♡Beloved: Sulit

867 176 1
                                    


Happy Reading♡♡

^^

"Nggak."

"Kok kamu jawabnya gitu?"

Hwall terbelak, menatap penuh heran ke arah Yeji yang menatapnya serius.

"Ya kamu pikir aja masa kamu mau pergi sama perempuan lain ninggalin keluarga kamu," sungut Yeji kesal. Lantas kembali menyeruput es buahnya dengan tidak selera.

Hwall telah merusak moodnya dengan pertanyaan konyol tiba-tiba tadi.

"Bukan gitu juga, Ji. Maksudnya tuhㅡ"

"Mending langsung aja deh, Hwall. Sebenernya Papa tuh ngomong apa sama kamu?" sela Yeji cepat.

Hwall mendesah frustasi. Kenapa rasanya sulit hanya untuk menjelaskan hal sepele seperti ini. Dia bahkan tidak memiliki kata-kata yang bisa dia sampaikan.

Cowok bermata sipit tajam itu mendengus panjang. Beralih menatap mangkuk es buahnya. Dia terdiam sejenakㅡsedang memilih kata-kata yang pas untuk disampaikan pada Yeji.

"Papa bilang aku nggak bisa terus-terusan perhatiin kamu sama Ryujin kayak gini. Papa bilang aku terlalu perhatian sama kalian," kata Hwall pada akhirnya.

Sontak kening Yeji mengernyit heran. "Emang masalahnya apa coba?"

Tidak langsung ada jawaban dari Hwall. Dia benar-benar kesulitan untuk mengatakan inti permasalahannya. Rasanya susah sekali mengatakan hal itu pada Yeji.

"Hwall!" seru Yeji memanggil Hwall yang malah diam. Padahal dia sedang menunggu jawaban kakaknya itu dengan sangat penasaran.

"Papa bilang suatu hari nanti kalian bisa jadi penghalang hubungan aku," ujar Hwall cepat.

Setelah berhasil mengatakan itu, Hwall benar-benar merasa aneh. Kenapa dia harus mengatakannya. Itu sungguh konyol.

Yeji tertegun ditempatnya. Menatap dengan kerutan dahi ke arah Hwall. Gadis itu sedang mencerna perkataan Hwall barusan. Tapi dia tidak paham sama sekali.

Gadis bermata sipit tajam itu berdecak pelan, kembali menatap ke depan.

"Aku beneran nggak paham maksud kamu. Tapi kalo kamu lebih milih perempuan lain dari pada adek kamu, aku nggak akan biarin itu," tukas Yeji penuh penekanan.

Hwall menoleh sekilas ke arah Yeji. Kemudian menundukㅡmerenungkan sesuatu.

Sekarang dia paham maksud perkataan Papanya. Dan Papanya juga benar. Sepertinya dia terlalu memberikan perhatian lebih kepada Yeji dan Ryujin sampai kedua adiknya itu menjadi sangat bergantungan padanya.

Dari jawaban yang dia dapatkan dari Yeji, dia bisa menyimpulkan apa yang akan terjadi nanti.  Yeji dan Ryujin benar bisa menjadi penghalang untuk hubungannya.

Lantas setelah ini haruskah dia berhenti memberikan perhatian lebih pada Yeji dan Ryujin? Tidak akan mungkin semudah itu. Setiap waktu dia selalu memperhatikan kedua adiknya, tidak akan mudah jika dia berhenti tiba-tiba.

"Aduh!"

"Kenapa, Ji?"

Bahkan baru saja dipikirkan, dia langsung goyah. Mendengar teriak kesakitan dari adiknya, otomatis dia langsung menoleh dan bertanya cemas. Sebesar itu rasa khawatir dan perhatiannya kepada Yeji dan Ryujin.

Beloved[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang