15 | ATH | Traumatic

4.5K 257 44
                                    

Playlist : Helium-Sia





Update!!

.

.

.

Klik tanda bintang yes ☀










~Sebesar apapun kebencian, penaklukan termutlak adalah cinta itu sendiri~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Sebesar apapun kebencian, penaklukan termutlak adalah cinta itu sendiri~

****
Vanessa meremas pelan jemari Iqbal yang tampak sedang terlelap. Sungguh, hatinya mencelos melihat bagaimana lelaki ini merasa sangat rapuh dan kesakitan. Matanya sirat akan ketakutan yang luar biasa. Sebenarnya apa yang telah dilaluinya?

"Apa yang terjadi?" tanyanya parau kepada dokter atau mungkin Bryan yang masih di kamar lantai bawah penthouse Iqbal.

Ya Tuhan! Vanessa akan kehilangan nafasnya juga jika saja Bryan tak datang tepat waktu bersama perlengkapan yang diperlukan. Dokter.

Wait..itu artinya Bryan tau apa yang akan terjadi?

"Dia mengalami episode," papar sang dokter laki-laki paruh baya tersebut.

Ucapan itu sontak membuat Vanessa membuang pandangan ke arah dokter tersebut.

"Apa?" Vanessa merasakan dadanya berdebar.

"Episode adalah dimana pasien penderita gangguan psikis mengalami 'masa kritis' dari penyakit yang dideritanya. Berada di titik dimana dia sudah tak bisa mengendalikan dirinya lagi akibat ketakutan dan kecemasan yang berlebihan," jelas sang dokter.

Bryan hanya menatapnya datar namun kekawatiran juga mendominasi wajah kaku pria tersebut.

"Ya, dia mengalami itu. Entah kenapa bisa sampai seperti ini, sudah lama dia tak mengalaminya karena terapi dan konseling rutin yang dia lakukan," dokter tersebut tampak menghembuskan nafasnya.

"Mr. Antonio mengalami masa sulit yang menyebabkan dia menderita PTSD," lanjutnya.

Vanessa tercekat dan menahan nafasnya, "PTSD?".

Dokter yang memiliki nama Frank itu mengangguk.

"Post Traumatic Stress Disorder, pemicunya adalah trauma masa lalu. Penderitanya seringkali mudah emosi jika menyangkut apa yang paling dilindunginya, dikasihinya. Dan hari ini, entah apa yang baru saja memicunya hingga mengalami episode lagi setelah sekian lama dia baik-baik saja," jelas dokter tersebut.

Air mata Vanessa luruh begitu saja ketika mendengar penjelasan Frank, rasanya dadanya sesak seperti seorang mengikatnya begitu kencang. Lelaki ini? Lelaki berkuasa ini? Mengapa seperti ini?

After The Heartbreak (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang