7. Kencan?

1.2K 151 15
                                    

Pagi yang cukup dingin. Namun, hawa dingin tidak membuat seorang gadis cantik baru dewasa yang tengah menatap cermin dengan senyum semringah itu membalut tubuhnya dengan mantel tebal.

Sakura memang rencananya ingin keluar pagi ini, ia hanya memakai sweater hijau muda tak terlalu tebal. Baginya, perasaan hangat yang menjalar dari hati ke seluruh tubuhnya cukup membuat dirinya tak merasa dingin.

Jika ditanya, kenapa ia sangat senang, maka jawabannya tentu saja karena ajakan Sasuke kemarin. Pria itu menawarinya kencan, kan? Bukan hal yang mengejutkan barangkali untuk pasangan lain, hei mereka belum jadi pasangan. Lantas, apakah wajar jika Sakura sangat bersemangat? Ya, tentu saja!

Mengabaikan rasa lelah yang mendera saat bangun pagi akibat pekerjaan-pekerjaannya sejak kemarin-kemarin, Sakura bersikap seolah dirinya sangat bugar hari ini.

"Kemarin, Sasuke-kun bilang mau sarapan dulu. Lalu kami akan berjalan-jalan lagi," gumam Sakura.

"Ini agak aneh, dia mengajak makan dari pagi hingga malam. Tapi, seharian kami akan bersama. Kenapa tidak bilang padaku kalau ingin mengajakku seharian saja?"

Masih dalam monolog, Sakura berjalan menuju apartemen Sasuke. Jalanan bersalju tampak lengang, membuat gadis itu dengan percaya diri bisa sesekali bicara sendiri tanpa harus menahan malu.

Dari kejauhan sebelum sampai di apartemen baru Sasuke, ia bisa melihat ada Naruto yang tengah berbincang dengan seseorang. Bukan, bukan cuma Naruto, ada Shikamaru dan ... Sasuke. Hei, Sasuke? Apa Naruto dan Shikamaru tengah membicarakan sesuatu yang penting pada pria itu? Sakura masih mengintip dari kejauhan.

Sekitar beberapa sekon kemudian, pria bersurai kuning jabrik itu menarik lengan Sasuke. Dengan agak terpaksa, kentara dari pergerakannya. Shikamaru hanya menatap malas sambil menggaruk belakang kepala, ia menguap sebentar sebelum ikut menarik Sasuke.

"Apa yang mereka lakukan?" Sakura berusaha untuk melihat mereka hingga ketiganya menjauh dan menghilang saat Naruto dan Shikamaru mengajak paksa Sasuke untuk melompat ke atap.

"Sasuke-kun dibawa ke mana? Sepertinya ada sesuatu."

Sakura segera menyusul mereka lalu bersembunyi kembali ketika tiga pria tadi masuk ke gedung Hokage. Semak-semak depan gerbang gedung menjadi tempat persembunyiannya sebelum dirinya berpikir untuk melompat ke atas—balkon gedung—untuk mengintip tentang apa yang terjadi.

"Sakura, apa yang kaulakukan?"

Sakura mendadak beku. Ia menoleh ke belakang dengan wajah kikuk. Chouji menatapnya bingung sampai kunyahan keripiknya ia hentikan sejenak.

"Ehehe, Chouji. Selamat pagi," kata Sakura, mencoba mengalihkan pertanyaan. "kau sendiri, apa yang kaulakukan di sini?" tanyanya balik.

"Pagi, Sakura. Kemarin malam, Shikamaru bilang, aku dipanggil Hokage keenam pagi ini. Lalu, kau sedang apa berjongkok sendirian di balik semak-semak?"

Sial! Pikir Sakura. Ia merasa sangat bodoh sekarang.

"A-aku tadi mau ke klinik, hanya saja tiba-tiba kakiku merasa sakit. Makanya aku berjongkok untuk menyembuhkan kakiku ini." katanya, berbohong.

"Oh, begitu ya. Apa sakitnya parah?"

Sakura menggeleng cepat. "Tidak, kok. Aku bisa mengatasi ini."

"Baiklah, aku akan masuk. Sampai jumpa, Sakura." Chouji melambai kemudian masuk ke dalam gedung.

Sakura menghela napas panjang. Untung saja yang tadi itu Chouji, bukan penjaga atau yang lainnya. Bisa gawat jika ada yang melihatnya seperti ini. Dari awal ia sudah menyembunyikan chakra-nya agar tidak ketahuan, tapi malah ditemukan tengah berjongkok dengan tidak etis seperti tadi. Sakura kembali mengembuskan napas lalu pergi.

I Am Waiting For You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang