PROLOG

556 100 27
                                    

Ba Da~ya! Laut berwarna biru dan hijau itu sedang menjamu hatiku. Maukah kau hadir untuk meringankan langkah ini di pasir panas yang tersengat matahari pagi?

Aku hanya ingin menyemai kebahagiaan denganmu, mengecap banyak rasa yang akan kau tinggalkan. My Sea! My Beautiful, Sea.

 My Sea! My Beautiful, Sea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~oOo~

Desember 2020, 20.

Napas pria itu menderu, seiring tubuhnya mengikuti brankar putih yang melaju dengan cepat menuju ruang Instalasi Gawat Darurat. Tangisnya seketika pecah saat genggaman tangannya pada tangan orang di atas brankar terlepas, dia tidak diperbolehkan untuk memasuki ruangan dingin ini.

Pria itu berusaha menutup mulut, agar suara isak tangisnya tak terdengar. Dirinya kini hanya bisa melihat dari balik kaca, wanita yang diperkirakan tengah mengandung itu terbaring lemah tak sadarkan diri. Kepanikan melihat istri yang dicintainya seakan belum cukup, detak jantung wanita itu tiba-tiba saja menurun. Pria ini kembali mencengkeram rambutnya, mengacaknya seperti orang gila. Dia seolah kehilangan arah, dia menolak keadaan ini.

"Defibrilator!" Seorang dokter pria menangani dengan cekatan, suaranya cukup tegas untuk memerintah para perawatnya agar bergerak cepat.

Para perawat pun dengan sigap menyiapkan defibrilator dan peralatan lain. Si dokter mulai memegang kuat alat itu di kedua tangannya, menggesekkan dua sisinya yang sudah dibaluri sedikit gel dan mengarahkannya pada pasien.

"Satu ... dua ... tiga ... clear!" Sang dokter memberi aba-aba, sampai akhirnya alat itu menyentuh permukaan kulit sang pasien yang hanya tertutup kemban hitam saja.

Tubuh wanita itu tersentak, tapi matanya masih terpejam. Dokter terus melakukan hal yang sama, sesekali diselingi dengan resusitasi. Hingga pada akhirnya, detak jantungnya kembali, tapi masih dengan detak yang sangat pelan.

Hal itu menandakan dua hal, wanita itu sudah melewati masa kritisnya, tetapi masih belum bisa dianggap baik sepenuhnya. Helaan napas lega, sesaat mengisi ruang IGD. Dokter pria itu memicingkan mata, menatap pria yang juga tampak lega, tatapan keduanya bertemu menembus kaca besar di hadapan mereka.

Keduanya saling melempar tatapan, sama-sama menyadari, bahwa ada kisah yang tersimpan dan harus segera diluruskan.

~oOo~

"Kau yakin?" Seorang gadis dengan jas putihnya bergerak dengan langkah cepat. Dia mengikat rambutnya cukup tinggi, lalu menarik sebuah map dari dokter pria di sampingnya.

"Dia sudah hamil dua puluh delapan minggu, tiba-tiba mengalami pendarahan dan sesak napas." Dokter itu menjelaskan.

"Kau sudah periksa janinnya dan organ dalam yang lain? Mungkin memang sudah waktunya pasien melahirkan," ucap gadis itu lagi.

"Nah ... itulah hal yang paling mencurigakan, Dok," sahut dokter pria ini sembari berbisik.

"Kenapa?" tanya dokter wanita itu mendekatkan telinganya dan terdiam sesaat di tempatnya berdiri.

"Kandungannya seperti telah mendapatkan benturan yang cukup kuat dan setelah kami periksa lebih lanjut, ada beberapa memar di tubuh pasien." Mereka saling pandang dan cukup jelas kalau dokter wanita itu terkesiap mendengarnya.

Dokter wanita yang kini sibuk dengan map itu terus melangkahkan kaki ke ruang IGD untuk menemui pasien. Sesampainya di depan brankar wanita hamil tadi, si dokter coba memeriksa kandungannya dan juga pendarahan yang terjadi. Hingga dia bisa melihat memar yang sudah disebutkan sebelumnya, ada beberapa di bagian tungkai atas sebelah kanan dan juga ditemukan di beberapa bagian tubuh seperti dada, punggung, bahkan di belakang kepala.

Si dokter wanita melirik perawat dan dokter pria yang sedari tadi menemaninya. Dia menghela napas, memberi isyarat agar mereka segera berkumpul di dekat meja kepala perawat.

"Bagaimana menurut Anda, Dokter?"

"Segera lapor polisi," bisik gadis itu, jemarinya mengetuk-ngetuk meja.

"Huh?" Dokter pria tadi tampak bingung. Sedang, para perawat lain bergegas menghubungi kantor polisi terdekat. Beberapa staf juga sudah siap jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi, sebagian lagi berjaga di sekitar brankar pasien.

"Ada apa?" tanya dokter pria yang menangangi pasien tadi sembari wajahnya menyemburatkan ekspresi panik.

"Sst! Ini upaya penangkapan tersangka KDRT." Dokter wanita itu menutup mulut pria itu dengan satu jari.

"Hah?" Dokter pria tadi memekik dan menarik perhatian beberapa pasien yang ada di sana.

"Sudah kubilang, diam!" gertak dokter wanita itu. "Di mana pria ... maksudnya wali pasien yang mengantarnya tadi?" tanyanya lagi.

"Dia duduk di ruang tunggu di depan ruangan," sahut dokter pria itu dan disambut anggukan saja dari dokter wanita tadi.

Tidak lama datanglah dua orang polisi, si wali pasien yang melihat kemunculan dua orang itu tampak panik. Matanya berkali-kali melirik ke sana ke mari mencari ruang yang tepat untuk lari atau bersembunyi. Sayangnya, saat dia mulai melangkah pergi, dokter wanita itu mencegat pergerakannya.

"Menyingkir atau aku akan melukaimu!" teriak wali pasien yang sudah dicurigai gelagatnya.

"Kau berani melukaiku, bahkan saat ada polisi di sini?" tanya dokter wanita tadi penuh rasa takjub.

"Aku tidak bercanda, Dokter!" Pria itu lalu mengeluarkan sebuah pisau lipat dan siap menerjang, tapi lengannya langsung ditangkap oleh seseorang hingga membuat pisau itu terjatuh. Dia coba berontak, tapi tidak bisa bergerak.

"Berani sekali kau mengacungkan pisau itu pada wanitaku?" ucap pria jangkung yang sekarang sedang melotot dan tersenyum bengis padanya.

"H-hah?"

~oOo~

Author notes: Hi! Prolog akhirnya berhasil di re-publish. Apa kalian siap untuk mengikuti keseruan kisah My Beautiful Sea? Ya, sama. Sayangnya, di re-publish kali ini, author tidak akan menyelesaikannya hingga akhir cerita karena apa? Karena kalian bisa membaca akhir cerita Ba Da dan Min Hyun di versi cetaknya. Apa aja sih yang bakalan beda? Wah, banyak deh pokoknya. Kalian yang penasaran tentang latar belakang Min Hyun yang masih abu-abu, awal mula pertemuan Yoong Hwa dan Ba Da, awal mula persahabatan So Woon, Kwang Gi dan Ba Da, bisa langsung meluncur ke IG : rainley14_ untuk update tentang PO My Beautiful Sea September mendatang. Selamat membaca, ya.

Best Regard, Rainley.

MY BEAUTIFUL SEA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang