Chapter 24.1 : Haruskah berakhir?

5 1 0
                                    

Min Hyun memukul setirnya sampai terdengar suara klakson yang nyaring di sana, orang-orang di sekitar sampai terperanjat dan memfokuskan pandangan ke mobil itu. "Dasar tua bangka sialan!" umpat Min Hyun tak terkendali.

Cukup singkat baginya sampai ke gedung apartemen. Dia benar-benar tidak habis pikir, harusnya tempat ini dirahasiakan bagi siapa pun, bahkan ibunya saja tidak diberi tahu. Min Hyun berlari dengan frustrasi, hingga lebih memilih menaiki tangga darurat daripada lift ke lantai enam gedung ini. Dia terus berlari dan berhenti tepat di depan pintu, menekan kode pengaman dan membukanya perlahan. Matanya berpendar, selagi kakinya melangkah menuju ruang tamu yang terdengar berisik, ada suara isakan dari ibunya dan geraman dari pria tua.

"Ibu," panggil Min Hyun pelan. Wanita itu langsung menghambur dalam pelukannya. Min Hyun mengelus pelan bahu ringkuh itu, berusaha menenangkannya. "Sekretaris Moon?" bisiknya dengan wajah tak menyangka.

Sekretaris Moon hanya bisa berdiri di pojok sambil menunduk. Sebenarnya hanya lelaki canggung itu yang tahu apartemen ini, bahkan dia sudah memperingatkan pria itu, perasaan Min Hyun sedikit terkhianati karenanya. Beberapa lelaki berjas yang Min Hyun ketahui sebagai penjaga pria tua itu juga ada di sana, berdiri dengan rapi dan tegap sambil menyatukan kedua tangan.

"Coba lihat, kalian sedang main drama? Kalian benar-benar berlebihan!" Lelaki dengan jas hitamnya itu sedang duduk di sofa dengan congkaknya, menghadap Min Hyun yang berdiri kaku.

"Apa yang Anda lakukan di sini?" tanyanya dengan nada kesal.

"Dasar anak tidak tahu sopan santun!" geramnya lagi. "Kau membatalkan proyek ratusan juta karena wanita lagi, kan? Berani-beraninya kau mengancam kakakmu dan menolak tawaran baiknya untuk menyelamatkan perusahaan." Pria tua itu berdecak kesal dengan sebatang sigaret di mulutnya.

Rahang Min Hyun mengeras, tangannya sudah mengepal sempurna, tetapi ibunya berusaha menahannya. "Min Hyun ... Ayo, kita pergi dari sini. Jangan buat ayahmu marah, hm?" ujar ibunya berusaha menarik bahu bidang pria itu. "Kami pergi," ujarnya lagi berpamitan dengan lelaki itu.

"Kenapa? Apa ibu takut padanya, hah? Sudah kubilang, tinggalkan saja dia. Aku sudah menjadi orang yang berhasil sekarang, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Lagipula buat apa bertahan untuk orang penyakitan seperti dia?" Min Hyun menatap ibunya nanar, dia sudah tak tahan melihat wanita ini harus mengeluarkan air mata hanya untuk orang yang harus disebutnya sebagai 'ayah'.

"Dasar bocah sialan, berhasil katanya? Aku sepertinya salah sudah membesarkanmu sebagai anakku." Pria itu tertawa mengejek dan Min Hyun hanya bisa menghela napas, tatapan tajam mereka bertaut seolah saling membunuh dalam diam.

"Anda pikir saya bersyukur karena dilahirkan sebagai anak laki-laki yang 'diinginkan' semua orang di keluarga ini? Tidak sedikit pun, orang-orang juga tidak pernah melihat saya sebagai anak Anda. Mereka menganggap saya hanyalah anak dari sekretaris Anda yang beruntung!" teriak Min Hyun.

"Bedebah!" balas Ketua Park sembari berdiri dan tangannya dengan mulus melemparkan sebuah figura kayu seukuran telapak tangan orang dewasa. Sayangnya, Min Hyun tidak dapat menghindar dan figura itu tepat mengenai pelipis kirinya.

"Min Hyun!" teriak ibunya histeris seiring dengan suara gaduh dari figura yang kini sudah berserakan di lantai tak berbentuk lagi.

"Sudah kubilang buang semua hal tentang perempuan itu! Bahkan setelah dua tahun, kau di sini bersembunyi dan menjadi gila. Bagaimana bisa memimpin perusahaan, hah? Serahkan perusahaan pada kakak keduamu, dia lebih pantas daripada dirimu!" Sekali lagi lelaki itu membentaknya habis-habisan.

Hanya saja, bukan Min Hyun namanya jika dia tunduk dengan perintah dari Ketua Park. "Anda pikir bisa semudah itu? Saya memiliki semua saham perusahaan dan sisanya milik ibu. Semua itu saya dapatkan tanpa bantuan dari Anda sedikit pun, tapi Anda berlagak seolah memiliki semuanya karena saya masih bekerja di grup? Cih." Dia menyeringai dan Sekretaris Moon yang melihat senyuman itu bergidik ngeri karena darah segar juga mulai meluncur deras dari pelipis Min Hyun.

MY BEAUTIFUL SEA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang