Chapter 19

230 24 2
                                    

Enjoy!! 🥰🤗
.
.
.
♥Happy reading♥

***

5 bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 bulan kemudian...

Sore hari, wanita yang tengah mengandung itu sedang menikmati waktu bersantainya sambil mencelupkan kakinya ke dalam kolam renang. Sembari menunggu sang suami pulang kantor , ia memilih duduk menyendiri di tepi kolam, merasakan semilir angin sore yang begitu menyegarkan seraya mengelus pelan perut yang sudah terlihat buncit itu. Ya, kandungannya telah mencapai usia lima bulan. Saat masih menjalani masa trimester pertama hingga kedua, Injin jadi lebih sering mual dan muntah. Wanita itu juga sempat mengidam sesuatu yang sulit dimengerti oleh sang suami. Namun saat menginjak usia empat bulan hal itu sudah mulai berkurang.

Oh iya. Ngomong-ngomong, sebulan yang lalu Injin baru saja melakukan wisuda setelah ia berjuang mati-matian memperbaiki revisi untuk skripsi yang ia ajukan, kemudian dirinya harus berjuang lagi menghadapi sidang skripsi di saat kehamilannya yang memasuki usia empat bulan. Sang suami yang saat itu melihat istrinya yang tengah berjuang demi kelulusannya dijenjang pendidikan sarjana ikut menyemangati dan tak lupa pria itu juga mendampingi dan menasehati Injin kala wanita hamil itu sedang mengerjakan skripsinya hingga larut malam. Tentu Jungkook akan semakin cerewet kalau Injin sudah berada di depan laptop hingga pukul 10 malam.

Ketika Injin sedang enak-enaknya menikmati sepoi-sepoi angin yang menghantam tubuhnya. Dengan tiba-tiba sesuatu yang lain juga ikut menghantam perutnya dengan cukup keras. Injin terkejut hingga membuka matanya. Setelah itu ia terkekeh pelan sambil kembali mengelus perut buncitnya kemudian Injin mengajak Baby Jeon itu berbicara.

"Kenapa, Sayang? Baby rindu Papa, hm?" Ujarnya setelah itu ia kembali mendapat tendangan dari si kecil yang ada di perutnya itu. "Sabar ya... sebentar lagi Papa datang."

Tak berselang lama suara deru mobil milik Jungkook terdengar memasuki pekarangan rumah. Injin sudah sangat hapal dengan suara itu namun dirinya tak kunjung bangkit dari tepi kolam dan pergi menyambut kedatangan sang suami. Ia memilih tetap duduk di sana sembari menggoyang-goyangkan kakinya pelan di dalam air. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sepasang tangan kekar yang melingkar di perutnya.

"Kkamjjakiya!" Kagetnya hampir memekik.

Bisa Injin rasakan punggungnya ikut bergetar tatkala Jeon Jungkook suaminya itu menguar tawa kecil sembari memberikan kecupan di kepalanya dan juga pipi chubby Injin.

"Sedang apa, hm?" Tanya Jungkook lembut.

"Tentu saja menunggumu pulang." Jawab Injin dengan santai. Jungkook berdeham kemudian mengajak istrinya itu untuk masuk ke dalam rumah.

"Kenapa harus menunggu disini? Di dalam 'kan bisa. Ayo masuk! Kau bisa masuk angin nanti. Berapa lama kau disini, hm?" Omel sang suami dengan keposesifannya namun masih dengan nada pelan.

Dengan sigap ia menggendong ala bridal style tubuh istrinya yang lumayan berat itu hingga empunya memekik lantaran terkejut kemudian tertawa saat Jungkook menggodanya dengan kata-kata humornya. Keduanya telah sampai di dalam kamar, pria itu membaringkan tubuh sang istri perlahan di atas ranjang.

Jungkook menatap lamat-lamat wajah cantik istrinya yang agak sedikit membulat namun tetap cantik. Cukup lama pria itu memandangi Injin sampai-sampai wanita itu menjadi salah tingkah sendiri.

"Kenapa istriku ini semakin hari menjadi semakin cantik saat sedang hamil? Apa yang kau makan sebenarnya?" Goda Jungkook dengan suara husky nya.

Injin, wanita itu total memerah. Ia tidak bisa lagi menahan senyumnya. Injin berani bersumpah bahwa suaminya ini adalah seorang penggoda ulung.

"Oppa, jangan gombal ya!" Ujarnya malu-malu setelah memukul kecil dada sang suami.

"Aku tidak gombal! Ini namanya pujian tulus dari hati, Sayang." sahut Jungkook, sang istri hanya mencebik lalu mereka berdua tertawa bersama.

Beberapa saat kemudian suasana hening menyapa mereka. Keduanya saling menatap dalam seraya sibuk dengan pikiran masing-masing. Namun keheningan itu berhasil terpecah saat si kecil yang berada di dalam perut ibunya itu menendang hingga membuat Injin terkejut terutama Jungkook.

"Apa itu tadi? Dia menendang?" Tanya Jungkook dengan raut wajah kaget dan antusianya.

Injin hanya mengangguk sambil terkekeh kepada sang suami. Jungkook lalu menundukkan kepalanya tepat di perut buncit sang istri, menciumnya dua kali kemudian berujar, "Hey.. anak Papa sedang main apa di dalam sana, hm? Sampai menendang begitu."

"Tadi dia bilang rindu Papa." Bukan, bukan suara Baby Jeon yang menjawab namun itu adalah suara Injin.

Sontak Jungkook mendongak menatap sang istri seraya tersenyum miring. "Benarkah? Kau ingin Papa jenguk, hm?" ujarnya dengan satu tangan yang sudah merambat kemana-mana.

Sedangkan wanita itu, ia berusaha untuk tidak gugup dengan mengulum bibirnya. Jantungnya mulai tak tenang ketika sang suami kembali merangkak di atas tubuhnya. Pria itu perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah sang istri dan mengecup lembut kening wanitanya itu. Sekilas pria itu sedikit menelan ludahnya seraya menatap dalam wajah sang istri.

"Bolehkan ... aku menjenguk Baby Jeon?" Tanyanya bermaksud meminta ijin. Injin pun mengangguk pelan dan tersenyum hangat pada sang suami.

"Boleh."

"Tapi apa akan aman?" Tanya pria itu sekali lagi.

"Tentu. Usianya sudah masuk bulan ke lima, kata dokter itu artinya kandunganku sudah kuat. Jadi Oppa boleh mengunjunginya, tapi pelan-pelan ya!" Ujar Injin sembari memberi arahan untuk tidak bermain kasar nantinya.

Jangan tanya bagaimana raut wajah Jungkook sekarang. Tentu pria itu tengah tersenyum senang dan betapa bahagianya ia malam ini karena mendapat jatah dari Injin dengan embel-embel mengunjungi Baby Jeon. Kesempatan ini tentu saja sudah dinanti oleh pria bermarga Jeon itu.

Sebenarnya jika diingat-ingat lagi, pria itu sudah sangat lama menahan diri untuk tidak menyentuh istrinya. Saat periksa kandungan di awal kehamilan, dokter menyarankan agar menunda dulu untuk berhubungan intim hingga kandungan Injin setidaknya berusia empat sampai lima bulan.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Jungkook perlahan mendekatkan bibir nya ke bibir tipis milik sang istri. Memberi kecupan-kecupan ringan namun begitu sensual. Setelahnya ia meraup habis bilah manis Injin dengan rakus. Wanita pun mengeluarkan lenguhan kecil saat lidah sang suami menyapa rongga mulutnya.

Sore yang indah. Ini akan menjadi yang pertama kalinya bagi mereka melakukan kegiatan panas disaat Injin sedang hamil. Biarkan saja Jungkook menuntaskannya sore ini. Ia juga ingin sesekali menyapa calon buah hatinya. Dan.. ssttt... biarkan dua orang itu menikmati kegiatan mereka dengan khidmat.

Jangan ada yang menganggunya!



Jangan ada yang menganggunya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be Continue...

***

Terima kasih sudah membaca! 💜

Bacause of Matchmaking [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang