♡Beloved: Kekanakan

1K 181 9
                                    


Happy Reading♡♡

^^

RENTETAN kata yang tersusun menjadi kalimat panjang tertulis rapi di lembar baru buku dengan ketebalan sedang berwarna biru tersebut. Dengan pulpen berwarna hitam, kertas putih kosong kini telah penuh oleh coretan rapi.

Iris abu-abu itu memandang sejenak rentetan kalimatnya. Membuang napas pelan sebelum akhirnya menutup buku tersebutㅡmenyudahi untuk hari ini.

Rutinitas setiap malamnya menuliskan banyak hal yang dia alami seharian ini. Bukan hanya untuk bermain-main atau apa, cowok yang dikenal bersikap dingin itu tidak pernah absen menulis buku harian hanya karena satu hal, yaitu ingin menunjukannya pada seseorang suatu hari nanti. Terutama orang yang namanya sering dia tuliskan di buku tersebut.

Netra Hwall melirik jam beker di atas meja belajarnya. Waktu menunjukkan kalau sekarang sudah larut malam. Rasa kantuk juga sudah merambati mata monoloidnya.

Cowok berkulit putih itu beranjak dari kursi belajarnya, bukan untuk pergi tidur. Melainkan dia pergi keluar kamar. Suasana rumahnya sudah sepi karena semua orang jelas sudah tidur.

Hwall melangkah keluar hanya untuk memastikan sesuatu. Langkahnya membawa tubuh cowok itu berjalan mendekat ke arah pintu kamar yang berada di sebelah kamarnya.

Tangan Hwall bergerak mendorong pintu itu secara perlahan. Tidak ingin menimbulakan suara nyaring hingga membuat sang pemilik kamar terbangun.

Dengan langkah pasti Hwall mendekati tempat tidur. Dia bisa melihat dengan jelas bagaimana adik bungsunya tidur. Sudut bibir Hwall tertarik, berusaha menahan diri agar tidak tertawa. Dia sering dibuat heran kenapa adiknya ini selalu tidur dengan bibir yang menganga kecil.

Bukan hanya ketika sedang bangun Ryujin bertingkah seperti anak kecil, tapi bahkan ketika tidur pun dia seperti anak kecil.

Hwall menggeleng kepala pelan memperhatikan adiknya itu. Entah sampai kapan adik bungsunya ini bertingkah seperti adik kecil yang selalu bergantung padanya.

Hwall sedikit berjongkok, mensejajarkan dirinya dengan tinggi tempat tidur. Menatap wajah adiknya yang tidur dengan sangat pulas. Wajahnya terlihat seperti bayi.

Menarik napas pajang, lalu menghelanya secara perlahan. Ada sesuatu yang mengganjal dirongga dadanya.

"Aku nggak keberatan kalo kamu mau bergantung terus sama aku, Ryu. Aku abang mu, udah tugas aku buat jagain kamu."

"Senakal apapun kamu, aku bakalan tetap berusaha buat lindungi kamu sama Yeji."

"Kalian berdua udah jadi tanggungjawabku sejak kecil."



♡♡


"Yeji, mau naik motor sendiri apa ikut aku?"

Gadis bermata sipit tajam yang tengah mengenakan sepatu itu menunjuk ke arah orang yang bertanya.

"Bareng aja, lagian Ryujin kan nggak berangkat," cetus Yeji.

Hwall manggut-manggut paham. Lantas menyandang tasnya sebelum kemudian melangkah keluar rumah untuk memanasi motor.

Sementara itu Ryujin di teras tengah melamun. Dia merasa sangat menyesal karena hari ini dia tidak bisa berangkat ke sekolah karena diskors. Seandainya saja dia tidak ikut bermain basket murid cowok hari itu. Mungkin dia tidak akan memecahkan dua jendela ruang kelas sekaligus.

Beloved[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang