Happy Sunday good people! 💜
Besok udah hari Senin aja nih:") sooo faasstt. Tetap semangat yaaa😆
Tekan tombol bintangnya dulu, terus komen banyak2😍
Happy reading everyone 💜
Sial. Bagaimana bisa Runa seperti ini.
"Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu, Runa? Yang pertama, kau mengumpat lalu sekarang berbicara dirty talk denganku. Siapa pria brengsek yang mengajarimu, huh?"
"Kau pria brengsek itu, Jung." Jawab Runa tertawa kecil.
"Jeon Runa, kau mau ku gagahi sekarang, huh? Mulutmu itu nakal sekali."
Bukan waktu yang tepat dan Runa tidak menyiapkan diri. Jujur saja, Runa menyukai semua yang diberikan Jungkook untuknya.
"Diam berarti iya."
"T-tidak. Kau baru pulang kerja, Jungkook. Istirahatlah."
"Ok. Bagaimana dengan petting?"
"Jung, kau ini..."
"Iya iya. Aku akan berhenti tapi aku pastikan secepatnya kau akan mengandung benihku, Runa."
Malam ini Jungkook banyak cerita tentang bagaimana dia dikantor, banyak pekerjaan yang datang, Ellena yang terus menggodanya, dia merasa kesepian saat jam makan siang karena Runa tidak bisa datang, kadang dia merasa bosan dan pusing memikirkan pekerjaannya.
Mendengarkan cerita dari Jungkook, membuat Runa tahu bahwa suaminya pasti lelah sekali. Jungkook adalah pria yang pekerja keras, meskipun dia punya banyak uang, harta yang mungkin tidak habis sampai tujuh turunan, rumah yang mewah, dan satu lagi koleksi winenya.
Dirumah ini Jungkook mempunyai ruang sendiri untuk koleksi wine. Runa belum pernah masuk karena Jungkook melarangnya dan juga ruangan itu mempunyai password.
Ruang kerjanya saja sangat mewah, dikelilingi dengan kaca sehingga jika malam bisa melihat indahnya Seoul. Tidak bisa dijelaskan secara detail bagaimana mewahnya rumah pria itu.
"Jimin menjadi detektif andalan di perusahaan orang tuaku." Katanya sambil memainkan rambut wanitanya.
"Aku tahu."
"Runa, jika ada pria asing yang bukan aku atau suruhanku jangan pernah membukakan pintu untuknya."
"Siapa yang kau maksud?"
"Aku hanya memperingatkanmu."
"Jangan membuatku takut, Jung."
"Aku tidak membuatmu takut, aku menyuruhmu."
•••
Hari ini Runa akan menemani Jungkook bertemu dengan beberapa CEO, tentunya nanti pasti akan ada kontrak kerjasama. Runa tidak menyangka bahwa CEO yang dimaksud Jungkook adalah CEO yang masih muda, tampan, dan mapan sama seperti suaminya.
Jungkook bahkan tidak melepaskan tangannya yang sejak tadi merangkul pinggang istrinya. Mulai dari masuk gedung, naik lift, dan bahkan memasuki ruangannya. Seolah Jungkook takut jika istrinya kenapa-napa nantinya.
Runa tidak berhenti tersenyum kepada mereka yang tengah berbincang pada Jungkook. Siapa yang tidak luluh oleh senyumnya? Namun ada satu pria yang yang tidak suka melihatnya terlalu sering tersenyum. Pria itu adalah Jeon Jungkook. Suaminya sendiri.
Tentu saja Jungkook iri dengan hal itu, bukannya tersenyum pada suaminya sendiri tapi tersenyum pada yang lain. Sepertinya Jungkook akan menyesal karena sudah mengajak istrinya untuk bertemu dengan mereka. Jungkook sudah menahan amarahnya sedari tadi.
"Lain kali aku akan mengajak Ellena untuk menemaniku."
Runa terkejut dengan perkataan Jungkook. Apa ia membuat kesalahan? Apa ia salah bicara? Tapi selama perbincangan tadi ia tidak banyak bicara. "Kenapa? Ada yang salah denganku?"
Jungkook memijat keningnya dan melepas jasnya, "Kau terlalu banyak senyum tadi, Runa. Kau tahu, pria yang duduk di hadapanmu tadi terus memperhatikanmu. Apakah kau tidak sadar?"
Jadi, Jungkook marah dengannya karena dia cemburu.
Runa mengambil jas Jungkook lalu menentengnya, "Maafkan aku. Tapi masa aku harus diam saja begitu?"
"Kau hanya boleh melihatku. Melihat Jeon Jungkook. Kau mengerti?"
Oh, jadi dia hanya melihatnya begitu.
"Ok."
Jangan membantahnya, Runa. Jika dibantah dia bisa menyerangmu kapan dan dimana saja. Cukup turuti kemauannya.
Melelahkan sekali jika sudah berdebat dengan Jungkook. Tidak ada penolakan, tidak suka dibantah hanya cukup mendengarkan dan melakukan.
Omong-omong soal Jimin, Runa belum mengetahui kabarnya hari ini bagaimana. Apa dia sudah mengatur strateginya?
Sebenarnya Jimin dan Jungkook memiliki sifat yang sama. Tidak jauh berbeda. Mereka sama-sama keras kepala dan pekerja keras, lihat saja mereka terus bekerja hingga tanpa sadar mereka sudah mempunyai banyak uang.
Seharusnya mereka bisa mengambil cuti setahun pun tidak masalah toh uang mereka tidak habis, harta mereka juga banyak, dan juga yang terpenting saham. Bedanya, Jungkook memiliki saham sedangkan Jimin tidak.
Awalnya Runa pernah berpikir bahwa pekerjaan Jimin adalah pembunuh bayaran, karena ia pernah mendengar percakapannya dengan seseorang di telepon. Saat itu Jimin meminta untuk lebih lengkap informasi kasusnya bagaimana, sarung tangan untuk menyentuh barang bukti, dan juga pakaian serba hitam.
Runa juga pernah menemukan dua pistol di bagasi mobil Jimin, pena mata-mata disaku kemejanya, kotak GSM di kursi belakang, jam tangan mata-mata yang selalu dipakai. Sudah tidak diragukan lagi.
Pantas saja semua anak buahnya menyebutnya sebagai detektif yang handal.
Mau kasih info tentang e-book, harganya bakalan murah. Murah banget. Gak mahal2 amat kok, aku mau ngasih kalian pilihan buat e-book. Kalian mau e-book ada extra part nya atau surat spesial dari salah satu cast My Jey ini? Kalau pilih surat, nanti suratnya atas nama kalian masing-masing yaaa, jadi bisa kalian simpan baik-baik suratnya nanti. Kalian tertarik yang mana nih buat e-book? 😍
Kalian bisa pilih yaa, tidak vote kok:") jadi gak semua e-book bonusnya sama, bonusnya terserah sama kalian ya 💌 juga bisa pilih keduanya kok tapi harga sedikit mahal dari yang 1 bonus:)
See you on Tuesday, dearest ♥️
19 Juli 2020
glosletter
![](https://img.wattpad.com/cover/232135656-288-k354445.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jey | Jeon Jungkook
RomanceBagi Runa, Jungkook itu iblis yang menyerupai pria.