2.

3.4K 254 15
                                    


Hari ini Jimin membawa Runa keliling kota Seoul guna menghilangkan rasa sakit wanita itu. Jimin berharap hati Runa akan senang setelah ini dan melupakan kejadian hari ini.

Mobil Jimin berhnti tepat dirumah Jungkook.

"Aku masuk ya. Terima kasih untuk hari ini, Jim. Jaga dirimu baik-baik."

"Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu. Jaga dirimu baik-baik dan temui aku lagi dengan keadaan yang senang."

"Iya, hati-hati dijalan." Runa melambaikan tangan dan masuk kerumah itu.

Runa membuka pintu rumah itu tapi semuanya gelap.

"Darimana saja kau? Pantaskah seorang istri keluar dengan pria yang bukan suaminya? Jeon Runa sudah berapa kali aku memperingatkanmu hm? Jangan macam-macam denganku." Jungkook yang tiba-tiba datang di hadapan Runa.

"Maafkan aku."

"Wanita macam apa kau ini? Jeon Runa, jawab aku! Dasar jalang!" Suara Jungkook menggema di seluruh ruangan tersebut.

"Aku istrimu, Jung. Aku bukan jalang! Siapa yang kau sebut jalang disini? Aku atau Ellena? Berciuman panas di depanku dan hampir melakukan seks di tempat kerja." Baru saja hati Runa bahagia namun dalam sekejap Jungkook menghancurkannya.

Jungkook terkejut. Pria itu bungkam.

"Kau..."

"Aku melihat semua, Jung." Ucap Runa lalu pergi.

Runa hancur. Air matanya mengalir deras di wajahnya, wanita itu terlihat kacau.

"Aku lelah, Jung." Hanya kata itu yang bisa Runa ucapkan setelah ia melihat Jungkook keluar rumah membawa mobilnya.







•••



"Jung—ugh!" Suara Ellena terdengar kencang ketika Jungkook menghantam keras tubuhnya dibawa sana.

"Iya, aku disini Ellena. Sebut namaku seperti itu."

Jungkook lupa dengan dunianya. Menikmati setiap permainannya dengan Ellena malam ini.

"Koo, nyeri. Ngilu." Ellena merengek merasakan pusat tubuhnya dipenuhi Jungkook.

"Cantik. Cantik sekali. Aku suka." Jungkook menatap wajah Ellena bagaimana wanitanya menikmati sentuhan yang diberikan Jungkook.

Malam ini adalah malam pergulatan mereka, melepas semua masalah yang ada, masuk ke surga dunia yang berakhir memuaskan satu sama lain. Dorongan, hujaman, teriakan, dan penyatuan.

"Koo—ingin keluar."

"Keluarkan semua, sampai penuh. Tunggu aku keluar semua, hingga mengalir ke pahamu." Bisik Jungkook di rungu Ellena, terdengar seduktif namun seksi.

Jungkook pandai merayu Ellena—wanitanya.






•••




Malam ini Runa masih setia menunggu Jungkook pulang. Matanya masih betah menatap ponselnya kira-kira sudah berapa ia menelepon suaminya, tidak ada jawaban sama sekali. Apa dia mabuk lagi? Tidak. Tentu tidak. Sesekali wanita itu menatap foto pernikahannya dengan ukuran figura yang cukup besar yang berada diruang tamu. Hari itu adalah hari yang membuat Runa bahagia.

Bisakah ia merasakan perasaan tersebut setiap hari? Tidak hanya hari itu saja?

"Sedang apa kau?" Suara pria itu membuyarkan lamunan Runa.

"K-kau sudah pulang. Dari mana?"

"Tentu saja Ellena. Memang dari mana lagi?" Jungkook menjawab secara terang-terangan tanpa mempedulikan perasaan istrinya.

"Kau mau aku buatkan apa?" Tanya wanita itu sambil membereskan baju suaminya.

"Buatkan aku air hangat."

"Baiklah."

Bau baju Jungkook memang tercium parfum wanita dan juga keringat, kali ini tidak bau alkohol. Rupanya, Jungkook sudah berani bicara terlalu jujur padanya, kan?

"Besok lusa adalah hari penting perusahaan orang tua ku, mereka meminta kita untuk datang. Jadi besok kita akan pergi mencari gaun untukmu dan jangan mengecewakan ku, Jeon Runa."

Runa tersenyum sembari mengangguk bukan maksud dia mendadak tuli atau bisu, namun saat mendengar pernyataan Jungkook, hatinya terlampaui bahagia.

Sepertinya Runa akan tidur sangat nyenyak malam ini, tanpa memikirkan apa pun.






•••




Malam ini Runa—Shin Runa terlihat cantik, elegan, dan juga seksi. Dress hitam yang memperlihatkan punggung mulusnya, lehernya yang putih tanpa ada noda sedikit pun, garis wajahnya yang tegas bercampur dingin menjadi satu.

Shin Runa berubah menjadi dewi malam ini. Aphrodite saja kalah. Jungkook salah besar jika dia benar-benar menyia-nyiakan wanita seperti Shin Runa.

Lihat! Dia bisa berubah bak dewi sekarang!

Jungkook yang melihat istrinya seperti itu, dia tidak mengedipkan mata sama sekali bahkan untuk mengalihkan pandangannya saja tidak bisa. Tuh kan, Jungkook lemah!

Bibirnya yang tipis, punggung telanjangnya yang terekspos, collarbone nya yang terlihat. Ingin rasanya Jungkook menyentuh semua itu.

Sial, singkirkan pikiran kotormu itu Jungkook!

"Jungkook ayo berangkat. Nanti terlambat."

"A..ah iya."

Dewi apa yang merasuki Runa malam ini? Tidak. Tidak. Wanita ini adalah Shin Runa—istri Jungkook. Ayolah, Jungkook tidak bisa fokus menyetir jika begini, pasangannya tertuju pada wanita yang di sampingnya. Matanya menelusuri bagaimana dress hitam itu membentuk tubuh Runa—memperlihatkan bentuk badannya.

Mobil Jungkook membelah kota Seoul dengan cepat dan memasuki gedung yang mewah.

"Shin Runa. Kau terlihat sangat cantik, pasti Jungkook memperlakukanmu dengan baik kan?" Tanya ibu mertuanya sembari memegang pundak Runa. Tapi nyatanya berbanding terbalik, Jungkook tidak pernah bersikap baik padanya.

"Ehm, iya Bu." Runa bisa apa selain berbohong? Jika dia jujur yang ada malah nanti dia memperlakukan Jungkook di hadapan semua orang.

"Kapan kalian bisa memberi kami cucu?" Jungkook tersedak mendengar pertanyaan ibunya.

"Secepatnya bu. Ibu tidak perlu khawatir."

Ketika Runa hendak mengambil minuman, dia melihat seorang pria yang tidak asing baginya.

Jimin. Park Jimin adalah pria itu.

"Jimin."

"Runa." Ucap Jimin menunjukkan senyum manisnya.

"Sedang apa kau disini? Aku tidak tahu jika kau ada kaitannya dengan perusahaan orang tua Jungkook." Kata Runa memicingkan matanya.








Haloooo! Senang bertemu kalian yang sudah/sedang membaca cerita ini^^. Jangan luoa buat vote yaaa, dearest♥️. Berharap kalian menyukainya dengan cerita yang aku buat:).

Menurut kalian Jimin ngapain disitu?

8 Juli 2020

—glosletter

My Jey | Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang