Chapter 20 : As You Wish

43 2 0
                                    

"Sepertinya ada yang meneleponmu." Tunjuk Ba Da pada tas hitam di sana dengan dagunya.

"Oh," jawab Min Hyun singkat dan mulai memeriksa ponselnya.

Dia menggeser tombol hijau, mendengarkan suara orang yang ada di seberang.

"Tuan? Apa Anda belum pulang? Nyonya menelepon saya, katanya Anda tidak ada di apartemen." Suaranya di seberang terdengar lirih.

"Aku sedang ada di luar, katakan saja padanya untuk pulang dan tidak perlu menungguku, Sekretaris Moon." Min Hyun menyahut dengan suara beratnya yang terdengar dingin.

Ba Da terus memperhatikan pria itu dari samping. Ada siluet gagah yang tergambar darinya, apalagi ketika sinar mobil yang berlalu lalang melewati mereka dan menerpanya. Di dalam hatinya dia sangat mengagumi karya Tuhan yang satu ini. Min Hyun yang merasa diperhatikan tiba-tiba menoleh dan mendapati mata gadis itu, keduanya sempat beradu pandang sampai Ba Da memalingkan wajah. Dia sedikit malu karena ketahuan diam-diam memperhatikan pria ini.

Sebuah senyum terukir di wajah Min Hyun, tapi dia berusaha tak sadar pada tingkah Ba Da yang lucu. Pria ini kembali serius saat mendengarkan penjelasan Sekretaris Moon mengenai proyek mereka selanjutnya.

"Baiklah, kita bisa menggunakan idol yang mereka sarankan. Jangan lupa untuk mengajak Dokter Kwon untuk bertemu kepala rumah sakit, kita harus membicarakan kerja sama dengan para dokter di sana selain Dokter Kwon. Hm, benar ... masukkan juga bagian untuk uji coba alat di rumah sakit itu. Kirimkan sampel dari perusahaan farmasi besok pagi, mereka sudah menyelesaikan skincare untuk luka bakar itu, kan?"

Min Hyun kembali mendengarkan tanggapan Sekretaris Moon dan beberapa pendapat dari karyawan yang kebetulan sedang lembur. Pria ini selalu berusaha agar semua hal tetap berada di bawah kendalinya, tapi tidak menutup kemungkinan jika ada pendapat yang bagus dari karyawannya.

"Baiklah, Tuan. Mohon maaf mengganggu Anda, kalau begitu saya tutup." Sekretaris Moon mematikan panggilan.

Pria itu menatap layar ponsel yang sudah mati dan merenggangkan ototnya. Ba Da yang menyadari itu hanya tetap fokus menatap lampu jalanan sembari menggigit kuku jarinya.

"Kenapa berhenti di sini?" tanya Min Hyun.

"Aku tidak tahu harus mengantarmu ke mana," jawab Ba Da sekenanya.

"Ba Da ...," ujar Minhyun lembut.

"Sudah kubilang jangan berbicara santai padaku," potong Ba Da kesal.

Mata Min Hyun sedikit membulat, tapi dia tidak ingin memperkeruh suasana dengan marah-marah. Sejak tadi hanya sebuah senyuman yang terus dia pertontonkan.

"Kau dengar tidak? Tadi Sekretaris Moon yang menutup teleponnya lebih dulu, bukan aku." Min Hyun berusaha mengambil perhatian dari gadis itu.

"Lalu?" ucap Ba Da tak mengerti.

"Aku sudah melakukan salah satu permintaanmu." Pria itu kini juga ikut melepas sabuk pengamannya dan duduk dengan santai.

"Eum, baiklah." Ba Da sekali lagi merespon seadanya.

"Sekarang, saatnya kau yang mengabulkan permintaanku." Mata pria itu menyipit menerka-nerka ekspresi tak terlihat gadis di hadapannya.

Ba Da hanya mengangguk asal. "Kau mau apa?"

"Coba lihat aku dan katakan semua hal yang membuatmu bersikap aneh. Maksudku, aku sangat bingung karena kau baru saja terasa sangat baik dan dekat, tapi dalam waktu singkat langsung memberi jarak," ucap Min Hyun penuh harap, dia bahkan memposisikan dirinya agar menghadap lurus pada Bada. "Kumohon," pintanya lagi.

MY BEAUTIFUL SEA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang