Don't be a silent readers
Happy Reading 👑
Tak! Tak! Tak!
Jane terduduk sendirian sembari melemparkan kerikil kesembarang arah untuk menghilangkan rasa bosan. Hal yang paling dibencinya adalah menunggu apalagi yang ditunggu tak kunjung datang dan dia harus melakukan itu saat ini. Felisia-Seniornya tiba-tiba mengalami sakit perut dan perempuan itu menyuruhnya untuk tetap disini sementara waktu. Jane menghela napas panjang, menolehkan kepalanya kekanan dan kiri menatap koridor yang panjang, tidak ada siapapun disana. Bibirnya mulai bersenandung menyanyikan lagu yang dibuatnya sendiri, tentu saja dengan nada yang tidak jelas. Kemudian tangan kanannya menepuk-nepuk pahanya serta kaki kirinya yang bergerak naik turun seolah tengah membuat sebuah irama. Tangan kirinya mengepal dan ditaruhnya didepan bibir seperti seorang penyanyi yang tengah memegang mic.
"Aku adalah perempuan cantik yang tengah duduk sendirian menikmati kesepian~ Menunggu adalah sesuatu yang sangat kubenci, namun dunia seperti tidak ingin tahu dan membuatku menunggu~ Mengapa orang itu tak kunjung datang?~ Apakah dia tidak tahu bahwa menunggu adalah hal yang sangat menyebalkan?~ Datanglah dengan cepat sebelum aku marah~ Yeah~."
Selesai menyanyikan lagu yang terkesan seperti bercerita itu, suara tepuk tangan terdengar diindera pendengarannya. Membuat tubuh perempuan itu membeku seketika, sial ada yang mendengarnya bernyanyi. Jane meneguk air ludahnya dengan susah payah, lalu dengan perlahan kepalanya menoleh. Sepasang matanya menangkap seorang lelaki tengah menampilkan deretan giginya yang rapi dengan kedua tangannya yang masih bertepuk tangan. Seolah lelaki itu memberi apresiasi untuk kata-kata dengan irama tidak jelas yang dilontarkan oleh bibir Jane. Perempuan itu membuka mulutnya, bukan, dia tidak terpesona dengan ketampanan yang terpancar pada lelaki yang berada tidak jauh darinya. Tetapi wajah lelaki itu tidak terlihat asing diindera pengelihatannya. Otaknya tampak mengingat kapan dan dimana dia bertemu dengan orang itu.
"Oh? Bukannya kau perempuan yang meminta makanan waktu itu?" ujar lelaki tampan itu dengan tampang sedikit terkejut. Ah benar, lelaki inilah yang membelikannya makanan tempo hari. Jane mengambil sikap berdiri dan berjalan menghampiri lelaki itu yang kemudian membungkukkan badannya sekali. Perempuan itu memberikan sapaan untuk sekedar basa-basi pada orang yang telah menolongnya.
"Kenapa kau disini?" tanyanya kepada Jane dengan salah satu alisnya yang terangkat.
"Saya menjadi pelayan Kerajaan dan ditugaskan menjadi pelayan seorang Pangeran. Sebenarnya tadi ada senior yang akan mengantarkan saya pada Pangeran tersebut, tetapi karena senior saya ada halangan, jadi saya menunggu disini. Anda sendiri mengapa berada disini?" jelas Jane yang sekaligus melontarkan pertanyaan. Bukan karena terlalu ingin penasaran, dia hanya melakukan basa-basi agar situasinya tidak terlalu canggung.
"Iseng saja." sahutnya sembari tertawa geli membuat Jane mengerjapkan matanya beberapa kali, namun pada akhirnya perempuan itu mengangukkan kepalanya mengerti. Derap langkah seseorang terdengar diindera pendengaran mereka, membuat Jane mengalihkan pandangannya dan menatap Felisia yang tengah berlari untuk menghampirinya.
"Ah, itu senior saya." ucap Jane sembari menunjuk Felisia. Beberapa detik setelah dia mengucapkan itu, seniornya sudah berdiri tepat dihadapannya dengan napas yang tersenggal-senggal. Felisia menatap Jane dengan raut merasa bersalah, kemudian pandangannya beralih pada lelaki yang berdiri tepat disebelah Jane.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILL THE KING
Fantasi[Akan direvisi setelah tamat ya bos!] Mimpi adalah pengalaman alam bawah sadar yang mustahil terjadi didalam dunia nyata. Tetapi siapa yang menyangka, bahwa hanya dengan mimpi seorang wanita bersama ketiga temannya tertimpa malapetaka? Zetania, s...