🌹 | ETERNITY

1.5K 286 25
                                    

Selama seminggu. (Name) mengalami mimpi- bukan, memori yang dia tebak adalah kenangan saat kehidupannya dulu. Dia agak tidak percaya awalnya, dipikir secara logis pun susah. Dirinya yang dulu pernah bertemu dengan orang yang bernama 'Atsumu'. Lalu, 'Atsumu' yang ini juga tidak terlihat seperti manusia. Dia.. berbeda.

(Name) mengetahuinya setelah melihat 'Atsumu' yang memiliki dua wujud berbeda. Dia menebak, Atsumu ini adalah mahluk yang seharusnya tidak sedekat itu dengan manusia. Namun, '(Name)' yang naif dan polos saat itu, tidak menyadarinya. Hingga, perpisahan mereka meninggalkan rasa pahit.

Hari ini, (Name) ingin mencoba datang ke rumah Atsumu. Dia ingin membicarakan hal ini dan mungkin saja. Atsumu yang berada di masanya ini, mengetahui soal memori ini.

Cuacanya tidak terlalu mendukung (Name) untuk keluar, meski hanya rintik-rintik hujan. Tetapi, bukan berarti (Name) tidak akan mengunjunginya hari ini.

Mengeratkan pakain hangatnya, (Name) berlaro kecil untuk segera sampai ke tujuannya. Suara sepatunya yang menyentuh genangan air di atas trotoar menemani perjalanannya.

Sampai di depan gerbang rumah besar itu. (Name) mengikuti jalur setapak yang Atsumu bilang akan mengarah ke rumah yang dia tinggali. (Name) melirik ke sekitarnya, banyak rumput liar dan tinggi serta pohon-pohon hijau yang lebat membuat lingkungannya menjadi lembab.

Iris (eye color) (Name) melihat rumah sederhana dengan bunga-bunga yang menghias di halaman depan rumahnya. (Name) kaget melihatnya karena dia tidak mengira kalau Atsumu itu menyukai bunga.

Sepatu basah (Name) berhadapan dengan pintu rumah Atsumu. Jari tangan (Name) lalu mengetuk rumah Atsumu dan tak lama kemudian, dia mendengar sahutan dari dalam.

"Aku datang!" pintu kayu itu terbuka dan dua insan itu kini saling berhadapan.

"(Last Name)-chan! Ada apa perlu kemari? Sampai hujan-hujanan begitu," tanya Atsumu dengan tatapan khawatir.

Wajah (Name) memerah mendengar nada lembut Atsumu yang sangat mirip dengan yang ada di mimpinya. "Um, aku ingin membicarakan sesuatu dengan, Miya-san. Aku harap aku tidak menganggu, Miya-san."

Atsumu menggelengkan kepalanya pelan lalu menggeserkan badannya untuk memberi ruang kepada (Name) agar masuk ke rumah. "Masuklah, di luar dingin. Akan aku siapkan teh hangat dan handuk kering. Rambutmu basah, (Last Name)-chan."

"T-terima kasih, Miya-san," balas (Name) tersenyum lalu membuka sepatunya.

"Duduklah di sana, akan aku ambilkan teh dan handuknya."

Mengangguk mengerti, (Name) berjalan untuk duduk di kursi sembari matanya mengamati ruangan dalam rumah Atsumu. Tidak ada yang terlalu menarik, kecuali beberapa piagam dan piala yang dipajang di atas meja. Di sana tertulis tentang kejuaraannya mengenai bola volli. Benar-benar mengesankan.

Ketika (Name) melihat piagam itu, maniknya menangkap satu bingkai foto yang di simpan di sana. Berdiri tiga orang yang di tengahnya ada seorang wanita yang memegang bunga sambil tersenyum. Di kirinya ada pemuda tinggi berambut abu-abu yang memakai seragam sekolah, di kanan wanita itu ada Atsumu yang sama memakai seragam sekolah dan jika dilihat-lihat lagi mereka berdua hampir mirip.

"Itu saudara kembarku, Osamu."

(Name) terperanjat kaget mendengar suara Atsumu yang tiba-tiba. Dia datang dengah dua cangkir teh hangat dan handuk kering di lengannya.

"Maaf lama (Last Name)-chan. Tapi, sepertinya (Last Name)-chan sedang sibuk melihat-lihat."

"Iya.. aku kagum dengan prestasi Miya-san di bidang bola volli," puji (Name) sambil tersenyum kecil.

"Terima kasih! Kemampuanku masih jauh dari kata profesional tapi sebentar lagi aku akan menguasainya," ucap Atsumu tersenyum lalu memberikan handuk kering ke arah (Name).

"Jadi, apa yang ingin (Last Name)-chan bicarakan?"

Tangan (Name) berhenti menggosokkan handuknya lalu menaruhnya di atas pangkuannya. Dia mengatur nafasnya tenang, jika Atsumu yang ini tidak tahu soal mimpi yang dia alami. (Name) akan menanggung malu dan rasa penasarannya untuk menguak misteri juga akan semakin tinggi.

"Belakangan ini... aku mendapat mimpi aneh. Mimpi dimana aku melihat diriku sendiri dengan orang lain di tempat yang tidak kukenali," mulai (Name) tanpa berani menatap Atsumu. "Aku kira ini hanya mimpi biasa, namun setiap malamnya aku merasa mimpi ini seperti... memori saat kehidupanku dulu. Dan.." (Name) menghela nafasnya pelan dan suaranya melembut. "Diriku yang dulu bertemu dengan seseorang bernama 'Atsumu'. Dia selalu menjagaku seperti.."

(Name) mengangkat kepalanya untuk menatap Atsumu. "Malaikat penjagaku."

Pada saat itu juga, Atsumu tahu (Name) yang sangat dia sayangi itu memorinya sudah mulai kembali meski hanya lewat mimpi. Tapi, sekarang apa yang harus dia lakukan?

"Jadi.. apa yang ingin (Name)-chan lakukan hm?"

Nada itu. Nada bicara itu. (Name) mengetahuinya. Entah mengapa dadanya sakit kembali dan tanpa sadar (Name) mengeluarkan air mata.

"A-aku tidak tahu. Dari semua memori yang aku alami, jika aku benar-benar menyayangimu... kenapa? KENAPA AKU TIDAK MERASAKANNYA?!" teriak (Name) diakhir.

Melihat konflik perasaan (Name) ini membuat Atsumu ikut sakit. Dia tahu kalau seorang manusia yang bereinkarnasi hanya bisa memulihkan memori atau ingatan saja.

"(Name)-chan.." Atsumu mendekati (Name) lalu membawanya ke pelukan hangatnya. Sudah lama sekali dia tidak melakukan hal ini kepada manusia yang berhasil mengubahnya menjadi lembut.

"Jangan memaksakan dirimu untuk membalas perasaanku. Berbicara dan bertemu denganmu saja itu sudah cukup bagiku,"  bisik Atsumu lembut sambil mengusap punggung (Name) pelan.

"T-tapi.. aku tidak ingin kehilanganmu lagi. Aku tidak mau," jawab (Name) lalu jarinya menarik baju Atsumu seakan dia takut jika Atsumu akan menghilang jika dia lepas.

"Kalau begitu.. bagaimana aku menjanjikan sesuatu padamu?"

"Janji apa?"

Atsumu mengangkat dagu (Name) untuk bertatapan dengan dirinya. Tangan Atsumu membantu (Name) untuk menunjukkan jari kelingkingnya dan Atsumu juga mengangkat jari miliknya.

"Aku berjanji aku akan selalu berada di sampingmu. Aku selalu menepati janjiku yang ini 'kan?"

(Name) melihat ke arah jari mereka yang bertautan. Rasanya sangat senang. Dia ingat kalau dirinya dan Atsumu pernah melakukan janji seperti ini pada saat dirinya kecil dulu. Di kehidupan sebelumnya.

"Jangan Atsumu ingkari janji yang ini," ucap (Name) pelan sambil tersenyum kecil.

"Tidak akan pernah."

(Name) melepaskan pelukannya lalu mengusap air matanya yang kini sudah mengering. "Oh, Atsumu kenapa bisa hidup dan tinggal di sini?"

"Ah! Itu karena aku ingin mulai hidup di sini dan jika beruntung, aku bisa bertemu denganmu. Membaur dengan manusia. Ditambah lagi, Osamu ikut menemaniku jadi, aku tidak terlalu khawatir soal dirinya."

"Jadi.. Atsumu masih seorang iblis?"

Atsumu tersenyum lalu menunjukkan wujudnya. Dimana dia memiliki dua tanduk dan gigi runcing yang terlihat keluar dari bibirnya.

"Selalu. Tapi, aku bisa menjadi penjaga malaikatmu meski statusku sebagai iblis."

(Name) mengangguk lalu dia sekali lagi memeluk Atsumu dengan melingkarkan lengannya di leher Atsumu. Tentunya, Atsumu membalas pelukannya.

Entah apa yang akan mereka hadapi di masa depan nanti. Apa mereka akan selalu bersama? Tidak ada yang tahu bagaimana akhirnya. Namun, dari semua hal itu ada yang pasti. Atsumu tidak akan membiarkan (Name) sendirian lagi begitu pula (Name) tidak akan meninggalkan Atsumu.

Akhir bahagia? Mereka sudah mendapatkan hal itu dari awal.

The End































terima kasih sudah membaca! hika tunggu kalian di fanfic hika yang lainnya! <3

𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 | M. ATSUMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang