EPISODE 13

3.6K 417 89
                                    

"Dulu melekat sekarang tersekat."
-Ka andi-

SELAMAT MEMBACA

Liam Osmond!

Auris pura-pura tidak terkejut dengan memilih mengisi salah satu kursi yang kosong setelah membungkuk rendah pada Liam.

Auris melirik pakaian Liam. Hanya akan berdiskusi tentang permasalahan saja, pakaian pria itu sangat mewah, Auris tudak habus pikir melihatnya.

"Selamat atas gelar barumu," kata Liam.

Auris hanya mengangguk sebagai respon.

"Auris aku deng-"

"Lebih baik panggil saya dengan sebutan Orthess, Yang Mulia," sanggah Auris dengan cepat.

Raut wajah Liam berubah menjadi muram.

"Apakah Orthe yang lain terlambat?" tanya Auris.

"Aku hanya mengundangmu," jawab Liam.

Auris terdiam sejenak, seperti ada gagak yang berkoak melintas di tengah-tengah mereka. Suasana yang canggung dan hening menjadi kian buruk ketika Auris menatap Liam dengan tajam.

"Kenapa?" tanya Auris.

"Aku merindukanmu," jawab Liam dengan senyum manis.

Auris berdiri dari kursinya kemudian memandang Liam dengan tatapan sulit diartikan.

"Aku harus menjelaskan ini pada Anda."

"Apa yang ingin kau jelaskan?" Liam ikut berdiri.

"Seorang Raja seharusnya mengurus kerajaan serta rakyatnya. Kemudian seorang pria yang telah menikah seharusnya menjaga perasaan istrinya walaupun sang istri tidak ada di sampingnya, tolong jangan bersikap kekanak-kanakkan. Setiap kali anda mengatakan mencintaiku dan merindukanku, aku merasa hina. Apakah gelar orthess ini belum bisa membuka mata Anda? Selamanya aku tidak akan menjadi milik Anda. Karena menjadi yang kedua bukanlah pilihanku," papar Auris.

"Dari awal kau yang pertama, tidak ada yang kedua. Lebih baik hentikan percakapan dramatis ini," tutur Liam dengan raut wajah kesal.

"Saya harus pergi jika tidak ad-"

Auris melebarkan matanya ketika tubuhnya terangkat dan bergerak ke arah Liam. Pria itu menggunakan kekuatan telekinesis yang sangat kuat sehingga Auris sulit untuk berkelit.

Kini Auris terduduk di atas meja bundar dengan Liam yang mengurungnya. Pria itu meletakkan tangannya tepat di sisi tubuh Auris dengan tubuh agak membungkuk agar sejajar dengan wajah Auris.

"Aku sungguh tidak terima kau mengatakanku kekanak-kanakkan. Haruskah aku mengingatkan masa lalu kita agar kau bisa tahu siapa yang kekanak-kanakkan? Bisa jadi kita berdua kekanak-kanakkan." Liam berujar dengan nada rendah. Auris mengeritkan giginya dengan tatapan yang menghujam netra Liam.

Tangan kanan Liam terangkat untuk menyentuh pipi Auris.

"Dari awal kau selalu menyerah. Kau  berpikir jika menghilang maka masalahnya akan kelar sama seperti perasaan kita. Aku menyatakan perasaanku dan kau menolaknya kemudian kau mengatakan pada Matteo bahwa kau menyukaiku maka dari itu, kau tidak bisa menerima Matteo. Setelahnya aku lupa ingatan dan tanpa sengaja menyakitimu kemudian tiba-tiba kau datang dan menyatakan perasaanmu padaku akan tetapi, kau mengatakan itu saat kau tahu bahwa kau akan berakhir pada hari itu. Jelas sekali kau mau menyiksaku dari awal. Apakah kau tidak tahu perasaanku ketika kau meninggalkanku setelah semua itu? Anggap saja aku menyalahkanmu. Aku hanya ingin kau bahagia dengan bersamaku karena Liona bukanlah wanita yang kucintai terlepas dari itu, aku tidak akan menemukan wanita yang tulus untuk hidup bersamaku kecuali bersamamu."

LIAM OSMOND✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang