Don't be a silent readers
Happy Reading 👑
Seorang perempuan menghela napas panjang, kepalanya mengadah keatas sembari menatap langit yang masih terlihat gelap. Dia memeluk tubuhnya sendiri untuk menetralisir tubuh yang bergemetar akibat kedinginan. Perempuan dengan nama Jenice itu menyandarkan tubuhnya pada dinding. Mengontrol rasa kantuk yang tengah menguasai dirinya. Tepat disebelahnya ada Lena dan Joanna yang juga kedinginan serta mengantuk. Ketiga perempuan itu dibangunkan oleh salah satu pelayan yang merupakan pelayan Putra Mahkota. Setelah bangun mereka segera mandi dan menikmati sarapan. Dan sekarang mereka tengah menunggu seluruh pelayan Putra Mahkota yang mungkin masih bersiap-siap.
Lena menundukkan kepalanya sembari menatap sepatu hitam yang terpasang dikedua kakinya. "Wah, aku tidak membayangkan bahwa aku akan melayani Putra Mahkota." ujarnya dengan nada pelan.
Joanna menghela napas panjang. "Aku sangat ketakutan. Aku sampai tidak tidur dengan nyenyak hanya karena memikirkan hal ini."
Jenice menolehkan kepalanya menatap kedua saudari itu. "Kenapa kalian sampai ketakutan seperti itu? Apakah dia orang yang sangat kejam?" tanya Jenice dengan nada penasaran sekaligus menebak.
Joanna mengangukkan kepalanya beberapa kali. "Sangat. Lelaki berdarah dingin itu selalu diperbincangkan oleh seluruh manusia. Para rakyat sendiri tidak menyangka bahwa penerus taktha berikutnya memiliki sifat yang sangat mirip dengan Raja Harry." jelas Joanna dengan nada yang sangat pelan.
"Ada sebuah rumor yang kudengar dari pelayan yang bekerja di Kediaman Para Selir. Katanya ada dua pelayan yang mati mengenaskan kemarin pagi dan dua pelayan itu merupakan pelayan yang bekerja di Kediaman Putra Mahkota. Ada yang mengatakan jika mereka mati karena kecelakaan tak disengaja dan ada pula yang mengatakan bahwa Putra Mahkota lah yang membunuh dua pelayan itu." ucap Lena dengan panjang lebar yang membuat rasa cemas menggerogoti tubuh Jenice.
Jenice menelan air ludahnya dengan susah payah, kemudian matanya menatap Lena dan Joanna secara bergantian. "Apa kita-"
"Sssssttttt. Para Pelayan itu datang." potong Joanna dengan cepat setelah matanya menangkap segerombolan pelayan yang berjalan kearah mereka.
Jenice mengernyitkan dahinya sembari menatap Nyonya Felina yang menatapnya dengan tatapan datar, padahal biasanya perempuan berumur itu selalu menampilkan tatapan hangat dan senyuman ramah.
"Perkenalkan namaku adalah Delina, Kepala Pelayan bagian Kediaman Putra Mahkota." jelas Nyonya Delina dengan nada yang sangat dingin membuat Jenice sedikit membuka mulutnya. Perempuan yang berbicara barusan sungguh bukan Nyonya Felina? Lalu kenapa perempuan ini memiliki rupa yang sama Nyonya Felina? Ah, Jenice mengerti sekarang. Mungkin Nyonya Felina dan Nyonya Delina adalah anak kembar. Sayang sekali sepertinya kedua perempuan yang menjabat sebagai Kepala Pelayan itu memiliki sifat yang bertolak belakang.
"Aku akan menjelaskan banyak hal. Jadi, kalian bertiga harus mendengarkan dengan baik-baik. Paham?" tanya Nyonya Delina dengan nada tegas yang membuat ketiga perempuan yang berada dihadapannya mengangukkan kepalanya cepat. Kembaran Nyonya Felina itu berjalan, langkahnya langsung diikuti pelayan lainnya.
"Setiap hari pelayan Putra Mahkota akan berangkat sebelum matahari terbit, alasannya hanya satu, kita semua harus berada didepan ruangannya sebelum dia terbangun. Malamnya akan ada beberapa pelayan yang akan menetap disana untuk menunggu Putra Mahkota meminta kalian untuk meninggalkan kediamannya. Pagi hari harus ada satu pelayan yang memberikannya sarapan diruangannya, begitupula dengan siang dan malam." jelas Nyonya Delina tanpa mengalihkan pandangannya pada jalan yang akan mereka pintas nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILL THE KING
Fantasy[Akan direvisi setelah tamat ya bos!] Mimpi adalah pengalaman alam bawah sadar yang mustahil terjadi didalam dunia nyata. Tetapi siapa yang menyangka, bahwa hanya dengan mimpi seorang wanita bersama ketiga temannya tertimpa malapetaka? Zetania, s...