19 | ATH | Story

3.6K 239 66
                                    

Playlist : One kiss-Calvin Harris, Dua lipa



Update!!!

Ada yang nunggu??

Happy reading!






~Indah itu milik malam seorang yang tengah jatuh cinta. Mereka melihat mendung seolah cerah bertabur bintang bersinar bulan~

****

"Aku, tidak tau. Aku mabuk, seseorang memukul dua orang pria yang memperebutkanku kemudian aku dibawa, setelah itu aku tidak ingat apapun selain aku bangun dengan baju yang sudah berganti," cicitnya lagi. Benar-benar tak menatap Iqbal. Dia sungguh takut.

"Shit!" erang Iqbal frustasi. Matanya menatap nyalang ke arah Vanessa yang mulai bergetar dan terisak pelan.

"Lihat aku, kenapa kamu selalu menunduk," Iqbal berujar datar. Dan Vanessa menggeleng tetap menundukkan kepalanya.

Dia hanya takut, bagaimana jika semua berubah setelah pengakuannya barusan? Bagaimana jika Iqbal membuangnya begitu saja karena merasa Vanessa tak pantas untuknya.

Pemikiran itu semakin membuatnya bergetar, dan sesak secara brutal. Lord! Jika dulu dia benar-benar ingin menjadi wanita seperti itu, sekarang tak lagi dan sungguh dia menyesali lima tahun yang terbuang percuma untuk merubahnya menjadi buruk.

Ketika dulu dia menginginkan seseorang menyentuhnya untuk mengganti bekas Iqbal pada tubuhnya, sekarang dia sangat membenci kenyataan itu. Nyatanya, sebagaimanapun Iqbal menyakitinya dengan berciuman buas dengan mantan pacarnya, itu benar-benar tak mengubah fakta bahwa Vanessa masih tetap mencintainya. Menginginkan lelaki ini memilikinya seutuhnya, dan membiarkan rasa sakit itu pudar begitu saja.

Tuhan! Vanessa mengutuk malam dimana dia kehilangan kesadarannya. Dan jika malam ini adalah hari kedua untuk dia merasakan patah karena perpisahannya dengan Iqbal, maka dia akan runtuh bersama segala rasa sulit dan sakit yang telah dilaluinya lima tahun terakhir.

"Honey," panggilan Iqbal terdengar lembut dan mendesak.

Vanessa menggeleng, "tidak, ku mohon. Aku tidak tau mengapa jadi sesakit ini ketika membayangkan aku akan melalui hidupku lagi tanpamu," suaranya parau disertai isakan kecil.

"Vanessa, pandang aku," geram Iqbal frustasi, kedua tangannya semakin mempererat pelukannya dipinggang Vanessa. Namun kemudian salah satunya terulur untuk menangkup pipi Vanessa, mengusapnya dengan ibu jarinya kemudian mengangkat wajah Vanessa agar menatapnya.

Wajah cantik itu basah oleh air mata, bibirnya yang merah itu semakin merah dan lembab, hidungnya juga. Entah mengapa dalam keadaan apapun Vanessa selalu cantik dan menggemaskan dalam mata Iqbal, tapi sungguh, melihat mata indah itu berair membuatnya merasa gagal menjaga wanitanya.

"Do you want to hear a story?" Iqbal berujar lembut dan mengecup sudut wajah Vanessa.

Wanita itu mengerjapkan bulu mata lentiknya menawan dan menatap Iqbal tidak mengerti. Namun isakannya mereda.

"Hm, listen to my story Princess," Iqbal menariknya mendudukkan dirinya di tepi ranjang dengan Vanessa dipangkuannya.

"Bal ada apa,-"

"Sttt, just listen to me," Iqbal memotong perkataan Vanessa yang tengah bingung akan reaksi yang ditunjukkan Iqbal, namun tak urung membuatnya penasaran akan kisah apa yang diceritakan Iqbal.

After The Heartbreak (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang