Bab 3. teman lama

49 5 8
                                    

When someone sighs
How can I understand
Such deep breaths your sigh
Even though I won't be able to understand its depth, that's okay
I will embrace you
.................................................................................
Ketika seseorang menghela nafas
Bagaimana pun aku bisa mengerti
Menarik napas dalam-dalam seperti napasmu
Walaupun aku tidak akan mampu memahami kedalamannya, tidak apa
Aku akan merangkulmu
.................................................................................

Minsik merasa beruntung dengan adanya Minho sekarang. Dia bisa melepaskan pandangannya dari Minsu tanpa perlu khawatir. Karena dia tau, Minho tak akan pernah melepaskan pandangannya dari adiknya.

Minsik ingin selalu ada disamping Minsu dan menemaninya. Tapi apa boleh buat, pekerjaannya benar benar membutuhkan perhatian setelah sekian hari dia tinggalkan demi menjaga adiknya.

Dia juga tak ingin kehilangan satu satunya peninggalan ayahnya. Perusahaan itu ayahnya bangun dari nol. Jangan gara gara keegoisannya dia melalaikan tugasnya. Minsu penting untuknya, tapi perusahaan juga angat penting. Mau bayar pakai apa dia kalau perusahaannya bangkrut?

Bukankah semua ini juga demi Minsu? Toh sekarang Minsu sudah mulai sadar dari komanya. Benar benar, Dewi fortuna masih berpihak pada gadis nakal itu.

Gegar otak parah yang mengharuskan dia terbaring pun tak mampu mencegah dia untuk duduk lagi. Padahal Dokter saja mengharuskan dia tiduran. Benar benar gadis nakal.

Dan semenjak dia terbangun dari komanya, Minsu mulai kembali lagi seperti dulu. Mungkin inilah penantiannya selama ini. Benar, kita memang harus sabar.

Minsu sudah mulai mau memakan makanan kembali. Jika dulu dia hanya akan membuang makanan, sekarang dia mulai memakan satu atau beberapa suap.

Apalagi dengan adanya Minho disampingnya, yang senantiasa mengomelinya.

"Yak, kau harus makan banyak. Enak saja cuma dua suap. Lagi"

Minsu hanya mampu melihat Minho dengan tatapan 'apa apaan pria aneh ini, aku mau kakakku bukan kau'

Bahkan setelah sadar dari komanya, Minsu tak henti hemtinya berfikir. Kenapa ada makhluk sinting itu di ruangannya. Kemana kakaknya? Apa tak lagi sayang padanya sampai dia meninggalkannya sendiri bersama makhluk cerewet ini?

'Huft' entah berapa kali dalam sehari dia menghembuskan nafasnya. Bagaimana mungkin ada makhluk seperti itu disekitarnya. Apalagi dengan jubah Dokternya. Sungguh dunia ini sedang menertawakannya.

"Minho-ssi, bisakah kau tinggalkan aku sendiri? Kemana oppa ku?" Tanya Minsu

"Oh, dia sedang kerja" ucap Minho enteng.

Ucapan Minho sontak saja membuat Minsu tambah geram. Bagaimana mungkin dia mengatakan kata kerja dengan enteng, sedangkan dia sendiri malah menungguinya disini. Dunia sudah gila.

"Kau tak kerja?" Tanya Minsu

"Oh gampang lah. Aku sudah mengatakan pada perawat untuk mencariku disini" ucap Minho kelewat santai.

Mencarinya sampai keruang rawat Minsu? Memang siapa dia? Dasar orang aneh. Begitulah yang Minsu pikirkan sekarang.

Dia lelah dan ingin beristirahat. Tapi manusia satu itu malah terus menerus mengoceh tentang kesehatan bla.. bla.. huh, berat sekali hidupnya.

"Kau tak mengenalku?" Tanya Minho tiba tiba

Minsu yang ditanyai seperti itu hanya bisa memiringkan kepalanya tanda bingung. Minho paham, dia dulu tak pernah memperlihatkan wajahnya didepan Minsu. Pantas jika Minsu tak mengingatnya.

Breathe (Completed ✔✔✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang