Mereka semua duduk diruang tamu dan memulai obrolan setelah tio pergi ke kamarnya.
Kini Ghea masuk ke dalam kamar Tio,setelah ia memutuskan akan ikut pulang malam ini juga.
Hal yang pertama kali ia lihat adalah seorang anak kecil yang sedang menangis dengan wajah yang disembunyikan dikedua lututnya,Ghea berjalan menghampiri Tio.
"Ioo" panggilnya sambil menepuk pelan pundak Tio.
Tio pun mengangkat wajahnya dan menatap Ghea dengan mata yang sudah mengeluarkan air mata. "Ka Ghe mau tinggalin io"
Tio menundukan wajah dan kembali mengis.
Sesungguhnya Ghea juga tak tega meninggalkan Tio,tapi disatu sisi ia juga mau bersama keluarganya.
Ghea mengangkat wajah Tio sehingga mereka saling menatap.
"Io gak boleh sedih kan masih banyak teman-teman yang lain," Ghea mengusap rambut hitam milik tio. "Meski ka Ghe pergi dari sini, io tenang aja ka Ghe bakal sering kesini ko ketemu io sama teman-teman yang lain."
Setelah Ghea menyelesaikan ucapanya, Tio langsung memeluk Ghea.
"Jangan boong ya ka Ghe" bisiknya.
"Iya" jawab Ghe.
Ghea melepaskan pelukannya. "Io gak mau anterin ka Ghe kedepan nih?"
"Ya maulah" jawab Tio sambil cekikikan.
"Baru juga nangis udah ketawa aja" ucap Ghea heran.
"Ya gak papa dong" jawabnya sambil tersenyum.
Ghea dan Tio pun segera berjalan menuju ke ruang tamu.
"Udah siap Ghe?" Tanya ayah.
"Udah yah" jawab Ghea.
Sebelum Ghea pergi, ia memeluk bu tika dan tak lupa memberikan ucapan terima kasih karna telah merawatnya.
Setelah berpamitan Ghea pun segera menuju rumahnya, didalam mobil terisi dengan obrolan,canda dan tawa dari semuanya.
Karna asik sampai tak terasa mereka sudah sampai dirumah.
Mereka langsung masuk ke rumah, Geha dan bundanya pergi menuju kamar yang akan ditempati oleh Ghea, sedangkan ayah dan abangnya sedang duduk diruang keluarga sambil menonton tv.
Ghea dan bunda sedang merapihkan dan menata kamar Ghea agar nyaman saat tidur.
"Sayang besok kamu mau pergi jalan-jalan ga?" Tanya iren, bunda Ghea.
"Boleh bun,tapi ajak ayah sama abang juga ya" pinta Ghea.
"Siaaap, nanti bunda bujuk ayah sama abng kamu" kata bunda.
"Sekarang kamu tidur ya sayang" ucap bunda yang diangguki oleh Ghea.
"Bun" ucap Ghea.
"Kenapa sayang?" tanya bunda.
"Bunda tidur sama Ghea ya" ujarnya.
Iren yang mendengar ucapan Ghea tersenyum sungguh ia sangat bahagia saat kembali dipertemukan lagi, "yaudah sayang bunda tidur sama Ghea"
Iren pun mulai merebahkan tubuhnya disamping anak perempuannya sambil mengelus rambut hitam milik Ghea, dan tak lama setelah itu mereka pun mulai terleap.
••••
Seperti yang direncanakan Ghea dan bundanya semalam, kini mereka semua sedang berada disebuah mall.
"Bunda mau ke toko tas kamu mau ikut sayang?" tanya bunda pada Ghea.
"Nggk ah bun, aku pengen ke toko boneka boleh yaaa?" tanya Ghea yang dibalas anggukan oleh wanita paruh baya yang masih terlihat muda itu.
"Aku ikut Ghea ya bun" ucap Danis.
"Yaudah sana, hati-hati kalian" kata bunda.
"Oke bun" jawab keduanya.
Ghea dan Danis pun berjalan menuju toko boneka, dengan canda dan tawa sepanjang jalan.
Mereka bahkan terlihat bukan seperti seorang kakak dan adik, siapa pun yang belum tahu pasti akan mengira mereka adalah sepasang kekasih.
"Pilih dek mau yang mana, abang yang bayar" ucap danis.
"Yang bener nih bang?" tanya Ghea sambil tersenyum.
"Iya sayang" jawab Danis.
Ghea pun mulai mencari boneka yang ia inginkan dan danis hanya mengikuti kemana adiknya berjalan.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka dari jarak yang lumanyan dekat, melihat dan mendengar semuanya.
"Awas aja lo Ghe" batinnya.
Setelah menemukan boneka yang Ghea mau, Danis pun segera mebayarnya.
Mereka pun segera menuju ke tempat makan dimana orang tua mereka sudah ada disana.
Sampai di tempat makan ternyata ayah dan bundanya sudah duduk manis mnunggu kedatangan Ghea dan Danis.
"Gimna sayang udah belanjanya?" tanya bunda sambil mengelus rambut hitam Ghea.
"Udah bun" jawab Ghea sambil menunjukan boneka yang ada di pangkuannya.
"Kamu ga berubah ya sayang, masih aja suka sama boneka panda" ucap ayah Ghea sambil tertawa.
"Ihh papah mah" kata Ghea sambil tersenyum.
"Udah dong kapan makannya nih?abang udah laper" ucap Danis.
Sedangkan bunda Ghea hanya geleng-geleng kepala atas kelakuan suami dan anak-anaknya.
"Yaudah ayo pesen" ujar ayah Ghea.
Setelah memesan tak lama makanan pun datang, mereka makan dengan sesekali tertawa melihat kelakuan Danis yang selalu saja menjahili Ghea.
Siapa saja yang melihat akan tertawa, dengan tingkah Danis yang lucu dan jail.
Meskipun baru bertemu namun tak ada rasa canggung diantara mereka.
••••
Ghea keluar dari mobil ayahnya,banyak pasang mata yang melihat kedatangan Ghea.
'Njirr tu anak beasiswa kenapa bisa sama pak andi'
'Paling juga tu anak beasiswa ditolongin sama pak andi, makanya bisa bareng ke sekolah'
'Soo banget sih tu si Ghea'
'Jijik gw liatnya'
'Udah sih ga usah bahas si Ghea'
Ghea yang mendengarkan itu hanya bisa menunduk, mendengarkan cibiran dari semua murid yang harus ia terima.
"Ade jangan nunduk gitu" kata ayah Ghea.
"Iya yah" ucapnya sambil mengangkat kepalanya.
Saat Ghea dan ayahnya akan melangkah tiba-tiba ada teriakan yang membuat mereka berhenti melangkah.
"Ayaaah ko ditinggal si!!" pekik seseorang dari dalam mobil.
Ghea dan ayahnya hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah abangnya yang berubah tidak seperti dulu lagi yang cuek dan tertutup sekarang malah terlihat cerewt dan posesif.
"Tungu ... tunggu ... ini ayah mau ngapain?mau nganter aku sama adek?" tanya Danis.
"Ya iya dong, ayah mau anter anak-anak ayah sampai ke kelas masing-masing" jawabnya.
Danis hanya menganggukan kepalanya saja dan merekapun berjalan beriringan.
••••
Bnyk typo:)
Follw ig@Lindacoo_
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghea
Teen FictionMenangis adalah caraku untuk meluapkan semua rasa. -Ghea Anarafshen-