Chapter 25

178 19 0
                                    

Enjoy!! 🥰🤗
.
.
.
♥Happy reading♥

***

Di pagi hari yang cerah ini sekretaris Park datang lebih awal dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pagi hari yang cerah ini sekretaris Park datang lebih awal dari biasanya. Jika minggu lalu ia terlambat datang maka hari ini ia terlalu awal untuk datang ke kantor. Tapi yasudah lah! Tidak perlu dibahas terlalu jauh.

Pria dengan tinggi 174 cm itu kini tengah melangkahkan kakinya menuju ruangan miliknya. Di perjalanan menuju ruangannya itu dirinya mengernyit heran. Pria itu berpikir seperti ada yang kurang dengannya pagi ini. Tapi apa?

Sebelum memasuki ruangan ia terlebih dulu meraba-raba tubuhnya untuk memastikan sebenarnya apa yang kurang darinya. Satu per satu barang yang menempel di tubuhnya ia absen.

Ponsel, ada. Jam tangan, ada. Kaca mata, sedang di pakai. Dompet, di-... dompet? Sesaat mata sipitnya membelalak lebar.

"Owh.. shii!!"

Ia menghentakkan kedua tangannya dengan kesal. Ingin mengacak rambutnya tapi sudah terlanjur ditata rapi dan terlihat tampan. Akhirnya pria itu mengacak gemas daun tanaman hias yang terletak tidak jauh darinya itu hingga membuat beberapa daun itu jatuh di lantai.

"Tas kerja ku, bodoh! Aishh.." umpatnya setelah itu ia untuk mengambil tas nya.

Sekedar informasi bahwasannya Park Jimin semalam tidak bisa tidur lantaran terus memikirkan kejadian malam hari setelah ia pergi berkencan dengan Park Hana. Seusai makan malam waktu itu, pria itu membawa Hana pergi mengunjungi Namsan Tower. Di sana lah awal mula keduanya itu kini telah resmi menjalin hubungan. Jimin benar-benar bahagia, selama lima hari ia terus memutar kejadian dirinya yang menyatakan perasaan pada seorang gadis bernama Park Hana di Namsan Tower. hingga ia tidak bisa tidur dan paginya... seorang Park Jimin menjadi gagal fokus seperti yang dialaminya baru saja.

Selama di koridor ia terus mengumpati dirinya sendiri. Menggerutu tidak jelas sampai-sampai para karyawan lain yang mulai berdatangan menatapnya dengan tatapan aneh.

"Kenapa bisa tertinggal sih?! Sial sekali!" Gerutu Jimin kesekian kalinya.

Saat sampai di lobby, Jimin mendadak langkah nya perlahan menjadi gontai. Bagaimana tidak, lagi-lagi ia harus berpapasan dengan CEO Jeon, atasannya sendiri. Jungkook yang mengetahui seorang Jimin yang sedang mematung di tempat itu tersenyum ramah sembari melotarkan kata sapaan.

"Oh! Selamat pagi, hyung! Tidak biasanya kau menyambutku ketika aku tiba di lobby. Ada apa, Sekretaris Park?"

"Ya. Selamat pagi, Presdir!" Balas Jimin seraya tersenyum kikuk.

Bacause of Matchmaking [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang