🥀 | 00

11.3K 1.1K 52
                                    

――――――――――
We sometimes encounter people, even perfect strangers, who begin to interest us at first sight, somehow suddenly, all at once, before a word has been spoken.

[ Fyodor Doestoevsky ]
―――――――――――

🥀

Tangan dimasukkan ke dalam saku celananya, sambil berjalan santai di salah satu taman yang baru saja dibuka. Patung air mancur dan beberapa pohon segar serta tanaman dan bunga dengan variasi warna menambah kesan indah pada taman tersebut.

Manik coklat gelap itu memperhatikan setiap orang yang menikmati aktivitas mereka masing-masing. Tidak merasakan hawa aneh dan berbahaya yang dia keluarkan.

Memutuskan untuk berisitirahat, dia duduk di salah satu bangku kayu yang catnya masih terang dan menatap ke atas langit yang begitu biru dan bersih dari awan putih. Dia menghela nafasnya dan kembali mengamati orang-orang.

Dia mendapatkan lirikan dan bisikan dari wanita dan gadis-gadis yang melewati dirinya, namun dia tidak bergeming dan tidak tertarik sama sekali dengan mereka. Lagipula, urusannya bukan untuk menggoda mahluk seperti itu. Risih karena telinganya terasa panas dari bibir yang membicarakannya, dia berdiri dari tempatnya dan berjalan lagi dengan wajah kesal.

"Aku akan membuat mereka menderita," gerutunya sambil melirik ke arah tiga wanita yang tadi membicarakannya. Mengingat wajah mereka agar menjalankan rencananya.

Masih dengan rasa kesal, dia memilih untuk menghilangkan hawa keberadaannya dari manusia yang membuat tanduk tajam keluar dari sisi kepalanya dan manik matanya berubah menjadi merah marun. Pakaianya juga menjadi baju hitam dengan garis emas terang di sisi kancing depan bajunya yang dia buka dua kancing, sedikit menampakkan dadanya. Celananya juga sama hitam dan terdapat jubah merah di bajunya. Dari bibirnya sedikit memunculkan dua gigi taring.

Merasakan hawa ketakutan yang lumayan dekat, membuat dia memutar badannya dan melihat anak kecil sekitaran lima tahun yang menatap horror padanya. Maniknya membulat dan air matanya turun pelan, tangannya yang sedang memegang bunga itu membeku.

Dia menyeringai melihat ekspresi ketakutan anak itu. Salah satu favoritnya dan juga baunya.

"Eh? Kira kenapa menangis?"

"A-a-ada itu!! Kau t-t-tidak melihatnya?!"

Dia melihat ke samping dimana anak berambut (hair color) yang seperti seumuran anak itu, bertanya khawatir sambil memegang bahunya.

"Melihat apa?" tanyanya lalu melihat ke sekitar untuk menemukan hal yang membuat temannya menangis.

"Huwaaa! (Name) ayo ke mama!! Aku ingin mama!!" temannya merengek sambil menarik tangan yang bernama (Name).

Dia terkekeh melihat ketakutan anak itu yang semakin besar membuatnya semakin lapar. Target baru setelah ketiga wanita itu, dia akan ke anak kecil itu.

"E-eh baiklah. Ayo ke mama Kira-chan, ya?" (Name) memegang lembut tangan Kira yang langsung dipegang Kira dan memeluk lengannya sambil menyembunyikan wajahnya. Masih merasa takut dengan orang yang dia lihat.

Dia bingung kenapa anak yang bernama (Name) itu tidak melihatnya. Seharusnya dia bisa karena penglihatan anak kecil itu masih suci begitu pula dengan jiwanya, tapi kenapa dia tidak? Ada mata pelindung kah yang membatasi pandangannya?

𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 | M. ATSUMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang