Choi Sungsik atau yang sering dipanggil paman oleh Joy terlihat merenung sambil memandangi dunia luar dari jendela kamarnya.
Dia masih teringat dengan insiden yang sempat disinggung oleh teman Minho sang keponakan. Insiden yang merenggut tak hanya anak dan istrinya. Melainkan banyak orang yang berada disekelilingnya. Termasuk sang adik alias ayah Minho.
Sungsik masih ingat dengan jelas apa yang terjadi ketika itu. Banyak korban berjatuhan hanya karena kekuasaan dan keegoisan semata.
Melihat sang paman yang berdiri diam sambil melihat keluar jendela dengan tatapan sendunya, Minho mulai menghampiri sang paman, menepuk punggunnya pelan dan berdiri disampingnya sambil ikut melihat keluar dari jendela.
"Ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu paman?" tanya Minho
Merasa sang keponakan yang penasaran membuat sang paman merasa mungkin ini saatnya dia memulai membuka kenangan lama. Toh semua ini sudah terjadi. Mau tak mau Sunsik juga harus mengungkapkan kebenarannya, sebelum cerita awal berubah.
"Hanya masa lalu" ucap paman sambil menghela nafas dengan keras.
"Sesuatu? Apa kau memikirkan ucapan Minsik?" tanya Minho yang ternyata gepat sasaran.
Melihat pertanyaannya yang ternyata tepat sasaran, membuat Minho mau tak mau ikut penasaran dengan kejadian tersebut.
'Huft...' "benar, kejadian yang mengubah hidupku, bahkan kau"
Minho tak paham, bagaimana mungkin kejadian tersebut juga ada hubungannya dengan dia?
Sungsik perlahan meninggalkan jendela dan duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut. Melihat sang paman yang duduk, Minho mulai mengikuti dan duduk di sofa lain yang juga tersedia disana.
"Paman?" panggil Minhi yang melihat sang paman hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya.
"Kau tau, kejadian ini terjadi beberapa tahun sebelum kau lahir, kejadian yang kami sebut 90. Walaupun tak terjadi pada tahun itu. Kami menyebutnya begitu karena puncak konflik ada di tahun 90"
Perkataan paman membuat Minho tertarik. Ini adalah alasan kenapa dia diam selama ini. Kisah paman, dan sekarang paman dengan lapang dada ingin membuka luka lamanya tanpa dia paksa.
"Kau juga tau bagaimana pekerjaanku bukan? Aku bukanlah orang baik, aku adalah orang kotor, penjahat, kejam dan hal-hal tak baik lainnya yang bisa kau pikirkan. Pekerjaanku membuatku begini, tapi apa kau tau? Alasan ayah dan ibumu bisa meninggal? Mereka meninggal bukanlah karena kecelakaan pesawat karena kesalahan mesin seoerti yang kau tau selama ini, melainkan karena ada sangkut pautnya dengan kejadian ini"
Minho yang terkejut hanya bisa membelalakan kedua matanya mendengar perkataan sang paman yang diluar pemikirannya.
"Dulu aku, Junho, dan Taesung adalah tiga sekawan. Kau bisa menyebutnya begitu. Kami berada di satu line. Pekerjaan yang sama, nasib yang sama, kondisi yang sama, perekonomian yang sama, orang-orang bilang kami adalah saudara yang disatukan oleh keadaan. Dan kami menerima itu. Kami memang dipertemukan oleh keadaan yang bisa kau bilang pahit"
"Kau mungkin bertanya-tanya bagaimana mungkin. Sedangkan ayahku adalah seorang pebisnis yang sukses pada masanya. Mungkin kau juga harus dengar tentang cerita anak pembangkang. Aku tak seperti ayahmu yang penurut, aku orang yang haus tantangan. Tak suka dengan aturan yang dibuat oleh ayahku. Peraturan-peraturan yang mengikat erat leherku. Maka dari itu aku memutuskan untuk meninggalkan keluarga. Walaupun seperti yang kau tau, aku pada akhirnya kembali kemari" paman menghela nafas berharap dengan helaan nafas tersebut, semua beban yang dia pikul akan berkurang. Walaupun itu percuma.
"Kami bertiga bertemu dalam kondisi yang sama, sama-sama menjadi anak buah seorang kriminal. Kau bisa sebut kami adalah bajingan rentenir, karena memang itulah awal mula tugas kami. Tapi kau tau, lambat laun karena kemampuan kami dalam setiap tugas benar-benar menyenangkan hati pimpinan, dia merubah posisi kami. Yang tadinya berada di level anak baru, menjadi level anak tangguh. Dimana pada level ini kau mungkin saja diberi tugas lebih sulit dari level anak baru"
"Masalah belum dimulai dari situ. Kami masih menjadi tiga sekawan yang menyenangkan. Tapi aku tak tau apa yang pimpinan pikirkan saat ity, dia menaikkan jabatan kami menjadi anak kesayangan dalam waktu singkat, disanalah masalah mulai bermunculan"
"Masalah yang awalnya hanya orang-orang disekeliling kami yang merasa cemburu, berubah menjadi masalah internal kami. Saling menyalahkan dan cemburu. Kami yang tadinya selalu menyempatkan untuk minum-minum dan mengobrol sehabis menjalankan tugas pimpinan, akhirnya mulai terpecah belah"
"Aku yang egois karena merasa Junho berubah, dan Junho yang merasa selama ini aku menghalanginya untuk menjadi yang utama dimata pimpinan, sedangkan Taesung yang menjadi penengah diantara kami"
"Awal mula adalah ketika boss menunjuk kami untuk mengerjakan sebuah tugas yang cukup membuat jantungku berhenti untuk sesaat. Kau tau, boss yang padahal tau siapa aku dan masalaluku, menyuruhku dan teman-temanku untuk membunuh ayahku sendiri, hanya karena ayahku menolak membantunya"
"Bagaimana perasaanmu? Walaupun aku tidak akrab dan terlebih sering bertengkar dengan ayahku, aku tak akan pernah membunuhnya hanya karena sesuatu yang ayahku yakini benar dan memang benar"
"Malam itu aku termenung sangat lama. Kenapa boss menyuruhku membunuh ayahku jika hanya dendam? Kenapa dia tak menyuruhku menggulingkan ayahku sendiri dan menguasai kekayaan ayahku padahal dia bisa memanfaatkan keberadaanku?"
"Sampai akhirnya, Taesung yang saat itu dengan tegas menolak mendekatiku setelah perintah mutlak dari boss. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Hanya duduk disampingku dalam diam dan merokok"
"Tak ada yang dia perbuat. Tapi dengan keberadaannya disampingku membuatku sedikit lebih tenang dan menguasai diriku sendiri" huft.. paman kembali menghela nafas dengan berat
"semalaman hanya kami habiskan untuk duduk dalam diam, hingga pada akhirnya aku mampu mengangkat kepalaku dan mengatakan dengan tegas. Aku tak akan membunuh ayahku sendiri dan akan melindunginya. Walaupun aku harus menghadapi boss ku sendiri"
"Jangan kau pikir dia hanyalah boss rentenir biasa. Dia monster, dia bahkan menerima pesanan kepala seseorang ketika mendapatkan bayaran tinggi. Dia benar-benar akan mengambil job membunuh jika memang itu membuatnya mendapatkan keuntungan sangat besar"
"Keesokan harinya aku mendatangi boss yang ternyata sedang mendiskusikan bagaimana cara untuk membunuh ayahku. Aku tak perduli, aku hanya ingin keluar dari dunia gelap itu saat itu juga dan mungkin meminta maaf pada ayahku atas segala kelakuanku selama ini"
"Mendengar aku yang akan keluar, membuat boss tetawa terbahak-bahak. Dia menganggapku pecundang hanya karena itu. Tapi aku tak perduli. Yang ku perdulikan hanyalah keluar dari sana. Sedangkan aku melihat Junho yang juga tersenyum miring kearahku"
"Kau tau, aku tak bisa keluar dari sana. Mereka menghajarku sampai rasanya tulangku remuk semua. Tak semudah itu kau keluar dari dunia gelap seperti ini. Inilah alasan kenapa aku selalu mendorongmu untuk menjadi dokter terbaik. Karena aku hanya tak ingin kau terjebak bersamaku" Sunsik menoleh kearah Minho
"Mereka bahkan tak membiarkanku melawan. Aku hanya bisa melihat mereka yang terus menerus merundingkan tentang bagaimana membunuh ayahku sendiri. Aku tau semua rencana, taktik, dan segala hal yang akan mereka lakukan, tapi aku bahkan tak bisa bergerak sejengkalpun dari posisiku. Mereka benar-benar tanpa ampun memukuliku"
"Sampai beberapa hari kemudian, posisiku masih ditempat yang sama, bedanya adalah mereka merantai tangan dan kakiku. Mereka memulai rencananya malam itu. Penyesalan terbesarku adalah aku yang bahkan tak bisa memberikan peringatan untuk ayahku sendiri."
"Ketika aku mulai putus asa, Taesung mendatangiku dan berdiri didepanku dengan tegap. Kau tau apa yang dia katakan? 'Selalu ada kesempatan kedua, seberapapun buruknya masalalumu' itu adalah kata-kata yang selalu ku ingat didalam kepalaku. Kesempatan. Malam itu, Taesung membuka rantai tersebut dan membantuku keluar dari tempat tersebut"
"Hal terakhir yang ku dengar tentang ayahku adalah, dia mati di tangan mereka. Dan ayahmu, mengetahui segalanya"
"Penyesalan terbesarku, membiarkan diriku jatuh ke dunia gelap seperti ini dan tak pernah bisa keluar dari tempat ini"
~~TBC~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe (Completed ✔✔✔)
Romancesemua orang pantas punya kesempatan kedua, jangan hanya karena masalalu mu yang buruk kau boleh menghianati dirimu sendiri. kau tak pantas menyakiti dirimu, kau tak pantas melukai dirimu, kau tak pantas menghancurkan dirimu. kau harus mencintai diri...