SELAMAT MEMBACA"Aiden." Alexis memanggil Aiden yang berjalan tepat di sampingnya.
"Ada apa?" jawab Aiden dengan raut wajah lelah.
"Bagaimana kita menemukan suami Liona tanpa tahu wajahnya?" tanya Alexis.
"Kau benar, jadi bagaimana?" tanya Aiden balik.
"Kenapa balik bertanya!"
"Kalau begitu kita harus meminta bantuan Ansei. Dia bertugas memata-matai Liona, pasti ada sesuatu yang disimpan olehnya dan bisa kita gunakan sebagai petunjuk!" kata Aiden.
Senyum Alexis merekah kemudian ia langsung menarik Aiden untuk kembali ke istana.
Sedangkan itu, di sekolah kerajaan.
Ayres berlatih dengan semangat setelah dua hari lalu, ia bertemu dengan seorang wanita yang mengaku sebagai bibinya. Ayres awalnya tidak percaya tapi setelah wanita itu meraih belatinya dan memainkannya dengan lihai serta meneliti wajah wanita yang ternyata hampir mirip seperti wajah ayahnya membuat Ayres benar-benar bahagia.
"Bibi."
Ayres menghentikan latihannya tatkala melihat Auris memasuki sekolah kerajaan akan tetapi, tidak meliriknya dan terus berjalan dengan lurus menuju kelas para murid pemula.
"Guru, saya telah selesai!" Ayres mengangkat tangannya pada guru yang menjadi pengawas mereka. Ah, mereka berlatih di lapangan dan terdiri dari 40 siswa.
"Baiklah, kau boleh beristirahat," kata gurunya kemudian Ayres segera mengikuti bibinya itu.
Ayres tidak tahu siapa yang ingin ditemui oleh bibinya selain dia. Sampai akhirnya, Ayres bisa lihat bibinya tengah memeluk seorang gadis yang ia kenal, Ariana.
TEP!
Ayres terkejut ketika sebuah tangan besar menepuk pundaknya. Ia menengadah untuk melihat orang itu dan ternyata itu adalah Liam. Ah, pasti pamannya ini datang mengunjunginya.
"Paman, sangat merepotkan jika datang terus untuk melihatku," kata Ayres dengan percaya diri.
"Tidak."
"Apanya?"
Liam menatap Ayres dengan senyum tipis.
"Aku mengikuti bibimu," jawab Liam.
Seketika raut wajah Ayres menjadi muram. Dia langsung berjalan mendekati Auris sehingga Ariana yang tengah berbincang dengan bibinya tampak terkejut.
"Kau ikut aku," kata Ayres kemudian menarik Ariana menjauh dengan langkah cepat.
Sedangkan Auris paham kenapa Ayres melakukan hal itu. Ternyata dia membantu Liam agar berduaan dengannya, sedekat apa mereka sehingga Ayres merepotkan dirinya sendiri.
Liam berjalan mendekati Auris yang hanya diam dengan kedua tangan bersedekap di dada.
"Aku dengar banyak hadiah yang datang ke mansionmu setelah kau menampilkan tarianmu yang tidak indah sama sekali itu," sindir Liam.
Sudut bibir Auris berkedut mendengar Liam mengatai tariannya tidak indah sama sekali.
"Benarkah? Apakah anda tidak memperhatikan tarianku sama sekali atau Anda lebih memilih memperhatikan para penonton?" tanya Auris dengan asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAM OSMOND✔️
Fantasy[Cerita lengkap-Sudah tamat] Series ke-2 dari Auristela Fidelya. Liam berpikir untuk terus mencintai Auris dalam hati serta pikirannya walaupun telah ditinggalkan. Akan tetapi bagaimana jika Liam dipertemukan kembali oleh Auris yang telah lama ia an...