Episode 15 "Kakek Tua"

137 86 34
                                    

Don't be a silent readers

Happy Reading 👑

Sebuah sinyal permusuhan kembali menyerang hingga menciptakan aura yang mengerikan antara Pangeran Delwin dan Louvian kepada Kedua Putri Kerajaan Vellon. Sepasang manik mata keempatnya tidak berhenti menatap tajam lawan mereka. Pangeran Delwin mengangkat angkuh kepalanya kearah Putri Scarlet membuat perempuan itu mendengus sebal. Sedangkan Pangeran Louvian menjulurkan lidahnya dan mengejek Putri Charlotte yang membuat anak perempuan itu menggeram kesal.

"Siapapun yang mengawali perdebatan atau keributan akan kukeluarkan dari ruangan ini." Winston melemparkan ancaman sebelum keempat manusia itu hendak melemparkan ejekan. Sejujurnya, Winston tidak ingin mengajak Scarlet dan Charlotte untuk berada diruangan ini. Mengingat hubungan antara kedua saudara tirinya dengan kedua Putri tersebut tidaklah baik. Apalagi Scarlet dan Charlotte berada disini hanyalah untuk mendekati pujaan hati mereka.

Scarlet dan Charlotte memanglah perempuan- perempuan yang keras kepala. Mereka akan melakukan segala cara agar kemauan mereka diikuti. Contohnya, Scarlet mengancam Winston akan mengadu kepada Raja Garmond karena tidak boleh menonton Para Pangeran berlatih pedang. Sebenarnya Winston tidak takut dengan para bangsawan termasuk Raja sekalipun. Tetapi demi menjaga etika kesopanan, jauh lebih baik dia menuruti kemauan Scarlet dan Charlotte.

"Seperti yang kita ketahui bahwa Tarian Pedang memang sebuah acara legendaris yang sering dilaksanakan oleh para leluhur The Last Kingdom. Gerakan-gerakan yang diiringi alunan musik ini cukuplah mudah. Saya akan memberikan beberapa gerakan yang mudah dihapalkan mengingat hari ulang tahun Raja yang semakin mendekat." Paman Bhary mulai bangkit dari tempat duduknya dengan tangan yang memegang sebuah pedang.

Lelaki berumur itu mulai mempratekkan beberapa gerakan yang membuat seluruh perhatian Pangeran terpusat kepadanya. Winston yang menatap setiap gerakan sembari menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Archer yang mulai menggerakkan tangannya dengan otak yang mulai merekam setiap gerakan. Delwin yang mengerjapkan matanya beberapa kali akibat pening dengan gerakan cepat yang tidak tertangkap oleh manik matanya. Terakhir Louvian yang hanya menopangkan dagu dengan tatapan malas. Lelaki yang merupakan anak terakhir Raja itu sudah memperkirakan bahwa dirinya tidak akan bisa tampil sebagus para Putra Raja lainnya.

"Hei! Perhatikan dengan benar bodoh!" Charlotte menjitak kepala Louvian dengan sangat keras membuat lelaki itu mengaduh kesakitan. Perempuan kecil nan nakal ini memang tidak pernah diajarkan kesopanan!

"Putri Charlotte tolong jangan membuat keributan disini." Archer memperingati Putri Charlotte dengan senyuman manis dengan harapan anak perempuan itu mengerti.

"Aku tidak membuat keributan. Aku hanya memperingati lelaki bodoh ini untuk memperhatikan dengan benar." Charlotte menatap sinis Archer sembari menyilangkan kedua tangannya didepan dada. "Lagipula kalau dia tidak memperhatikan dengan benar, bukankah akan memalukan nama Kerajaan akibat tidak bisa menari pedang?"

Scarlet mendengus dengan senyuman tipis, kemudian manik matanya menatap Louvian yang tengah menahan rasa amarah. "Benar sekali perkataan Charlotte. Ayolah meskipun kau tidak bisa bermain pedang, setidaknya kau harus handal dalam tarian pedang kali ini. Ahh, aku lupa kau 'kan tidak pernah pandai apa-apa."

Louvian mengepal tangannya dengan sangat keras hingga ujung jarinya memutih. Rasanya dia ingin sekali membakar mulut kedua Putri Kerajaan yang menyebalkan itu.

"Ah benar, ku dengar Putra Mahkota mengadakan pameran lukisan. Apakah lukisan-lukisan itu berasal dari Delwin?" Charlotte memasang wajah sok bertanya yang membuat Delwin memutar bola matanya malas. Sekarang adalah gilirannya untuk dicibir.

KILL THE KING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang