Happy Reading♡^^
DERIT pintu yang dibuka seketika mengambil alih seluruh perhatian orang yang ada di ruang tengah. Seolah memang itu yang mereka tunggu-tunggu sejak tadi.
Setelahnya terdengar suara langkah seseorang yang berjalan masuk dan mulai mendekat. Mulai dari sinilah raut wajah orang-orang yang ada di ruang tengah mulai berubah.
Seulgi nampak sangat cemas. Kentara dari guratan di wajahnya dan sorot iris mata abunya. Hal yang sama juga terjadi pada Yeji dan Ryujin. Mereka berdua bahkan tidak bisa duduk dengn nyaman. Sedark tadi terus menggigit bibi cemas.
Hanya raut wajah Jaebum yang nampak berbeda dari yang lain. Laki-laki itu menampilkan ekspresi wajah datar seperti biasa. Hingga tidak ada yang bisa menebak apakah dia akan marah besar atau tidak nantinya.
Tapi perkiraan semua orang opsi pertama lah yang akan terjadi.
Suara langkah itu berhenti tepat ketika orang tersebut sampai di ruang tengah.
Sosok Hwall muncul dengan keadaan yang sangat kacau. Seluruh tubuhnya basah tidak terlewat sejengkal pun. Bahkan ujung rambut poninya masih meneteskan air. Seragam sekolah yang dia kenakan tidak serapi sebelumnya. Wajahnya juga nampak pucat dan matanya memerah. Ini adalah efek karena dia kehujanan. Apalagi hujan tadi sangat deras.
Hwall berdiri mematung kala dia sampai di ruang tengah semua orang berkumpul disana. Begitu dia datang mereka langsung kompak menatap ke arahnya seolah dia lah yang sedang mereka tunggu.
Tidak bisa berpura-pura bodoh, Hwall sudah tau pasti kalau setelah ini dia akan mendapat marah besar dari Papanya. Tentu saja dia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Tidak masalah kalau pun dia akan di marahi habis-habisan sekarang. Sebelum dia pulang, dia sudah mempersiapkan diri sebelumnya.
"Hwall, kamu langsung mandi aja. Nanti kamu masuk angin," titah Seulgi dengan suara sedikit bergetar. Selain cemas, dia takut kalo Jaebum akan memarahi Hwall dengan kondisi seperti itu.
Hwall mengangguk menanggapi perintah Mamanya. Baru saja dia hendak melangkah, terpaksa dia harus mengurungkan niatnya itu kala suara berat menyapa indra pendengarannya.
"Sebentar," tahan Jaebum.
Seketika itu juga Seulgi, Yeji serta Ryujin langsung menoleh ke arahnya. Mereka melotot was-was.
"Jelasin dulu kenapa kamu bohong," tukas Jaebum lagi.
Seulgi semakin kaget. Tanpa sadar dia sampai berdiri dari duduknya.
"Mas, biarin dia ganti baju dulu," sergahnya. Lantas beralih menatap Hwall. "Jelasinnya nanti aja. Sekarang kamu ganti baju dulu."
Meski mendegar perintah itu dari Seulgi, nyatanya Hwall malah bergeming. Dia tidak bergerak dari tempatnya berdiri untuk menuruti perkataan Seulgi. Bukan tidak patuh, hanya saja Hwall sedang menunggu Papanya mengatakan sesuatu.
"Jelasin dulu, baru kamu bisa ganti baju," tandas Jaebum penuh penekanan.
Hwall sudah menduga kalau Papanya tidak akan membiarkannya pergi dengan mudah.
"Akuㅡ"
"Turutin Mama, pergi ganti baju sekarang!" perintah Seulgi yang berhasil memotong apa yang akan dikatakan Hwall.
"Papa udah bilang, kamu bisa ganti baju setelah kamu jelasin sama Papa."
Jaebum masih tak mau kalah. Hal itu membuat Seulgi menatapnya kesal.
"Mas, biarin diaㅡ"
Seulgi tak mampu melanjutkan ucapannya ketika mata elang Jaebum menatapnya dengan kilatan tajam. Seolah menginsyaratkannya untuk diam dan tidak ikut campur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved[✔️]
FanfictionCerita tiga bersaudara dari keluarga Im. Ryujin yang memiliki ciri fisik berbeda dari kedua saudaranya. Bukan hanya ciri fisik yang berbeda, tapi juga sifat dan tingkah yang jauh berbeda. Usaha Hwall untuk melindungi kedua adik perempuannya, Yeji da...