🥀 | 08

2.6K 597 99
                                    

――――――――――
Love all, trust a few, do wrong to none.

[ William Shakespeare ]
――――――――――

🥀

(Name) tersenyum ramah pada Hinata yang menceritakan tentang tekadnya yang ingin menjadi pemain bola volli nasional nanti. (Name) juga terkejut mendengar ambisi Hinata itu, mengingat tinggi Hinata yang tiga sentimeter pendek darinya, mendapatkan posisi sebagai middle blocker saat SMP namun, pertandingannya tidak sampai hingga semi final.

"Oh, Hinata ada di kelas berapa?" tanya (Name) yang dimana mereka berdua sekarang sudah ada di lorong kelas satu.

"Aku ada 1-2," jawab Hinata dengan nada percaya diri.

Bahu (Name) turun sedih karena mereka tidak satu kelas. "Sayang sekali, aku ada di kelas 1-4, padahal aku ingin satu kelas dengan, Hinata!" ucap (Name).

Hinata yang mendengarnya, wajah hingga ke telinganya memerah malu. Dia tidak terbiasa dengan keberadaan perempuan seumuran dengannya apalagi dia berpikir juga kalau (Name) itu gadis cantik yang dia temui.

"K-Kita masih bisa bertemu saat jam istirahat nanti, (Last Name)!"

Atsumu yang melihatnya, mendecih kesal. Jangan lupa kalau dia tetap seorang iblis. Meski menyamar menjadi malaikat, sisi iblisnya tidak akan terselimuti semua. Dia tidak ingin (Name) dekat dengan lelaki lain. Apalagi di zaman sekarang, Atsumu ingin tetap menjaga kepolosannya.

"Hinata benar! Dan Hinata, panggil aku saja, (Name). Rasanya tidak enak dipanggil dengan nama keluargaku."

"Kalau begitu, (Name) panggil aku Shouyou juga! Jadi kita seimbang!" ucap Hinata senang. Gadis yang berjalan di sampingnya, membolehkan memanggilnya dengan nama pertamanya! Siapa yang tidak senang, coba?

"(Name), segera masuk ke kelas. Nanti terlambat," bisik Atsumu di samping telinga (Name).

"Oh, Shouyou, kalau begitu aku pergi duluan, ya! Nanti kita bertemu saat istirahat!"

"Oke! Sampai nanti, (Name)!"

"Aku tidak suka dengan pemuda bernama Hinata Shouyou itu," ucap Atsumu tiba-tiba yang membuat (Name) melirik sesaat ke arah Atsumu yang berjalan di sampingnya.

"Kenapa? Dia terlihat baik dan juga rambut jingganya! Warnanya sangat unik! Aku ingin mencoba menyentuhnya," kedua pipi (Name) memerah membayangkan bagaimana rambut Hinata dia pegang.

"Jangan cepat percaya pada orang yang baru kau temui, (Name). Dan, kalau mau kau boleh mengusap rambutku daripada milik si anak jeruk itu."

(Name) menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas. "Aku tahu Atsumu ingin melindungiku karena sudah tugas Atsumu. Tapi, percayalah, Shouyou itu orang yang dapat dipercaya."

Atsumu tidak membalas perkataan (Name) yang mengungkapkan kebenaran dari aksinya tadi. Iya, dia ingin melindungi (Name) dari siapapun itu, dan dia juga masih menyelidiki siapa yang membuat (Name) bermimpi buruk di tempat itu. Atsumu mengelus punggung (Name) yang terhalang oleh tas (favorite color) dengan sayap putih samarannya.

"Baiklah, aku percaya hanya kepadamu, (Name)."

🥀

Jam istirahat mereka kembali bertemu dan kali ini, (Name) menceritakan pengalaman pertandingan bola vollinya saat SMP dan bagaimana (Name) sangat bangga mendapatkan posisi menjadi libero. Hinata mendengarkan cerita (Name) dengan kedua mata coklatnya yang berkilau kagum.

𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 | M. ATSUMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang