⚠⚠WARNING⚠⚠⚠
⚠⚠ADULT KONTEN ⚠⚠
CERITA INI MENGANDUNG BANYAK UNSUR DEWASA!!
Vanessa meninggalkan Jakarta, meninggalkan segalanya di kota itu. Meninggalkan segala kenangan yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidup. Rasa sakit yang teramat membuatny...
Buat yang nggak holiday kek aku. Ini aku kasih update an Vaniq buat ngisi kegabutan kalian 😘😘
.
.
.
Cus happy reading!!
.
.
.
Bintangnya gratis loh ⭐
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**** "Apa yang akan kau lakukan sekarang?" keluh Cindy melihat hasil testpack Vanessa. Positif.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vanessa bahkan membeli dua alat tes kehamilan tersebut. Dan keduanya sama menunjukkan dua garis. Positif. Dia hamil. Tuhan!
"Aku akan membesarkannya sendiri. Jangan sampai muncul ke permukaan," Vanessa mengulum bibir. Merasa tubuhnya bergetar. Berita ini juga mengejutkannya.
"Sa tapi,-"
"Kau tau situasinya Cin. Please..,-" keluh Vanessa. Dia tampak begitu lelah.
Cindy mengangguk dan mengeluh pelan. Semuanya menjadi rumit.
"Harusnya kau pakai pengaman atau paling tidak konsumsi pil pencegah kehamilan. Demi Tuhan Vanessa! Membesarkan bayi sendirian bukan hal mudah. Oh aku bisa gila!" Cindy tampak masih belum bisa mengontrol emosinya. Sungguh berita tentang Vanessa sudah cukup membuatnya terguncang, dan sekarang berita kehamilan?
