♡Beloved: Adikku

1.4K 232 5
                                    


Happy Reading♡♡

^^

"Mau kemana?"

Jaebum bertanya ke arah Yeji ketika gadis berperawakan tinggi itu baru saja keluar rumah. Jaebum yang baru saja kembali pulang kerja lantas menghentikan putri keduanya itu.

Bola mata Jaebum memutar melihat jam tangan silver yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Jarum jamnya menyentuh angka lima.

Dahi Jaebum mengernyit, menatap intens ke arah Yeji. "Mau main?"

Spontan Yeji memutar bola mata malas. "Enggak, Pa." Gadis itu menyanggah. Lalu memperlihatkan tas ransel yang ada di punggungnya. "Mau ngerjain tugas," ujarnya.

Nyatanya Jaebum tidak langsung percaya begitu saja. Matanya yang tajam terus memberikan tatapan intens ke arah putrinya itu.

Mengerti apa yang dipikirkan sang Papa, Yeji pun berusaha meyakinkan. "Aku beneran mau ngerjain tugas di rumah Lia. Kalo nggak percaya nanti Papa bisa nanya om Jinyoung," katanya lagi.

"Tapi kenapa nanggung banget jam segini?" tanya Jaebum.

"Iya, soalnya temen-temen bisanya jam segini. Kan harus ngatur waktu sama temen-temen juga," jawab Yeji apa adanya.

Mendengar itu Jaebum manggut-manggut paham. "Kalo gitu minta bang Hwall buat anterin kamu," pungkas Jaebum.

"Nggak bisa.." cerca Yeji sedikit merengek karena sebal Papanya seperti menahan-nahan dirinya.

Jaebum mengangkat alisnya sebelah. "Kenapa nggak bisa?"

"Bang Hwall mau nganterin Ryujin," jawab Yeji.

Baru saja Jaebum membuka mulut untuk kembali bertanya, Yeji lebih dulu bersuara. Membuat laki-laki itu spontan menutup mulutnya.

"Papa jangan nanya aku deh. Aku harus pergi sekarang, temen-temen udah nunggu."

Tanpa babibu Yeji melesat pergi dari sana demi menghindari pertanyaan-pertanyaan dari Papanya yang pasti tidak akan ada habisnya.

"Pulangnya Papa jemput!!" seru Jaebum sebelum akhirnya bayangan Yeji menghilang bersamaan dengan gerbang rumah yang kembali tertutup.

Laki-laki paruh baya itu hanya menggeleng pelan. Memiliki anak perempuan memang selalu membuat perasaannya was-was. Selain itu kedua anak perempuannya sangat petakilan, hal itu membuatnya semakin pusing.

"PAPAA!!!"

Baru saja kaki Jaebum melangkah melewati pintu, dirinya sudah dikejutkan dengan serangan dadakan. Badan besar laki-laki itu hampir saja terhuyung ke belakang ketika anak bungsunya tanpa aba-aba berlari ke arahnya dan memberikan sambutan.

Namun bukan itu satu-satunya yang membuat Jaebum terkejut.

"Kok tau kalo Papa udah di pintu sih?" tanya Jaebum menatap heran ke arah Ryujin setelah putrinya itu melepaskan pelukan.

Dengan percaya dirinya, Ryujin menjawab enteng. "Feeling aku tuh kuat. Papa udah di depan gerbang aja aku tau."

Sembari berjalan masuk ke dalam rumah, Jaebum mengusap puncak kepala Ryujin. Terkekeh pelan mendengar celotehan anaknya itu.

Beloved[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang