Unknown person

2K 166 36
                                    

Playlist : Different World-Alan Walker


Update!!!
.

.

.

Happy reading!!
.

.

.

Happy sadnight ❤❤







Happy sadnight ❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Shit! Aku perlu jeda. Berkas-berkas ini membuat kepalaku sedikit pusing," Vanessa mengeluh dan melepas kasar kacamatanya. Berkas yang dipegang dihempas dengan kasar diatas meja kerjanya.

Cindy yang juga sedang sibuk dengan kertas-kertas pentingnya sedikit terkejut. Well, suasana daritadi sunyi dan tiba-tiba saja suara Vanessa memecah kesunyian itu dengan tidak biasa. Dasar wanita ini.

"Lalu Mrs. Antonio. Menyerah?" dengus Cindy, sebelah alisnya terangkat.

Vanessa melotot bibirnya mengerucut, "tentu tidak. Hanya butuh jeda. Berkasnya terlalu banyak."

Cindy mengangguk membenarkan. Akibat salah satu model Vaniq yang terlibat skandal, membuat Vanessa sedikit keteteran. Benar-benar berimbas dengan kinerja Vaniq.

"Iqbal kan sudah bilang juga. Jangan terlalu memikirkan ini. Kehilangan salah satu tak akan membuatnya miskin. Jika dia melihatmu seperti ini, aku yakin Vaniq Entertainment akan rata menjadi tanah," Cindy terkekeh, matanya menatap geli ke arah Vanessa yang tengah kesal.

"Cindy,-"

"Ya ya, i know. Kau hebat Doll, kau wanita yang kuat dan tanpa Iqbal pun kau sanggup mencapai suksesmu," potong Cindy cepat. Apapun itu, Vanessa tak pernah mau jika dipandang seolah dia hanya benalu yang numpang hidup dibawah naungan Iqbal.

Vanessa menghela nafasnya. Mengingat sejak dia kembali dari Melbourne tak pernah sekalipun Arya mengajaknya pulang. Tinggal dengan mereka. Papanya itu bahkan tak peduli, Vanessa hanya mendapat sambutan dan kunjungan dari Nadia.

"Are you okay?" suara Cindy memecah lamunannya.

"Aku hanya sedang mencari tahu dan berusaha mengingat sesuatu," Vanessa menelan ludah. Menatap lekat ke arah Cindy yang juga menatapnya bingung.

"And, apa itu?"

"Papaku," helaan nafas berat nampak keluar dari hidung wanita cantik itu.

"Sa, bukankah kau sudah biasa dengan semua perlakuannya? Dia memang tak pernah memperlakukanmu dengan baik kan?"

"Justru itu. Aku mencari tahu, menggali ingatanku barangkali aku pernah hilang ingatan. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu? Apa yang sudah aku lakukan padanya hingga Papa begitu membenciku!" wanita itu mengepal tangannya kuat. Pembicaraan ini selalu membuatnya emosional.

After The Heartbreak (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang