakura menoleh dengan cepat.
"Kau pasti sedang memikirkan Sasuke-kun ya...," Hinata memandang langit sambil tersenyum, khayalnya terlampau jauh akan seorang pria bersurai kuning. Hinata tentu tahu apa yang dirasakan sahabat di sampingnya ini. "Aku tahu, kau masih menunggunya."
Sakura hanya diam.
"Naruto-kun pernah bilang padaku, kalau Sasuke-kun pasti akan kembali dan menepati semua janjinya," kata Hinata, "aku tahu, Sakura-chan sangat berharap lebih padanya dan aku percaya kau akan bahagia!"
Sakura menatap Hinata, terpaku. Binar pada mata bak batu zamrud itu seakan muncul kembali setelah beberapa waktu lalu sempat hilang dalam rasa keraguan yang dalam. Entah kenapa, Sakura mendapatkan seluruh energi dan juga kepercayaan dirinya kembali kala perkataan Hinata mengejutkan pemikiran bimbangnya.
"Hinata... Kenapa kau, seyakin itu?" tanya Sakura.
"Karena Sakura-chan pernah berkata hal yang sama padaku waktu itu. Kau pernah bilang bahwa aku akan bahagia, walau aku dan Naruto-kun belum menikah, tapi kebahagiaan dalam hatiku sudah tercipta sejak Naruto-kun membalas perasaanku."
Sakura membelalakkan kedua matanya. Ia tak menyangka, perkataan itu berbalik padanya dan kini dirinya benar-benar percaya perkataan Hinata. Mungkin hal itu memang benar, jantungnya berdebar kencang sekarang. Bahkan Sakura tak merasakan hawa dingin lagi, hatinya menghangat seketika, seolah menjalar ke seluruh tubuh.
Tanpa aba-aba, Sakura terkejut ketika pundaknya dipegang erat oleh gadis beriris amethys itu. Kenangan satu tahun yang lalu saat dirinya melakukan hal yang sama pada Hinata membuat Sakura terkejut. Tatapan Hinata mengarah tepat pada iris hijaunya. Serius.
"Sakura-chan, dengarkan aku... Aku mungkin tidak terlalu mengenal Sasuke-kun, tapi aku yakin kalau dia akan kembali padamu. Menepati perkataannya waktu itu!" ucap Hinata.
Sakura mengangguk sembari tersenyum manis. Rasanya ia ingin menangis. Hinata segera memeluk dirinya dan mengusap bahunya dengan pelan. Sakura merasakan perlakuan Hinata seperti Ino, namun perkataan Hinata jauh lebih membuatnya hangat. Ini mungkin balasan baik untuknya yang pernah membantu Hinata kendati dirinya sendiri masih belum bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Waiting For You ✔
Fanfiction~Completed~ (Versi Perombakan seluruh alur cerita) ............................... Menunggu barangkali merupakan hal yang biasa, hanya akan memiliki kesan mendalam jika ditujukan untuk orang yang berharga. Namun, Haruno Sakura melakukannya tanpa bat...