Bel istirahat berbunyi membuat semua murid segera berlari menuju kantin untuk mengisi perut.
Sama hal nya dengan Ghea dan shabanya yang sudah sampai dikantin.
"Mau pesen apa nih?" tanya Alfia.
"Kaya biasa aja lah" jawab Hana yang diangguki setuju oleh Ghea, Alfia segera pergi untuk memesan makanan.
"Ghe gue mau tanya sesuatu nih sama lo,boleh?" tanya Hana.
"Boleh .. boleh" jawab Ghea.
"Tadi pagi gue denger lo berangkat skolah bareng sama pak andi dan ka Danis,itu bneran Ghe?" tanya Hana.
Sebenarnya Hana juga tak mau menanykan hal itu, tapi karna sikap kepo yang sudah meronta-ronta, akhirnya ia memutuskan untuk menanykannya.
Brrraakkk
Belum sempat Ghea menjawab sudah ada saja masalah yang datang.
"Heh!!! Berani banget ya lo deketin pacar gue!!" bentaknya.
"Pacar" beonya.
Ghea berfikir, kapan ia berdekatan dengan pacar orang yang ada dihadapanya,bahkan Ghea tidak tahu siapa pacanya.
"Ga usah belaga ga tau deh lo!!!, gue tau lo deketin dia cuma buat morotin uang dia!!" ujarnya.
"Dia siapa?" tanya Ghea pada Indri.
"Halah jangan pura-pura ga tau lo, gue kemarin liat lo di mall sama dia" ujar Indri.
Ghea diam coba mengingat semua hal yang dikatakan Indri.
"Perasaan aku kemaren jalan ke mall sama ayah, bunda dan abng, terus kapan aku jalannya sama pacar dia?" Batin Ghea.
Plaaakkk...
"Sumpah gue jijik banget liat muka lo yang so polos" katanya setelah menampar pipi Ghea dengan keras.
"Aku ga pernah jalan sama pacar kamu, aku aja ga tahu pacar kamu siapa" ucap Ghea sambil memegangi pipi sebelah kiri yang tadi kena tamparan Indri.
"Heh lo jangan main tangan dong!!!" bentak Alfia dan Hana, merka tak bisa membantu Ghea karna dihadang oleh 2 teman Indri dan murid lain hanya diam tanpa mau membantu karna mereka takut jika harus berurusan dengan Indri, Dena dan teman-temanya.
"Dasar cewe matre lo" kata Indri.
Pllaaakk
Kali ini tamparan Indri mengenai pipi sebelah kanan Ghea.
Tadinya Ghea ingin melawan namun tanganya dicekal oleh Dena.
"Makanya jangan main-main sama kita" bsisik dena.
Ghea beralih menatap ke samping, disana berdiri Farel dan teman-temanya, namun mereka tak membantu Ghea dan hanya menyaksikan adegan ini dengan senyuman diwajah mereka.
"Kamu kenapa si Ghe?ka Farel gak mungkin mau bantuin kamu, dia hanya pura-pura sayang kamu Ghe" batin Ghea.
Plaakk...
Plaaakk..."Gue muak liat lo" kata Indri setelah menampar kembali pipi Ghea.
Indri menarik dagu Ghea sehingga mereka saling menatap.
Bruuukkk
"Aaaa" teriak semua murid yang ada dikantin, mereka tak menyangka Indri akan melakukan itu.
"Awwhh" rintih Ghea ketia merasakan perih dibagian pelipis dan lutunya.
Tiba-tiba Danis datang dan memelah kerumunan yang ada dihadapanya,betapa terkejutnya Danis ketika adik kesayangannya dibuliy.
"Ade ga papa?" tanya Danis pelan namun masih bisa didengar.
"Hah" ucap semua murid yang dibuat syok dengan ucapan Danis.
'Hah serus ini si anak beasiswa adiknya ka Danis?'
'Halah paling juga adik angkat'
'Njirr gue ga salah dengerkan ya'
'Woww'
'Ga nyangka gue'
Begitulah cibiran yang terdengar ditelinga Ghea dan Danis.
"Abng kepala ade pusing" kata Ghea pelan yang masih bisa didengar Danis, sedangkan Ggea sedari tadi memegangi kepalanya.
Danis pun segera menggendong Ghea menuju uks.
"Ade ga mau ke uks" ujar Ghea.
"Yaudah pulang kerumah aja ya" ucap Danis yang hanya dibalas anggukan oleh Ghea.
••••
Pukul 18:20 Ghea mulai bangun dari tidurnya,Ghea melirik ke arah sofa,ada abngnya yang tengah tidur pulas.
Ghea beranjak dari kasur menuju kamar mandi, setelah selesai ia memutuskan untuk ke bawah menemui bundanya, karna saat ia pulang dari sekolah bundanya tidak ada dirumah.
"Bundaa" sapanya saat melihat bundanya tengah memasak.
"Eh .. ade udah bangun, gimana masih pusing?" tanyanya.
"Nggk ko bun" jawabnya.
"Kamu panggilin abng gih, biar kita makan bareng" ujar bunda yang hanya diangguki oleh Ghea.
Ghea menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju ke kamarnya, sesampainya dikamar ternyata abangnya masih terbaring disofa kamarnya.
"Abang bangun, ayo makan" kata Ghea sambil menepuk pelan pipi Danis.
Danis mulai membuka matanya, "makan de, yaudah abng mandi dulu."
"Jangan lama-lama ya bang" ucap Ghea.
"Iya sayang" jawab Danis dan berlalu pergi dari kamar Ghea menuju kamarnya.
Ghea keluar dari kamarnya menuju ruang makan, dan ternyata disana sudah ada ayahnya.
"Ehh .. ayah" sapa Ghea dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
"Gimna ade udah ga pusing lagi? lutut ade udah ga prih lagi kan?" tanya ayah.
"Hehehe gak ko yah udah sembuh" jawab Ghea dengan cengengesan.
"Besok ayah akan kesekolah, ayah ga mau ade dibully lagi, ini yang terakhir kali" ujar andi ayah Ghea.
"Ayah nggak usah-----" ucapan Ghea terpotong oleh kedatangan Danis.
"Ngomongin apan si?" tanya Danis.
"Itu bang katanya ayah besok mau ke sekolah, padahal gak usah ya nggk bang?" tanya Ghea.
"Aku setuju yah" kata Danis sambil terkekeh.
"Ihhh ayah sama abng sama aja huwaa" ucap Ghea
"Hahahaha" ayah dan Danis hanya bisa tertawa melihat Ghea yang mengerucutkan bibinya hingga terlihat lucu.
"Nanti kalau Ghea dikatain karna ngadu sama ayah gimana?" tanya Ghea.
"Ya nggak papa dong, iya ga bang?" ucap ayah meminta pendapat pada Danis.
"Iya yah" jawab Danis, kemudian dua laki-laki itu kembali tertawa.
"Udah-udah ketawanya nanti aja, sekarang makan dulu" ujar bunda sambil meletakan makanan dimeja.
"Siaap bosqu" ucap ketiganya, bunda hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
Danis yang selalu menjaili Ghea yang tengah makan, membuat orang yang ada dimeja makan tertawa melihat keduanya.
••••
Bnyk typo:)
Follw ig@Lindacoo_
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghea
Teen FictionMenangis adalah caraku untuk meluapkan semua rasa. -Ghea Anarafshen-