🥀 | 07

2.7K 669 210
                                    

――――――――――
Faith is taking the first step even when you don't see the whole staircase.

[ Martin Luther King, Jr. ]
―――――――――


🥀

"Atsumu! Atsumu!"

(Name) memegang erat pada selimutnya dan matanya gencar mencari keberadaan Atsumu. Tak lama kemudian, malaikat penjaganya muncul.

"Ada apa (Name)?"

"Aku berdarah, Atsumu!" ucap (Name) setengah berteriak.

Kedua mata Atsumu membulat mendengarnya lalu dia segera mengecek badan (Name) dimana lukanya. Namun, (Name) memberitahu bahwa dia tidak terluka sama sekali.

"Lalu darimana darahnya?"

(Name) menurunkan selimutnya lalu menggeserkan badannya, memperlihatkan pada Atsumu bercak merah darah di atas ranjangnya dan Atsumu melihat juga darahnya menempel dengan celana (Name).

Atsumu baru sadar apa yang terjadi.

"Tidak apa-apa, (Name). Ini hal yang normal untuk seorang perempuan. Panggil saja ibumu," saran Atsumu.

"T-tapi aku takut! Ini pertama kalinya ada darah di sini!" saat tangan mereka berpegangan, Atsumu dapat merasakan getaran takut pada tangan (Name).

"Tenanglah, ingat aku selalu ada di sisimu."

Setelah Atsumu berhasil menenangkan (Name). Ibu (Name) mengganti sprei ranjang (Name) dan menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi pada putri tunggalnya. Atsumu yang melihat ekspresi (Name) dari takut menjadi bingung itu menghibur dirinya. Meski (Name) sudah berumur dua belas tahun, kepolosannya tidak berubah sama sekali. Jatuh ke tangan yang salah, hancurlah jiwa gadis polos itu.

Setelah berpamitan pada ibunya. (Name) berjalan menuju sekolahnya yang jaraknya cukup dekat. Seperti biasa, Atsumu mengikuti (Name) dengan berjalan di sampingnya.

"Sekarang kau tahu kenapa ada darah di sana?" tanya Atsumu dengan nada menggoda.

"Hm! Ibu bilang itu adalah menstruasi pertamaku. Lalu, aku akan mengalaminya lagi sebulan sekali," jawab (Name) sambil melirik sekilas pada Atsumu.

"Apa (Name) tidak merasakan sakit sekarang? Misalnya bagian perut?" Atsumu mengetahui kalau menstruasi akan timbul rasa sakit dibagian perut dan perpindahan sikap yang drastis.

(Name) berpikir sesaat lalu memegang perutnya dan menggeleng, "aku tidak merasakan sakit apapun. Oh! Ibu tadi mengajarkanku bagaimana cara memakai pem―"

Atsumu menaruh jarinya di depan bibir (Name) untuk menghentikan kalimat yang akan dikatakannya. "Tidak perlu beritahu aku semuanya! Dan, (Name) sudah kubilang jaga nada bicaramu! Bagaimana kalau nanti ada orang yang menatapmu aneh?"

(Name) menundukkan kepalanya mendengar perkataan Atsumu yang ada benarnya. Atsumu yang melihat wajah murung (Name) karena dirinya seperti membentak anak kecil, Atsumu mengusap punggung (Name) dengan sayapnya pelan.

"Ini untuk kebaikanmu, (Name). Jangan bersedih lagi, ya?"

(Name) mengangkat kepalanya dan mengangguk lalu wajah gadis itu kembali ceria apalagi setelah sahabatnya memanggilnya.

"(Name)!!"

"Kira!" mereka berdua sering berangkat sekolah bersama. Karena arah sekolahnya melewati rumah Kira jadi (Name) tidak perlu repot untuk menjemput Kira agar mereka bisa berangkat bersama.

𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 | M. ATSUMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang