Kepercayaan

5.3K 491 143
                                    

Boboiboy sepenuhnya milik Monsta saya hanya meminjam karakternya saja

alur cerita milik author

Rate = T

13+

Enjoy yah, have fun selamat membaca

=

BRUG...

BRUG...

"Akar menjalar!"

"Bebola api!"

BOMM!!

Thorn dan Blaze sedikit terpental karena serangan tadi.

"Cukup! Saatnya istirahat!" ucap komandan Kokoci menghentikan sesi latihan mereka.

Blaze sedikit menolak karena merasa latihannya hanya sebentar, sedangkan Thorn menghembuskan nafas lelah.

"Nih air," ucap Gempa menyerahkan 2 air mineral.

"Makasih kak Gem," ucap Blaze dan Thorn bersamaan.

"Oh ya bagaimana keadaan kak Taufan sekarang?" tanya Blaze di sela minumnya.

"Aku belum tau, semoga saja tok Aba bisa menenangkan kak Taufan," balas Gempa.

"Tapi, telinga Thorn masih sakit gara gara kemarin kena omel tok Aba 5 jam tanpa jeda," ucap Thorn sembari mengusap kedua telinganya.

"Kita semua juga kena Thorn," ucap para elemental.

"Tapi ku harap tok Aba bisa membantu kita," ucap Ice.

"Semoga," jawab Solar.

Pintu utama area latihan terbuka dan serentak pandangan semua orang langsung menoleh ke arah sosok yang akan masuk ke dalam area latihan.

"Kak Taufan!" batin Blaze dan Thorn.

Taufan sedikit takut untuk masuk ke dalam area latihan, namun tok Aba memegang tangannya, berusaha menenangkan.

Taufan menghembuskan nafas berat, kemudian masuk ke dalam area latihan.

Para elemental yang tadinya sedang duduk kini berdiri, menyambut kedatangan Taufan.

"Bagaimana tok?" tanya Gempa.

"Dia mau, hanya saja masih memiliki rasa takut," ucap tok Aba.

"Tidak apa apa kak Taufan ikut latihan?" tanya Ice.

Taufan yang sendari tadi diam sembari memeluk erat lengan tok Aba memandang sang kakek, dan tok Aba hanya mengangguk.

"T-tidak apa apa, lagipula aku ingin berusaha mempercayai kalian lagi," jawab Taufan pelan.

"Tapi bagaimana dengan keadaan kak Taufan?" khawatir Gempa.

"Tidak apa apa," jawab Taufan.

"Baiklah Taufan, kakek percaya padamu dan akan selalu di sampingmu, tapi untuk sekarang kau bersama saudara saudaramu dulu ya," ucap tok Aba lembut.

Taufan belum mau melepaskan tangan tok Aba, masih ada rasa takut yang menghantui dirinya, seakan jika tok Aba melepaskannya dia akan mati.

"Begini saja, diantara saudaramu siapa yang ingin kau percayai," ucap tok Aba.

Taufan memandang ke arah semua saudaranya, kemudian dengan perlahan jarinya menunjuk ke arah satu orang.

"Aku ingin berusaha mempercayainya," jawab Taufan menunjuk ke arah Halilintar.

Bukan Sebatas Kekuatan I (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang