♡Beloved: Epilog

1.3K 201 17
                                    


Happy Reading♡♡

^^


Dua bulan kemudian.


SILAU matahari pagi mengganggu tidur nyenyak gadis itu di akhir pekan ini. Tubuhnya yang terbungkus selimut menggeliatㅡmencari posisi nyaman kembali. Tapi karena sudah terlanjur sadar, dia jadi tida bisa tidur lagi.

Gadis berpipi sedikit tembam itu akhirnya membuka mata. Langit-langit kamar berwarna putih yang langsung menyambut netranya.

Ryujin menguap. Meregangkan otot-otot tubuhnya. Lantas menyibak selimut tebal yang membelit tubuhnya, kemudian bergerak turun dari tempat tidur.

Dengan wajah khas orang bangun tidur dengan rambut berantakan, gadis itu melangkah keluar dari kamar. Dilihatnya ke sekeliling yang terlihat sepi.

"Mama! Papa!"

Ryujin berteriak dari depan pintu kamar. Memanggil-manggil Mama dan Papanya. Biasanya kalau akhir pekan seperti ini kedua orang tuanya sudah duduk bersantai di ruang tengah. Tapi dari lantai atas, Ryujin tidak mendengar seseorang mengobrol. Benar-benar sepi.

Menghembuskan napas panjang, kaki Ryujin kembali melangkah. Ketika melewati pintu kamar Hwall, kakinya berhenti.

Tangan Ryujin mengetuk pintu kayu berwarna coklat tersebut. Berdetik-detik lamanya menunggu, tapi tidak ada sahutan. Maka dengan keberanian, dia langsung mendorong pintu itu ke dalam untuk membukanya.

Ryujin terpaku ketika dia tidak menemukan si pemilik kamar. Kamar Hwall terlihat kosong dan sangat rapi. Ryujin jadi bertanya-tanya kemana kakaknya itu? Biasanya di jam seperti ini Hwall masih berada di dalam kamar.

Penasaran ingin mencari tau keberadaan semua orang, lantas Ryujin melangkah menuruni tangga menunju lantai bawah. Di sana juga terlihat sepi seolah tidak ada siapapun di sana.

Tapi kemudian Ryujin melihat bayangan Yeji di dapur. Tanpa menunggu lama lagi dia pergi ke dapur untuk menghampiri Yeji. Ternyata kakak perempuannya itu sedang menikmati sarapan dengan segelas susu putih dan juga roti tawar isi selai nanas.

"Mau nggak?" Yeji menawari Ryujin roti yang dia makan ketika adiknya itu baru saja masuk ke ruangan.

"Kak Yeji bikin sarapan sendiri?" tanya Ryujin.

Spontan Yeji menggeleng. "Pas aku kesini udah ada di meja. Kayaknya emang dibikin buat kita sih," cetusnya seraya menunjuk ke arah dua gelas susu putih serta dua roti tawar isi selai nanas di atas meja.

Ryujin mangut-mangut paham. Kemudian ikut bergerak mencomot roti selai tersebut.

"Papa sama Mama emang kemana?" tanya Ryujij dengan mulut penuh roti.

"Nggak tau." Yeji mengedikan bahu. "Pas aku bangun juga udah sepi."

Mendengar jawaban tidak memuaskan itu Ryujin mendengus malas. Lalu duduk di salah satu kursi makan. Pandangannya memperhatikan sarapan yang dibuat untuk mereka. Dia tengah bertanya-tanya sebenarnya kemana anggota keluarga yang lain pergi sepagi ini. Bahkan sampai meninggalkan sarapan roti dan susu untuk mereka.

Perhatian Yeji dan Ryujin spontan teralihkan ketika bunyi dering dari telepon rumah menyapa indra pendengaran mereka. Keduanya bertukar pandang.

"Mungkin itu Papa atau Mama," celetuk Ryujin.

Lantas tanpa aba-aba dia langsung pergi menuju ruang tengahㅡmenghampiri telepon rumah yang terus berdering. Sementara itu Yeji ikut menyusul di belakangnya dengan tangan yang membawa gelas susunya. Karena dia belum sempat minum, tapi terlanjur penasaran dengan si penelepon.

Beloved[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang