Chapter 11 : Coba Abaikan Aku

114 36 4
                                    

Tepat lima hari setelah kepulangan Min Hyun dari rumah sakit, ia pun memulai projek dengan tim perencanaannya mengenai produk baru dan bentuk iklan yang akan mengikutsertakan Ba Da nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat lima hari setelah kepulangan Min Hyun dari rumah sakit, ia pun memulai projek dengan tim perencanaannya mengenai produk baru dan bentuk iklan yang akan mengikutsertakan Ba Da nantinya. Pria itu mulai menyibukkan diri dengan rencana dan juga kerangka-kerangka kecil sebelum akhirnya akan dibawa ke rapat yang lebih besar bersama Ba Da dan beberapa karyawan lain.

"Siapa yang akan membintangi iklan produk ini, Presdir?" Sekretaris Moon membuka beberapa formulir dengan wajah para calon model iklan.

"Bagaimana jika aku saja yang menjadi modelnya?" Suara itu terdengar elegan. Min Hyun yang sibuk dengan papan tulisnya pun terdiam dan berbalik, lalu ia hanya menatap gemas wanita di hadapannya itu.

"Ibu? Kenapa tidak bilang akan datang ke kantor?" Min Hyun mendekati Nyonya Park dan memeluknya.

"Kau sendiri kenapa tidak bilang sudah keluar rumah sakit secepat itu? Lalu, sekarang sudah masuk kerja. Sekretaris Moon kenapa kau tidak melaporkannya padaku dan menahan dia? Bukankah istirahatnya terlalu singkat?" Nyonya Park terdengar kesal sekaligus khawatir, guratan di ujung matanya sampai terlihat.

"Ibu pasti sangat sibuk di galeri, aku tidak ingin mengganggumu. Ibu, sudah makan? Ayo, makan siang denganku." Min Hyun menarik wanita itu dan bergegas membawanya keluar dari ruangan. Pria ini baru saja menyelamatkan Sekretaris Moon yang hampir menjadi bulan-bulanan ibunya.

"Ya Tuhan, apa yang sudah kulakukan di masa lalu, sampai-sampai aku harus selalu dimarahi seperti ini?" gumam Sekretaris Moon yang malang.

~oOo~

Sementara itu, Ba Da masih sibuk dengan jahitannya di dalam ruang operasi. Ini sudah operasi ketiganya, padahal hari masih belum gelap, tapi dia dengan telaten menangani operasi darurat tiga pasien itu dalam rentang waktu cukup singkat tiap pasiennya.

"Selesai. Kalian bisa membereskan sisanya, kan?" Ba Da bertanya pada para perawat.

"Tentu saja. Terima kasih Dokter atas kerja kerasnya hari ini. Istirahatlah," sahut salah seorang perawat dan menggantikan posisinya.

Ba Da hanya balas tersenyum dan melepaskan jubah operasinya dengan cepat. Sejujurnya dia sudah lapar sejak sejam yang lalu, tapi dia berusaha menahannya. Dia menghela napas dan merentangkan tangannya untuk melemaskan otot-otot itu.

"Berhenti melakukan itu, tulang belakangmu akan cepat keropos nantinya."

Cih, pria ini lagi, batin Ba Da kesal.

"Kali ini kumohon, jangan abaikan aku. Aku mungkin akan melakukan hal berbahaya jika kau mengabaikan aku sekali lagi," ujarnya sembari memblokir langkah gadis itu.

"Apa yang akan kau lakukan?" Ba Da melipat tangannya di dada.

"Aku baru saja menghubungi kedua orang tuamu dan mereka sekarang menuju restoran yang sudah kupesan." Pria itu menggaruk dahinya berusaha terlihat polos di depan Ba Da, tapi gagal.

MY BEAUTIFUL SEA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang