Jangan lupa tinggalin jejak berupa vote dan komen. Happy reading~
🌧⛈️🌧
Rian berjalan keluar dari sekolah dengan santai. Jam pulang sekolah yang ditunggu semua orang termasuk dirinya sudah tiba.
"Hm ... hari ini jadwal Anin buat belajar private. Dia ada di rumahnya gak, ya?" gumam Rian sambil terus melangkah. Mengingat Arga tadi yang pulang lebih dulu karena urusan keluarga, Rian pikir bisa jadi Anin juga tak ada di rumahnya karena urusan keluarga mereka itu.
Awalnya, Rian ingin bertanya pada Arga apakah adiknya ada di rumah. Tapi kemudian ia ingat kalau Arga bilang untuk sementara waktu ia tak bisa memegang ponsel. Jadilah, Rian akhirnya memutuskan untuk datang memastikan sendiri apakah Anin ada di rumahnya atau tidak.
Ketika Rian tiba tepat di depan rumah Arga, Anin tiba-tiba keluar dari dalam rumah dengan sebuah tas yang cukup besar.
"Oh? Kak Rian!"
"Ah, kamu mau pergi?" tanya Rian.
"I—iya, Kak," jawab Anin sedikit terbata, cukup terkejut dengan keberadaan Rian.
"Maaf, Kak. Hari ini belajarnya di skip dulu, ya," kata Anin.
"Ah, iya. Gak papa. Kakak ngerti, kok. Kamu mau pergi karena urusan keluarga kalian, 'kan? Arga sendiri udah pergi tadi pagi," timpal Rian sambil tersenyum.
"Hm ... i—iya." Anin tersenyum terpaksa. Matanya tak bisa fokus menatap mata Rian.
Tiiin! Tiiin!
Suara klakson mobil dari belakang mengejutkan keduanya.
"Ah, aku pergi sekarang ya, Kak," pamit Anin lalu dengan cepat naik ke dalam mobil itu.
"Ah, iya. Hati-hati ..." suara Rian memelan melihat Anin yang langsung melesat pergi. "Kayaknya buru-buru banget, ya," gumamnya.
Rian menatap jam tangannya. "Berarti hari ini gue kosong. Rasanya udah lama gue gak punya waktu luang kayak gini."
"Bagusnya ngapain, ya?" gumam Rian sambil melangkah pergi.
"Rebahan aja kali, ya?"
⛈️🌧🌦
Keesokan harinya, Rian berjalan pelan menuju kelasnya. Di saat seperti ini, biasanya, Arga akan segera datang menghampiri dan merangkulnya. Tapi kali ini ia hanya seorang diri.
Rian masuk ke dalam kelas dan langsung duduk di bangkunya. Ia menatap bangku Arga sejenak. Rasanya cukup kosong tanpa kehadiran sahabatnya itu. Seketika, kilasan balik pertemuan keduanya berputar di otak di Rian.
- Flashback, hari pertama Rian sebagai murid SMP -
Kelas Rian sangat ricuh. Kebanyakan dari mereka berbeda SD sehingga perkenalan-perkenalan dan obrolan-obrolan terus mengalir untuk lebih saling mengenal.
Rian sendiri bersikap masa bodoh. Tak ada niatan untuk bergabung dan mengobrol dengan teman-teman barunya itu. Ia hanya duduk diam di bangkunya yang terletak di barisan paling depan.
"Hai, guys!"
Rian melirik datar orang yang baru saja masuk ke dalam kelas dan menyapa dengan penuh semangat itu.
"Kenalin, nama gue Arga Kiano Garendra. Kalian bisa panggil gue Arga. Semoga kita bisa jadi temen baik, ya!" Arga tersenyum lebar sambil memandang seisi kelasnya.
Rian yang tak tertarik dengan teman kelasnya itu memilih untuk merebahkan kepalanya di atas meja.
"Yah, tempat yang tersisa tinggal barisan depan doang," gumam Arga melihat seluruh bangku barisan belakang dan tengah yang sudah terisi sempurna. Tinggal beberapa bangku barisan depan yang kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haters and Lovers of Rain [END]
Novela Juvenil"Hujan itu cuma membawa petaka, bencana, dan kesialan!" "Hujan itu membawa ketenangan dan kebahagiaan. Kau hanya perlu menikmatinya." - - - Rintik hujan yang turun membasahi bumi membawa begitu banyak cerita dengan penuh kenangan. Kenangan itu ada...