♡Beloved: Bisikan

1K 196 14
                                    


Happy Reading♡♡

^^

GElAPnya suasana di sekitar tidak membuat gadis yang duduk di bangku halaman rumah merasa takut atau bahkan beranjak dari sana.

Dia nampak begitu tenang menatap kolam kecil yang tak jauh dari tempatnya. Memperhatikan ikan-ikan di dalam kolam yang melompat-lompat meski hari sudah malam. Mereka seperti tidak ada waktu istirahat.

Gadis berambut sebatas bahu itu mengadahkan kepala memandang ke atas. Malam ini langit tak secerah biasanya. Tidak ada bintang atau bahkan bulan. Semuanya nampak gelap.

Sepertinya langit pun mendukung keadaan hatinya malam ini.

Netra abu-abu itu kembali menatap kolam. Pemandangan ikan-ikan berenang jauh lebih menarik dari pada langit yang gelap terasa hampa.

Dengusan kecil keluar dari sela napasnya yang tidak beraturan. Ryujin menoleh sekilas ke arah pintu rumahnya yang sedikit terbuka. Dia kembali teringat peristiwa yang terjadi hari ini.

Bagaimana wajah merah sang Papa yang sedang marah. Bagaimana mata sipit tajamnya yang terlihat berkilat-kilat. Bagaimana sang Papa memarahinya siang ini, Ryujin masih ingat dengan jelas. Dan setiap kejadian itu kembali melintasi pikirannya, Ryujin tidak pernah berhasil tidak menangis.

Bahkan sekarang dia mulai terisak. Pandangannya menunduk menatap kakinya yang menapak di atas tanah berumput. Rasa sesal begitu mencuat hingga membuat dadanya sesak.

Salahkan saja dia yang tidak bisa bersikap dengan baik. Salahkan saja dia yang punya banyak tingkah tidak jelas. Salahkan saja dia yang tidak bisa disamakan dengan yang lain.

Ini memang kesalahannya.

Sentuhan lembut dibahu kiri Ryujin membuat gadis itu tersentak dan menoleh. Entah sejak kapan, ternyata Seulgiㅡsang Mama sudah duduk di sebelahnya.

Jika biasanya Ryujin akan langsung mengusap air matanya, maka kali ini dia malah langsung memiringkan badan hingga bersandar di dada sang Mama. Ryujin semakin terisak saat tangan Mamanya kembali mengusap puncak kepalanya.

Dengan bisikan lembut yang menentramkan hatinya yang gelisah.

"Nggak pa-pa, Ryujin.. Nggak apa-apa.."

Sungguh, dalam sekejap Ryujin merasakan kehangatan kembali merayapi hatinya.

"Mama.. Maafin aku ya." Ryujin berkata lirih. Kembali menegakan badan lalu mengusap air matanya.

"Kenapa kamu minta maaf sama Mama? Kamu minta maafnya sama Papa," ucap Seulgi seraya mengusap lembut pipi Ryujinㅡmenghapus jejak air matanya. "Mama nggak marah sama kamu kok," sambugnya.

"Tapi Papa marah sama aku," sela Ryujin.

Mendengar itu Seulgi tersenyum tipis. Tangan beralih merapikan anak rambut Ryujin yang hampir menutupi wajah.

"Papa nggak marah, Papa cuma kesel aja dikit. Kalo kamu mau minta maaf trus janji akan jadi anak yang baik, Mama yakin pasti Papa langsung maafin kamu," tutur Seulgi.

"..kamu tau kan, kalo kamu itu anak bontot kesayangannya Papa."

Ryujin menatap sang Mama. Dia merasakan kehangatan yang dalam ketika melihat wajah sang Mama dan mendengar suara lembutnya.

Beloved[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang