🥀 | 01

5.1K 920 114
                                    

――――――――――
If you don't deal with your demons, they will deal with you, and it's gonna hurt.

[ Nikki Sixx ]
――――――――――

🥀

Mendarat mulus di atap salah satu gedung yang sering dijadikan tempat pertemuannya bersama saudaranya. Dia sedikit mengacak surai kuningnya dan maniknya melihat saudaranya yang sedang duduk di sisi atap sambil memakan sesuatu.

"Oi 'Samu! Makan onigiri lagi, ya?"

Osamu― menoleh ke sumber suara dan melihat saudara kembarnya datang menghampiri, dia menganggukkan kepalanya lalu kembali memakan onigirinya.

"Mana bagianku?"

"Cari sendiri sana."

"Heh! Aku malas pergi ke Jepang untuk makan onigiri!"

"Aku juga, 'Tsumu."

Wajah Atsumu menunjukkan kesal kala saudara kembarnya begitu pelit membagi salah satu makanannya. Urusan makanan, Osamu pasti akan pelit.

Atsumu duduk di samping Osamu, wujudnya kali ini berubah kembali menjadi manusia biasa sama seperti Osamu, mereka tidak ingin membuang-buang banyak tenaga untuk menghilangkan keberadaan iblis mereka.

Hidung Osamu sedikit berdenyut, mencium sesuatu. Dia mengalihkan pandangannya pada Atsumu yang tengah melamun itu lalu memunculkan sebelah sayap iblisnya dan mendorong Atsumu yang membuat Atsumu hampir kehilangan keseimbangannya.

"Apa-apaan itu, 'Samu?!" teriak Atsumu kesal lalu kembali lagi duduk.

"Kau bau aneh. Habis makan jiwa siapa?" tanya Osamu sambil memasang wajah jijik.

"Tiga wanita yang banyak bicara soalku, jiwanya memang pahit tapi aku lumayan kenyang," jawab Atsumu dengan nada angkuh dan mengusap perutnya, sekilas maniknya berubah menjadi merah marun.

Osamu memutar bola matanya malas mendengarnya. "Nanti cepat lapar jika kau makan jiwa seperti itu lagi," ingat Osamu lalu menghabiskan onigiri terakhirnya dengan sekali suap.

"Aku tahu, dan aku sudah punya target selanjutnya. Dua anak kecil yang aku temui hari ini," cerita Atsumu sambil menjilat bibir bawahnya, mengingat harum jiwa dua anak kecil itu membuat dirinya merasa kembali lapar.

Osamu mengernyitkan dahinya, tidak biasanya Atsumu memangsa jiwa anak-anak kecil. "Lalu? Kenapa tidak kau makan sekarang saja?"

"Itu masalahnya, ada jimat pada mereka jadi aku butuh bantuanmu, 'Samu." Atsumu menepuk punggung Osamu sambil menunjukkan seringainya.

"Apa yang kau butuhkan?"

Atsumu menceritakan pada Osamu soal dinding pelindung yang ada di rumah (Name) dan juga Kira yang diberi jimat oleh ibu (Name) yang membuatnya sulit mendekati anak tersebut.

"Soal jimat itu, gunakan saja mantra pada buku yang pernah kuberikan dan soal dinding itu, kurasa kau harus banyak berusaha keras untuk menghancurkannya," jelas Osamu.

Atsumu menganggukkan kepalanya mengerti. "Oh, 'Samu. Kau tahu, satu anak kecil lagi tidak bisa melihatku padahal dari jiwanya dia masih suci dan bersih. Apa itu karena jimat?"

Osamu belum pernah tahu soal kasus seseorang yang memiliki jiwa bersih dan suci tidak bisa melihat mereka. Ada empat golongan yang bisa melihat mereka tanpa mempertipis keberadaannya. Yaitu, jiwa yang masih suci, seseorang yang sudah mendekati ajalnya; sekarat, melakukan kontrak dengan iblis dan yang terakhir adalah iblis yang ingin 'manusia' itu melihat mereka. Meski yang keempat itu jarang karena ada aturan baru.

"Aku ingin melihat anak kecil itu, 'Tsumu."

"Baiklah, tapi ingat, dia mangsaku!"

"Iya, iya, berisik."

Keduanya berubah kembali ke bentuk iblis mereka dan melakukan teleportasi yang langsung sampai di pekarangan rumah kediaman (Name). Osamu bisa melihat jelas dinding pelindung itu lalu mereka berdua mengeluarkan api hitam dari kedua tangannya dan mengarahkannya pada dinding tersebut.

Atsumu yang berjalan duluan dan dia kembali sampai di kamar (Name). Mereka melihat figur (Name) yang sudah tertidur lelap sambil memeluk boneka rubahnya. Keluar dengkuran halus dari bibirnya yang menjadi satu-satunya suara yang terdengar.

Osamu mendekati (Name) dan memeriksa (Name), mencoba mencari tahu bagaimana bisa jiwa sepertinya tidak bisa melihat mereka. Atsumu memperhatikan jelas wajah (Name) yang terlihat nyaman itu, dia baru sadar ternyata (Name) bisa dibilang anak yang lucu dan polos. Benar-benar mangsa yang sempurna.

"'Tsumu, sepertinya gelang itu yang menutup penglihatannya." Osamu menunjuk pada tangan kanan (Name) dimana gelang berwarna biru muda dengan lonceng kecil. Jika dilihat secara dekat, ada tulisan berwarna putih di gelang itu.

Atsumu mendekatkan tangannya untuk memegang gelang itu lalu tiba-tiba dia terpental hingga ke pojok ruangan bersamaan gelang itu yang mengeluarkan cahaya. Atsumu memegang sisi kepalanya, rasanya pusing dan badannya seketika panas.

"Sial, jimat macam apa itu?"

Osamu ingin tertawa melihat saudaranya terpental itu tapi dia tahan karena dia tahu nanti Atsumu malah marah dan dia sedang tidak ingin bertengkar dengannya. Osamu membantu Atsumu berdiri. "Kau bisa membuat jimatnya melemah kalau mau dihancurkan, tunggu hingga dua hari dan aku akan bawa solusinya."

Atsumu menoleh pada saudaranya, "tidak bisa lebih cepat lagi? Aku ingin segera memakan jiwa anak itu dan lagi aku juga ada urusan di dunia bawah," protes Atsumu.

"Tidak, aku juga sama ada urusan di dunia bawah. Kau kira hanya kau saja, hah?" balas Osamu tidak mau kalah. Sudah diberi bantuan tapi saudaranya malah menawar lagi.

Atsumu mendecakkan lidahnya kesal. "Baiklah. Ingat, 'Samu. Dua hari."

🥀

(Name) menggosokkan kedua matanya pelan sambil menguap kecil. Cahaya matahari mengintip dari gordennya yang masih tertutup. Dia turun dari ranjangnya dengan satu tangannya menyeret boneka rubahnya. Naik ke atas kursi lalu membuka tirainya hingga cahayanya masuk ke kamarnya yang agak gelap.

Mengulang lagi aksinya hingga sampai di jendela yang terakhir. (Name) turun dari kursinya lalu kembali berjalan masih dengan rasa kantuk.

Tidak memperhatikan jalannya, kaki (Name) menendang salah satu mainannya lalu dia berteriak dan menutup matanya untuk merasakan lantai. Alih-alih merasa sakit, dia malah jatuh ke sesuatu― bukan, pada seseorang.

Mengadahkan kepalanya, (Name) bertatapan dengan pria bermanik coklat manis dengan surai kuningnya yang sama dengan kancing dan ornamen bajunya yang berwarna kuning emas itu. Hampir keseluruhan pakaiannya berwarna putih dan (Name) membulatkan kedua matanya melihat dua sayap putih dan besar itu dari punggung pria misterius ini.

"Ada yang sakit, (Name)?"

"Umm.. tidak ada. Terima kasih, Tuan?"

"Oh, maaf. (Name) pasti kebingungan melihatku tiba-tiba muncul," ucapnya diakhiri dengan kekehan kecil.

Pria itu mengangkat tubuh kecil (Name) yang kini wajah keduanya bersejajar, (Name) mengeratkan pegangan pada boneka rubahnya karena saat menatap pria ini ada yang aneh.

"Aku malaikat penjagamu, (Name). Permohonanmu semalam terkabul," jawabnya sambil tersenyum.

― to be continue




























hika gak nyangka fansnya atsumu banyak *slap. tapi, terima kasih banyak atas komen kalian! hika jadi semangat untuk segera menulis chapter selanjutnya (๑•̀ㅂ•́)و✧

dan fanart di atas adalah wujud atsumu di demon formnya, terima kasih pada @tsumoos di twitter sudah membuatnya (๑•̀ㅁ•́๑)✧

𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 | M. ATSUMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang