Melenguh tertahan, Sakura mengerjapkan kedua mata. Pening melanda kepalanya cepat. Membuat pandangannya yang baru terbuka itu semakin kabur, alih-alih lebih baik.
"Shh..."
Ia menyentuh kepalanya erat. Tak ayal, rasa pusing menghantam terlalu dalam. Mulutnya bahkan masih merasakan rasa-rasa manis memabukkan dari alkohol di indra pengecapnya.
Sejemang perasaan aneh berdesir dalam hati kala dirinya setengah sadar, tengah berada di mana. Iris hijaunya berputar mengelilingi ruangan, masih remang-remang dalam pandangan. Ia terpaku ketika dirasa sebuah tangan menetap di pinggangnya, nyaris melingkar di area sekitar perut. Ia menoleh cepat dan mendapati Sasuke tertidur dengan posisi duduk—kurang nyaman jika dibayangkan—di samping sofa, lalu bersandar pada badan bawah sofa.
"Dia tidak boleh tidur seperti ini!" batin Sakura.
Tangannya menyentuh pergelangan lelaki itu, membiarkan sang Uchiha merasa terganggu lalu bangun. Namun, saat ia tahu kalau Sasuke juga mabuk, bahkan lebih mabuk darinya sebelum ia tertidur. Entah bagaimana pria itu bisa mabuk berat, yang ia ingat hanyalah pusing dan suara pelan Sasuke yang khawatir sebelum semuanya menggelap.
Sasuke dengan spontan tanpa perlawanan, salah memindahkan tangan dan tak sengaja menyentuh payudara kanan Sakura.
"Oh, sial!" gumamnya, tipis.
"Sasuke-kun tengah mabuk berat. Apa yang harus kulakukan? Shannaro!"
Perlahan, ia mengangkat tangan kanan Sasuke dari salah satu bagian sensitif tubuhnya. Berharap Sasuke tak tahu hal ini, ia merutuk dan sedikit kesal karena ninja sehebat Sasuke sama sekali tidak bangun meski dalam keadaan mabuk seperti ini. Padahal, pergerakan dan suara yang diberikan cukup untuk membuat anak seusia akademi bangun untuk bersikap waspada.
"Ini keterlaluan!" rintih Sakura.
Tangan Sasuke malah melingkari seluruh pinggangnya. Kepala disandarkan pada pinggang kiri Sakura dan menghadap ke wajahnya. Sekarang, Sakura tak bisa melakukan hal apa pun lagi, ya, tentunya selain langsung membangunkan dengan cara agak terpaksa.
Tunggu.
Ada sesuatu yang tak bisa dilewatkan. Satu hal langka yang perlu diabadikan dalam ingatan. Wajah itu, wajahnya yang tampan kendati tampak suram kerena mabuk. Namun, aura pesonanya terlalu menarik diri Sakura untuk mendekat. Mengingat bagaimana pahatan sempurna Kami-sama pada bungsu Uchiha itu. Menjelajahi, menikmati, menghafal keseluruhannya. Sebelum pada akhirnya besok pagi pria di samping—bawah—nya ini akan pergi lagi.
"Sasuke-kun."
"Sasuke-kun."
"Sasuke-kun."
"Hn?"
"Eh?!"
Terkejut, Sakura panik setengah mati. Sungguh, Sasuke benar-benar mengagetkannya. Namun, saat dirinya akan bangun, pria itu kembali tertidur seraya memeluk pinggangnya.
"Ukh!"
Sakura mengempaskan tubuh kembali, terpejam sebentar lalu tatapannya mengarah pada langit-langit. Gelap. Ingin menyalakan lampu, memindahkah Sasuke ke kamarnya lalu pulang. Hal yang mudah dipikirkan namun cukup sulit dilaksanakan. Sakura menghela napas.
"Eng ...,"
"Sa-su," Sakura berhati-hati.
Bruk.
Ah, apa ini?! Sakura tidak bisa lagi bernapas dengan benar. Hei, apa-apaan Sasuke ini?! Ia bahkan menindih Sakura sekarang. Wajahnya tepat di depan Sakura. Napasnya terhilir lembut menghangatkan wajahnya. Sakura bisa merasakan napas berat pria itu, dan ... tubuhnya yang ditindih, agak berat. Sungguh, Sakura benar-benar tengah menahan berat tubuh Sasuke di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Waiting For You ✔
Fanfiction~Completed~ (Versi Perombakan seluruh alur cerita) ............................... Menunggu barangkali merupakan hal yang biasa, hanya akan memiliki kesan mendalam jika ditujukan untuk orang yang berharga. Namun, Haruno Sakura melakukannya tanpa bat...