🌧8🌧

112 50 21
                                    

Rian berlari sekuat tenaga. Untuk pertama kalinya, ia terlambat datang ke sekolah. Setelah menghabiskan waktu yang nyaman bersama dengan Tantenya, suasana hati Rian benar-benar membaik dan membuatnya bisa tertidur dengan sangat nyenyak setelah sekian lama. Tapi akibatnya, ia terlambat bangun dan hampir tak bisa melewati gerbang sekolah pagi ini. Beruntung, Pak Bambang masih berbaik hati membiarkan Rian masuk.

Rian terus berlari di lorong menuju kelasnya hingga tak sengaja menabrak seorang gadis yang baru saja keluar dari ruang guru dengan membawa tumpukan buku.

Bruk!

Buku-buku yang dibawa gadis itu pun terjatuh dan tergeletak di lantai.

"Duh, sorry banget. Gue gak sengaja. Gue lagi buru-buru tadi. Sini gue bantuin." Rian berjongkok di depan gadis itu dan membantu menumpuk kembali buku-buku yang terjatuh itu.

Selesai menumpuk semua buku dengan rapi, Rian melihat jam tangannya sejenak dan segera berdiri. "Eh, duluan ya. Gue udah telat banget, nih. Sekali lagi maaf, ya!"

Rian segera kembali berlari, meninggalkan gadis yang baru saja ia tabrak tadi. Beberapa meter sebelum mencapai kelasnya, Rian dapat mendengar suara Bu Ratna yang tengah mengabsen.

"Adrian Alfarizki."

"Sa--"

"Hadir, Bu!!" teriak Rian yang baru saja tiba di ambang pintu kelasnya, tepat ketika namanya disebutkan.

"Rian, kamu terlambat?" tanya Bu Ratna.

Rian tersenyum kikuk. "Iya, maaf, Bu."

"Ya sudah. Karena ini pertama kalinya kamu terlambat, Ibu kasih toleransi. Cepat duduk!"

"Makasih, Bu!"

Rian segera melangkah menuju bangkunya.

"Gue kira lo gak dateng hari ini," bisik Arga.

"Emang pagi ini ujan?" tanya Rian.

"Enggak."

"Nah, berarti gak ada alasan gue gak dateng."

"Iya juga, sih. Tapi tumben banget lo telat. Gue udah hampir bilang lo sakit, tadi."

"Gue telat bangun tadi."

"Telat bangun? Kayak bukan lo aja," heran Arga. Setahunya, Rian orang yang disiplin dan tak ada kata terlambat dalam kamus hidupnya selama ini.

Baru saja Rian membuka mulut untuk menjawab keheranan Arga, tapi Bu Ratna telah berteriak lebih dulu.

"Jangan ngobrol!"

Seketika, Rian dan Arga segera membungkam mulut mereka dan membuka buku paket yang ada di hadapan mereka.

⛈️🌧🌦

Jam pelajaran yang akhirnya berganti menjadi jam istirahat segera membuat para murid berbondong-bondong untuk pergi mengisi perut mereka. Begitu pula Rian dan Arga.

"Eh, Tante lo nginep di rumah lo semalem?" tanya Arga sambil berjalan. Sebelumnya, Rian sudah menceritakan kepada Arga perihal Tantenya yang datang kemarin.

"Enggak, abisnya Om Ridwan tiba-tiba nelepon dan bilang kalau dia ngebatalin beberapa kerjaan dia biar bisa ngejagain Tante Ira. Jadinya, Tante Ira harus buru-buru pulang biar gak ketahuan boong sama Om Ridwan," jawab Rian.

Arga tergelak. "Bener-bener bucin, deh. Lo nanti kalau punya pacar jangan bucin kayak Om lo itu, Yan."

"Ye~ Gak bakal," tegas Rian.

Haters and Lovers of Rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang