♡Beloved: Jawaban

897 176 5
                                    


Happy Reading♡♡

^^

"Kamu harus pikirin ini dari sekarang Hwall. Suatu hari pacar kamu bakalan nggak suka kalo kamu terus manjain adik kamu."

"Pasti akan ada pertanyaan siapa orang yang akan kamu pilih nanti. Pacar kamu apa adik kamu. Situasi itu bakalan sulit buat kamu nanti."

KALIMAT itu terus mengiang di kepala Hwall.  Menghantuinya sejak dia keluar dari ruang kerja milik Papanya. Hwall terdiam sejenakㅡmerenung di depan pintu ruangan itu. Memikirkan kembali setiap kalimat yang Papanya sampaikan.

Mungkin kah semua itu benar? Mungkinkah Yeji atau Ryujin bisa menjadi penghalang hubungan percintaannya suatu hari ini? Mungkinkah sampai berumah tangga pun Yeji atau Ryujin akan terus bergantung padanya?

Yang menjadi ketakutan Hwall bukan itu, melainkan jika pertanyaan itu suatu hari nanti benar-benar akan dipertanyakan untuknya. Bagaimana mungkin dia harus memilih antara orang-orang yang sangat dia sayangi.

Jika ditanya sekarang, mungkin dia akan dengan mudah untuk menjawab memilih kedua adiknya. Tapi ketika dia sudah dewasa nanti, dia tidak yakin bisa menjawabnya semudah itu.

Bagaimanapun sekarang prioritas utama Hwall adalah Yeji dan Ryujin. Dia sangat menyayangi kedua adiknya. Mereka sudah sangat dekat sejak kecil. Bahkan Hwall sudah berperan seperti seorang Ayah untuk mereka. Tidak mudah untuk menjauhkan diri dari mereka. Mereka sudah sangat terikat dengannya.

Hwall menghembuskan napas berat. Dia tidak mengerti kenapa Papanya harus mengatakan hal semacam ini. Yang pada akhirnya akan terus membebani pikirannya sampai nanti. Setelah ini dia yakin dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.

Dan dia sendiri bingung, harusnya untuk sekarang dia tidak perlu mencemaskannya. Lagipun usianya masih sangat muda. Pernikahan yang Papanya maksud masih sangat lama. Tapi entah mengapa ini terus mengganggu pikirannya. Seolah tidak mau membiarkan Hwall bernapas dengan tenang.

"Bang Hwall!"

Seruan itu membuyarkan pikiran Hwall. Cowok bermata sipit itu tersentakㅡmenoleh ke arah adik bungsunya yang tengah berjalan cepat ke arahnya.

Perhatian Hwall teralihkan ketika ponselnya di saku celana bergetar. Hwall merogoh benda itu dengan tangannya. Memeriksa pesan yang baru masuk. Dan ternyata dari adiknya yang lain.

Yeji:
Hwall, papa udah pulang?
Kamu dimarahin ngga?

Dengan gerakan lincah, Hwall langsung membalas pesan itu dengan cepat.

Hwall:
Aku jemput.

Setelah mengirimkan pesan singkat tersebut, Hwall kembali menyimpan ponselnya di saku celana yang ia kenakan.

"Bang Hwall, Papa marah ya?" tanya Ryujin ketika sudah berdiri di hadapan Hwall. Raut wajahnya menyiratkan kecemasan yang sejak tadi dia tahan.

Hwall hanya menggeleng singkat sebagai jawaban. "Aku pergi dulu, Ryu."

Tanpa mengatakan apa-apa, Hwall melangkahkan kaki dari sana. Tapi sebelum itu Ryujin lebih dulu menahan.

"Mau kemana? Aku ikut," pinta gadis itu.

"Kamu di rumah aja," tandas Hwall jelas.

Lantas cowok bermata sipit itu kembali melanjutkan langkah pergi dari sana. Menghiraukan Ryujin yang berusaha memanggil dan menahannya.

"Bang Hwall, ikut!"

Seruan itu hanya berlalu bersamaan punggung Hwall yang lenyap dari pandangan Ryujin. Gadis berpipi sedikit tembam itu mencuatkan bibirㅡmenatap muram sisa bayangan Hwall yang sudah pergi.

Beloved[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang