Chapter 22 : Apologyze

58 3 0
                                    

Derap langkah dari kaki panjang Kwang Gi membelah lorong, para pasien tampak menutup mulut dan kebingungan mendapati si dokter manis yang terlihat lemah berada di punggung pria tinggi semampai ini. Ba Da dilarikan ke ruang khusus dokter, So Woon yang tengah tidur seketika terkesiap mendengar geraman kesal Kwang Gi. Pria itu baru saja menyenderkan tubuh Ba Da pada sofa, mata gadis itu tertutup dengan kepalan tangan masih berada di dada kirinya.

"Apa yang terjadi pada Ba Da?" teriak So Woon, sembari duduk di samping gadis itu dan segera memeluknya.

"Aku melihat Yoong Hwa memojokkan Ba Da di lorong dekat tangga darurat, pria itu sepertinya sedang membicarakan sesuatu yang serius dengannya. Awalnya aku hanya ingin mengabaikan karena semua itu urusan mereka, tapi tiba-tiba saja Ba Da mulai seperti ini." Kwang Gi berbicara dengan napas yang terputus-putus akibat berlari.

"Pria bajingan itu ...." Mata wanita itu berkilat dan napasnya juga ikut menderu.

"So Woon." Kwang Gi mengusap puncak kepala wanita itu hingga turun ke pipi lembutnya.

"Maaf, aku benar-benar kesal," ucap So Woon sembari menggenggam tangan Kwang Gi yang masih setia di pipinya.

"Teman-teman ...." Suara Ba Da terdengar bergetar, So Woon dengan sigap menopang tubuh Ba Da, tapi gadis itu menahannya dan menatap So Woon dengan senyum tipis, "tidak apa-apa," ucap Ba Da lagi.

"Apanya yang tidak apa-apa? Kau hampir pingsan, ini karena serangan panik lagi, bukan?" So Woon mendorong lengan gadis itu dengan kesal, tapi Ba Da hanya terkekeh pelan.

"Aku baik-baik saja, percayalah. Itu hanya reaksi terkejutku saja, tidak seburuk dua tahun lalu." Ba Da kini memeluk So Woon. "Jangan khawatirkan aku," bisik Ba Da lembut.

"Bisa-bisanya, harusnya aku yang menenangkanmu sekarang." Kini So Woon yang bergantian memeluk Ba Da dan mengelus punggung gadis itu dengan sayang.

"Kalian bisa kembali istirahat, aku harus kembali ke IGD dan Ba Da ... kau berhutang penjelasan padaku. Jangan ceritakan semuanya pada So Woon sebelum aku kembali." Kwang Gi berdiri dengan alisnya yang terangkat sebelah. Setelah mendapat anggukan dari Ba Da, pria itu tersenyum dan melangkah pergi.

Saat Kwang Gi menutup pintu, Yoong Hwa ternyata berada di sana dengan wajah dingin, menyandarkan diri pada jendela lebar dan dengan tangan yang berada di saku jas putihnya. Kwang Gi hanya melengos tanpa sedikit pun menggubris keberadaan Yong Hwa, padahal pria itu hampir membuka mulut untuk menanyakan keadaan Ba Da. Namun, niat itu akhirnya urung dilakukan, dia beranjak menuju pintu ruang istirahat yang memiliki jendela kecil untuk melihat ke dalam.

"Apa kau juga begitu saat itu? Kenapa kau diam saja dan berpura-pura seolah kau baik-baik saja, Ba Da? Kalau begini aku semakin merasa bersalah dan ingin memperbaiki segalanya. Aku ingin memilikimu di sisiku, membayar segala kesalahanku yang terus mengabaikan kehadiranmu selama ini," batin Yoong Hwa. Rasanya dia ingin berlari memeluk gadis itu, tapi kakinya membatu.

Tanpa sepatah kata Yoong Hwa meninggalkan lorong dengan wajah tertunduk, hatinya sudah porak-poranda. Di sisi lain, Ba Da masih bersandar pada bahu So Woon, mereka diam sejenak sebelum memulai kisah yang cukup panjang untuk diceritakan.

"Katakan semuanya, dari awal. Tanpa satu pun detail yang kau tutupi, kita harus segera menyelesaikan masalah ini." So Woon kini memegangi kedua bahu Ba Da agar gadis itu bisa duduk dengan tegap.

"Jadi ...."

Sebuah panggilan dari Kwang Gi memutuskan cerita mereka berdua, segera saja So Woon mengambil ponselnya.

"Ada apa?" tanya So Woon lembut.

"Ba Da katakan padanya pasien hamil yang baru saja dia tangani mengalami preeklamsia, tekanan darahnya semakin tinggi dan mengalami kejang fase pertama." Kwang Gi menjelaskan dari seberang.

MY BEAUTIFUL SEA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang