20 | ATH | Promise me Vanessa

3.6K 211 43
                                    

Playlist : Together-Martin Garrix and Matisse




Update!!!

Happy reading!!

.
.
.
.


****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Vanessa terisak, merasakan dadanya begitu sesak, "sorry, i'm so sorry," dia memeluk erat tubuh Iqbal yang tengah merengkuhnya ketat dalam pangkuan, meringkukkan tubuhnya rapuh.

"No, its ok Honey, I love you," bisiknya. Begitu dalam dan lembut, bibirnya tak henti menyapu kening wanitanya.

Menggeleng pelan, Vanessa merasa dadanya terhimpit begitu sesak. Ini jauh dari yang menghantuinya selama bertahun-tahun. Dia bersalah, seharusnya dia dapat menghentikan langkahnya. Berusaha untuk mendengarkan penjelasan Iqbal saat itu. Namun, hatinya juga sakit. Potongan adegan itu membuatnya merasakan kecewa yang begitu dalam, rasa sakit juga seolah menghantam seluruh sarafnya. Membuatnya hanya ingin berlari, menjauh dan menghilang.

"Don't, sst...don't cry Sweetheart. It's ok, semuanya sudah berlalu. Semua akan baik-baik saja. Kita sudah bersama, selamanya akan tetap bersama. Aku mencintaimu," Iqbal mengecup sudut bibir wanitanya yang masih terisak pelan.

"Maaf Bal, maafkan aku," Vanessa mendongak, menatap manik coklat terang Iqbal yang menatapnya lembut, begitu penuh kasih dan cinta. Vanessa bergetar.

"Aku yang menempatkanmu pada rasa sakit itu Honey, seharusnya aku bisa mencegah ini lebih awal. Tapi itu sudah berlalu bukan? Sebagaimanapun kita menyesalinya, itu tetap terjadi. Takdir sudah menggariskannya. Dan waktu sudah menelannya, biarkan saja. Karena pada dasarnya, itu menjadikanku semakin kaya," Iqbal terkekeh di akhir kalimatnya.

Vanessa memukul lengan kekar Iqbal yang melingkarinya, "dasar!"

Iqbal terkekeh pelan, ibu jarinya menghapus lembut sisa air mata Vanessa, "berhenti menangis Sayang, aku selalu merasa rendah jika melihatmu menangis. Seolah memberitahu betapa bodohnya aku dalam menjagamu."

Vanessa mengerjap, merasa begitu bergetar. Ungkapan kesungguhan Iqbal selalu mampu membuatnya melambung. Merasa begitu dibutuhkan....

"Seharusnya kamu selalu tersenyum jika bersamaku Sa, aku sama sekali tak ada niatan untuk membuatmu selalu terluka, itu melukaiku juga Honey," Iqbal membasahi bibir bawahnya, memusatkan perhatiannya penuh Pada Vanessa.

"Kamu tau aku juga sama mencintaimu," Vanessa menggigit bibir bawahnya kuat, merasakan jantungnya semakin berdebar. Tatapan Iqbal meluruhkannya.

Iqbal tersenyum teduh, mengangguk singkat sebelum kemudian mendaratkan kecupan lembut pada bibir Vanessa yang kenyal. Terasa basah dan semakin lembut karena bekas tangisnya.

After The Heartbreak (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang