Happy Reading♡♡^^
DI kamarnya, Ryujin tidak bisa tenang. Ketika Seulgi membawanya kembali ke kamar, Ryujin terus merengek menolak. Dia ingin tau sebenarnya apa yang terjadi. Namun tetap saja dia tidak bisa menolak selain menuruti permintaan Mamanya dengan kembali masuk ke dalam kamar.
"Ma, ada apa? Papa marah lagi ya?" tanya gadis itu penasaran. Menatap ke arah sang Mama yang berdiri di depannya.
"Kamu tidur aja ya, Ryu. Mama temenin," ujar Seulgi keluar dari topik.
Wanita bermata monoloid itu berjalan mendekat ke arah tempat tidur. Menuntun Ryujin agar naik ke atas kasur dan menyuruhnya untuk tidur.
Ryujin hanya menurut saja. Gadis berpipi sedikit tembam itu merebahkan dirinya. Bantal yang sejak tadi dia bawa kini dia gunakan untuk menyangga kepalanya. Menarik selimut hingga menutupi tubuhnya sebatas perut.
Sementara itu Seulgi benar-benar menemani Ryujin dengan duduk tepat di sebelah putrinya itu tidur. Duduk bersandar di kelapa ranjang seraya tangannya mengusap pelan puncak rambut Ryujin.
Pikir Seulgi lebih baik dia menemani Ryujin dari pada dia harus menyaksikan Jaebum memarahi Hwall dan Yeji. Dia tidak akan mungkin bisa menyaksikan hal itu. Dia hapal betul bagaimana sifat tegas Jaebum.
Meski merasa sangat penasaran, namun Ryujin memilih untuk memendam rasa penasarannya. Dia perlahan memejamkan mata bersamaan dengan tangan Mamanya yang terus mengusap puncak rambutnya.
Faktanya otak Ryujin tetap tidak bisa tenang walaupun matanya terpejam. Dia memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Dia tau Hwall dan Yeji bertengkar. Karena dia sendiri juga mendengar kedua kakaknya itu berteriak di kamar sebelah.
Alasan Ryujin memilih tetap diam meski dia penasaran karena dia merasa bahwa Hwall dan Yeji bertengkar itu karena dirinya. Dia sangat yakin pasti dia lah alasan kedua kakaknya bertengkar.
Spontan Ryujin kembali membuka mata ketika indra pendengarannya menangkap suara bentakan. Ryujin sangat hapal kalau itu adalah suara milik sang Papa.
"Ma, kenapa Papa sampai teriak-teriak? Aku takut," cicit Ryujin.
Tangan gadis itu menggenggam erat lengan baju Seulgi. Menandakan kalau dia benar-benar ketakutan.
Bukan hanya Ryujin yang merasa takut, tapi Seulgi sendiri juga tidak bisa berhenti cemas. Terdengar jelas sekali bentakan Jaebum di telinganya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kedua anaknya yang ada di sana.
"Tenang, Ryu.. Nggak ada apa-apa," balas Seulgi berusaha menenangkan Ryujin walaupun dia sendiri tidak bisa tenang.
Seulgi hanya tidak ingin putri bungsunya merasa cemas dan takut. Tapi sungguh, dia tidak bisa berhenti mencemaskan kedua anaknya yang lain. Pasti mereka ketakutan, atau tidak mereka mungkin menangis. Memikirkannya saja membuat hati Seulgi sakit. Sebagai seorang ibu dia merasa sangat buruk terhadap anak-anaknya.
Pandangan Seulgi beralih menatap ke arah Ryujin. Anak bungsunya itu sudah kembali memejamkan mata. Tapi dia tau kalau Ryujin belum tidur. Dari raut yang dia lihat di wajah Ryujin, dia bisa menebak kalau putrinya itu juga sama cemasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved[✔️]
FanfictionCerita tiga bersaudara dari keluarga Im. Ryujin yang memiliki ciri fisik berbeda dari kedua saudaranya. Bukan hanya ciri fisik yang berbeda, tapi juga sifat dan tingkah yang jauh berbeda. Usaha Hwall untuk melindungi kedua adik perempuannya, Yeji da...