Seorang perempuan sedang berdiri disebuah taman dengan beberapa macam bunga yang menghiasi. Manik matanya bergerak menelusuri seluruh area taman tersebut dengan kening yang mengernyit. Perempuan itu merasa asing dengan tempat yang sedang dipijaknya. Dia sangat teringat bagaimana dia terlelap pada ranjang disebuah kost yang merupakan tempat tinggalnya sementara. Lalu mengapa dia berada disini sekarang?
Beberapa menit berpikir keras, perempuan bernama Jenice itu akhirnya menemukan sebuah jawaban. Dia teramat yakin bahwa ini adalah mimpi yang menjadi salah satu mimpi terindahnya. Jenice mendengus sembari menampilkan senyuman tipis, alam bawah sadarnya memberikan wejangan indah karena mengetahui segala beban hidup yang sedang dipikul Jenice. Terimakasih Mimpi!
Tidak ingin membuang momen, Jenice melangkahkan kakinya untuk menelusuri tempat tersebut. Dia tidak terlalu menyukai taman, tetapi juga tidak bisa menolak. Tangan kanannya bergerak menyentuh setiap tangkai bunga tulip berwarna putih. Semilir angin menerbangkan anak-anak rambutnya. Sedangkan beberapa burung tampak berkicau dengan indah membuat suasananya semakin menyenangkan.
Sepasang matanya mendadak berbinar saat menemukan seekor anjing berwarna putih sedang duduk dipinggir sebuah kolam. Dengan mantap, Jenice melangkahkan kakinya untuk menghampiri anjing tersebut. Beruntung hewan ini tidaklah memiliki sifat agresif atau waspada pada orang baru yang dikenalinya. Atau karena ini dunia mimpi?
Jenice duduk dipinggir kolam yang kemudian mengelus puncak kepala anjing tersebut, membuat hewan berbulu yang banyak diminati orang itu tampak menyenangi Jenice. "Sayang sekali ini dunia mimpi. Kalau saja ini dunia nyata, kau akan kuambil dan kupelihara." gumam Jenice yang sedikit memanyunkan bibirnya. Anjing berwarna putih ini memiliki bulu yang sangat lembut.
"Kalau kau mau, kau boleh mengambilnya."
Tubuh Jenice menegang seketika, kemudian kepalanya menoleh kearah sumber suara. Matanya membelalak saat menemukan seorang perempuan dengan pakaian putihnya. Dia tidak tahu bagaimana bisa perempuan itu datang kedunia mimpinya. Tetapi yang pasti, perempuan yang berada dihadapannya ini sangatlah cantik. Nyaris sempurna dan tanpa celah sedikitpun.
Beberapa detik menatap aura kesempurnaan yang terpancar dari perempuan itu, Jenice melontarkan pertanyaan. "Kau siapa?"
"Apakah kau adalah pengendali mimpiku? Wah, aku sungguh tidak menyangka kalau itu bukanlah kebohongan belaka." Jenice berdecak kagum dengan kepala yang menggeleng beberapa kali.
Perempuan itu mendengus. "Pengendali mimpi? Jangan bercanda. Ini bukanlah mimpi, apakah saat kau tiba disini kau berpikir bahwa ini adalah mimpi?" Jenice mengangukkan kepalanya mantap.
"Ini bukanlah mimpi." Perempuan tersebut duduk disebelah Jenice. "Namaku adalah Zetania, aku memiliki sebuah julukan yaitu 'Sang Keterangan'." Zetania mengulurkan tangan kanannya, sedangkan Jenice yang dilanda kebingungan hanya menerima uluran tersebut dengan ragu.
Jenice tertawa canggung."Oke, aku mengerti. Sekarang bisa kau katakan alasan mengapa kau mendatangiku?" tanya Jenice tanpa memperkenalkan dirinya, lagipula perempuan ini tidak akan pernah dijumpainya lagi bukan?
"Kau yakin kau mau langsung mengetahui alasanku mendatangimu?" Zetania berbalik bertanya dengan senyuman yang membuat Jenice semakin merinding. Pertanyaan yang berada dipikirannya sekarang adalah 'Apakah perempuan ini merupakan iblis?'. Jenice mengangukkan kepalanya sekali.
"Kalau begitu mau berjanji satu hal?" Jenice mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian dia mengangukkan kepalanya lagi. "Aku akan mengatakan alasannya dan kau harus menuruti permintaanku."
Keringat dingin membasahi dahi Jenice, jantungnya berdegup dua kali lebih kencang. Dia sedang mengalami panik sekaligus rasa takut yang amat besar. Batinnya tampak berdoa untuk meminta sebuah permohonan kepada Tuhan agar menjauhkannya dari segala yang jahat.
Zetania memegang pergelangan tangan Jenice, membuat sang empunya tangan hanya bisa berpasrah melihat tangannya menyentuh air kolam. "Hal yang harus kau ingat bahwa ini bukanlah sebuah mimpi, karena jikalau ini hanyalah mimpi kau tidak bisa merasakan dinginnya air kolam ini." Jenice membelalakan matanya, dia baru tersadar dengan apa yang dikatakan oleh Zetania barusan. Apakah ini sungguh bukan mimpi?
"Aku mendatangimu karena ingin meminta tolong kepadamu serta ketiga temanmu untuk menjalani sebuah misi." Zetania melepas pergelangan tangan Jenice setelah mengembalikannya ke posisi awal. Kening Jenice mengernyit, memang perempuan yang berada dihadapannya ini tahu siapa saja temannya?
"Misi?" ulang Jenice dengan raut wajah bingung.
Zetania mengangukkan kepalanya.
"Misimu adalah membunuh seorang Raja diduniaku."
Halo semuanya 🤗
Sebelumnya aku berterimakasih karena kalian sudah mampir pada cerita ini. 😽
Cerita ini murni imajinasiku. Jadi kalau ada kesamaan nama tokoh, latar dan lain sebagainya itu adalah faktor ketidaksengajaan. Jangan ada yang beranggapan bahwa aku plagiat cerita orang🙂
Karena ini murni imajinasi aku, mohon untuk tidak menjadi seorang plagiator 🙅
Aku tidak tahu apakah ceritaku bakalan jadi cerita yang menarik bagi orang-orang, tapi melihat bagaimana aku mencurahkan segala ide dan waktu itu tetap sebuah karya yang tidak boleh dicopypaste. 🙁
Tolong belajarlah menghargai usaha orang lain. 😊Kalau kalian menemukan keanehan atau penggunaan bahasa yang kurang, kalian boleh langsung mengkritik dengan baik.
Bagi kalian yang memang sudah tidak menyukai cerita ini, tolong segera tinggalkan tanpa meninggalkan komentar buruk.
Itulah beberapa yang aku sampaikan kepada kalian, aku tidak banyak berharap dengan vote ratusan ribu. Aku hanya berharap kalian bisa menikmati cerita ini.
Terimakasih sudah membaca pesan yang mungkin sedikit lebai dan berlebihan 😃.KALO SUDAH BACA PROLOG HARUS IKUTI KISAHNYA DONG!!!
SELALU SIAPKAN RASA PENASARAN YA!
HAPPY READING 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
KILL THE KING
Fantasy[Akan direvisi setelah tamat ya bos!] Mimpi adalah pengalaman alam bawah sadar yang mustahil terjadi didalam dunia nyata. Tetapi siapa yang menyangka, bahwa hanya dengan mimpi seorang wanita bersama ketiga temannya tertimpa malapetaka? Zetania, s...